CHAPTER 61 | Confession

13.6K 771 53
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Laura tersenyum kikuk, dia bingung. Apakah harus menceritakan apa yang dikatakan Kjell kepadanya kemarin pada Bryan atau tidak.

Meskipun Laura tidak ingin memikirkannya, tapi dia tidak bisa memaksa pikirannya yang lancang memikirkan setiap kata dari ucapan Kjell kemarin.

Laura juga tidak mungkin menceritakan ini kepada Alexander dan Isabelle, bahkan dia baru menyebutkan nama Brandon saja Alexander langsung tidak mau mendengarkannya.

"Hmm, kau tau kemarin Kjell Kattilakoski datang menemuiku" ucap Laura akhirnya.

Bryan menaikkan kedua alisnya kaget "Benarkah ? ada apa dia menemuimu ?"

Laura menggigit pipinya bagian dalam Nampak berpikir sejenak. " Dia hanya bertanya bagaimana keadaanku. Aku bilang aku baik baik saja, tapi dia tidak percaya"

Mendengar ucapan Laura, Bryan mengerutkan dahinya penasaran. "Hmph ? apa maksudmu dia tidak percaya ?"

"Ntah lah, dia mengatakan kalau aku hanya berpura pura baik baik saja. Dia mengatakan aku tidak akan mungkin bisa semudah itu melupakan pria itu. Bagaimanapun, memang benar. Apa yang terjadi diantara kami memang tidak bisa dilupakan. Terlepas itu adalah kejadian baik atau buruk."

Bryan mengangguk angguk kan kepalanya paham. Memang benar apa yang dikatakan Kjell, karena sejak awal mereka bertemu lagi Laura memang tidak pernah terlihat bahagia seperti yang sebenarnya bahagia.

"Lalu apalagi yang dikatakannya ? tidak mungkin dia menemuimu hanya untuk menanyakan keadaanmu kan ?" Tanya Bryan lagi.

Sambil menyantap makanannya, Laura menganggukkan kepalanya. Membenarkan perkataan Bryan barusan.

"Dia...dia.. bilang padaku, kalau pria itu.... Terlambat menyadari perasaannya padaku" ucapnya lirih.

Bryan membelalakkan matanya kembali, seakan tak percaya apa yang dikatakan oleh Laura barusan.

"Lalu, apa pendapatmu ?" tanya Bryan hati hati. Karena memang ini adalah hal yang sensitive. Salah bertanya, dia bisa merusak mood Laura siang ini.

Laura menggeleng pelan " entahlah, aku bilang padanya kalau aku sudah tidak peduli lagi dengan pria itu. Lagipula, aku tidak yakin apa yang dikatakan oleh Kjell itu benar atau tidak"

Bryan meletakkan kedua sendok dan garpu yang ada ditangannya, lalu focus menatap Laura.

"Hey, it's okay. Tidak ada orang lain didunia ini yang mengerti apa yang kau rasakan selain dirimu sendiri. Jika kau memang sudah tidak ingin mempedulikannya lagi, maka kau tidak perlu terus memikirkannya lagi" Bryan juga tidak yakin dengan apa yang dikatakannya barusan.

Dengan perasaan kesal, Laura menepuk punggung tangan Bryan yang ada diatas meja. "Kau ini! Dasar pria licik ! kau terus menerus menjadikanku bahan pembicaraan. Sekarang adalah giliranmu! Beritau aku, siapa gadis yang akan kau berikan cincin itu eh ?"

Dear Bastard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang