_Accident!_√

1.8K 193 66
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Bagian 47 • Accident!
_________________________

Tepat di H-1 Nakyung mendapatkan pesan dari Renjun jika dirinya tidak perlu datang ke bandara untuk menjemput. Karena akan dijemput oleh kedua orang tua Renjun. Nakyung sih setuju saja, besok hari minggu enaknya buat tidur. Toh Renjun sekarang juga punya yang lain 'kan? Lalu keberadaan Nakyung sekarang mungkin hanya sekedar pajangan.

Tapi niatnya untuk tetap tinggal di rumah ia urungkan, mendapatkan pesan dari orang yang tidak dikenal yang memang selalu mengirim pesan akhir-akhir ini, termasuk tentang Renjun yang ternyata memiliki perempuan lain.

Orang itu memberikan saran pada Nakyung untuk tetap pergi ke bandara, mengawasi Renjun dari jauh. Awalnya malas, tapi dipikir-pikir ada benarnya juga. Dengan bermodal tudung dan kacamata, ia siap pergi ke bandara.

Sesampainya di bandara, Nakyung duduk di tempat yang strategis untuk jadi mata-mata. Dia bisa santai dulu karena jam pendaratan pesawat masih satu jam lagi. Iya ini Nakyung memang semangat sekali ingin menangkap basah kekasihnya.

Atensi Nakyung teralihkan ketika ada sepasang orang berbeda gender lewat di depan Nakyung yang lagi sibuk meng-scrolli akun bias kesayangan. Dari suara mereka itu familiar sekali di telinga Nakyung, jadi langsung saja Nakyung memberikan kamera pengintai kecil sekaligus perekam suara, bisa terbang, bentuknya seperti ladybugs tapi robot. Jangan tanya alat itu darimana ya soalnya Bang Taeyong tak ingin sombong, hehe.

"Lo gapapa nunggu lama?"

Kalimat tanya tersebut terdengar di-headset milik Nakyung, dia melihati duo orang berbeda gender itu dari jauh. Sayangnya membelakangi Nakyung, jadi tidak bisa melihat wajahnya, tapi namanya Nakyung pasti tahu, yang perempuan dari belakang, dia menyipitkan mata, ternyata Ningning. Dan yang lelaki itu, lagi-lagi Nakyung menyipitkan mata, Rengun? Tapi segera dirinya menggeleng ribut.

"Rengun, eh tapi Renjun bisa juga. Eh tap— halah tapi-tapi mulu," batin Nakyung jengah dan memilih melanjutkan mendengarkan percakapan orang yang diintai dari headset-nya.

"Eh, bukannya harusnya gua yang tanya gitu?" —Ningning.

"Hah gua? Ga papalah. Santuy aja." Rengun atau Renjunnya masih belum diketahui.

"Tunggu-tunggu dari bahasa ngomongnya sih udah jelas itu Rengun, ah iya ga bakal juga sih kalo Renjun. Secara kan dia lagi dalam penerbangan," batin Nakyung sambil mengangguk-angguk sendiri yang membuat orang lewat bingung sendiri, dikira aneh. Padahal mah itu ladybugs-nya dilengkapi kamera, ya tapi begitulah Nakyung baru ingat dan akhirnya mengeluarkan Ipadnya dari tas yang dibawa.

"Gua boleh bilang sesuatu ga sebelum gua pergi?" —Ningning.

Mereka sudah duduk di tempat yang tak jauh dari posisi Nakyung.

"Bilang apa?"

"Tapi lo harus janji jangan bilangin ke Nakyung." —Ningning.

"Lah gua ngapain dibawa-bawa? Ahh Rengun mungkin udah bilang tentang hubungan kita ke Ningning, huh kenapa juga harus diomongin." Nakyung malah menggerutu tak jelas. "Apa sih kayaknya serius banget."

Ningning terlihat sedang berpikir, dengan kepala tertunduk.

"Kalo bilang gua suka sama lo udah dari lama, lo bakal kaget gak?" —Ningning.

"Eh nyatanya lo udah bilang 'kan?" Rengun malah menganggap itu candaan semata.

"Ish itu beneran, gua suka sama lo, Huang Renjun."

Cupu [Huang Renjun]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang