Laura tersentak dari tidurnya, matanya terbuka dan memperhatikan sekelilingnya. Dia berada dikamar, pikirnya.
Lalu dia mencoba duduk dan mengingat kembali bahwa tadi dia tertidur disofa ruang TV. Tapi mengapa sekarang dia berada dikamarnya ? Siapa yang mengangkatnya ? Apakah Brandon ?
Lalu matanya menatap jam dinding dikamarnya, pukul satu dini hari. Laura merasakan haus yang menderanya, dilihatnya gelas dinakasnya kosong. Kemudian dia segera beranjak menuju dapur dilantai bawah.
Langkahnya sempat terhenti saat melihat Brandon duduk memunggunginya di meja bar dapur. Laura melangkah dengan pelan namun pasti.
"Tidak bisa tidur, eh ?" Laura mengambil duduk tepat dihadapan Brandon dan menuangkan air kedalam gelasnya.
Terlihat Brandon sedang duduk dimeja barnya dengan memegang shot glass yang berisi vodka ditangan kanannya, sementara tangan kirinya menopang wajahnya.
Brandon lalu menghendikkan bahunya, dan menenggak shot glass nya " Seperti yang kau lihat" terdengar suara ringisan Brandon saat vodka menjalar ketenggorokannya.
"Ya, kau terlihat seperti seekor beruang yang sedang frustrasi" Goda Laura.
"Kau tau, sejak kecil aku ini anak yang cerdas, aku bahkan melompati dua tingkat kelas saat aku di sekolah dasar" Ujar Brandon, namun Laura hanya diam mendengarkan.
"Karena itu ayahku selalu mendidikku agar aku bisa diandalkan, entah itu untuk keluargaku ataupun untuk perusahaan...." Lalu dia kembali menenggak minumannya.
"Aku sudah menghadapi beribu permasalahan perusahaan, tapi sepertinya yang satu ini butuh perhatian ekstra dariku" Laura mengangkat sebelah alisnya, masih menunggu lanjutan kalimat Brandon.
"Alexander bajingan itu, berani beraninya dia ingin menyingkirkanku dari kontrak MET Gala, dia selalu saja menghalangiku dalam apa saja. Lihat saja bagaimana aku menghancurkannya nanti, dan kau pasti juga akan melihatnya Laura" Ucap Brandon dengan suara datar.
Sebenarnya Laura tidak begitu yakin dengan perkataan Brandon, apakah dia mengatakan hal yang sebenarnya atau dia hanya asal mengatakannya.
Lagi pula untuk apa dia membicarakan permasalahannya dengan Alexander kepadaku ? Aku bahkan tidak mengenalnya. Gerutu Laura dalam hatinya
Melihat Bandon yang sedikit kacau seperti ini, Laura tergerak untuk menghiburnya. Namun bagaimana cara menghibur pria dewasa seperti Brandon ?
Hening beberapa saat, lalu akhirnya Laura menarik Brandon keruang baca dimansionnya. Laura berjalan sambil menyeret Brandon yang berjalan dibelakangnya.
Saat masuk kedalam ruang baca, Laura menyuruh Brandon diam dan berdiri ditempatnya sementara dia memainkan music dari music player.
Brandon hanya diam memperhatikan tingkah Laura, apa yang sebenarnya ingin dilakukan wanita ini ?
Terdengar suara musik yang mengalun diruangan yang didominasi oleh kayu ini, Brandon meresapi musik yang mengalun itu. Sejenak dia tertegun, namun keheranan dengan musik yang dipilih oleh Laura. Apakah Laura tidak pernah tau lagu ini ?
Laura berjalan mendekati Brandon dan tersenyum sumringah, membuat Brandon seakan tersadar bahwa senyuman ini rasanya berbeda. Maksudnya berbeda untuk Brandon.
"Aku tidak tau cara menghiburmu, aku pikir kau butuh sedikit relaksasi. Dansa ?" Ucap Laura tersenyum lebar seraya mengulurkan tangannya kearah Brandon.
Brandon tersenyum lalu menyambut uluran tangan Laura. Tangannya melingkar dipinggang Laura, membuat Laura berdesir. Bahkan Laura bisa merasakan tiap hembusan nafas Brandon diwajahnya.
Disinilah mereka sekarang, didalam sebuah ruang baca dengan musik yang mengalun mengiringi setiap langkah gerakan mereka. Brandon menatap Laura yang sedang tersenyum padanya, seakan akan dengan senyumannya itu niat Brandon menjadi tergoyahkan.
Matanya menatap dalam mata hijau biru Laura, entah mengapa sekarang rasanya seperti melihat lautan yang tidak ada batasannya, begitu dalam dan menyesatkan.
"Apakah sekarang lebih baik ?" Tanya Laura polos.
"Hmm, sepertinya Iya" Brandon menjawab singkat, namun ternyata tidak hanya sampai disitu. "Apa kau tau kalau lagu ini adalah lagu yang biasa dimainkan saat pernikahan ?" Goda Brandon.
Laura terbelalak kaget, tidak menyangka lagu yang dipilihnya asal asalan ini ternyata adalah lagu pernikahan.
Saat Laura ingin melepaskan diri dari Brandon, pria itu menahannya "Jangan, biarkan seperti ini".
Jawaban itu membuat kembang api dikepala Laura meledak ledak, bagaikan tidak bisa ditahan lagi olehnya. Bolehka dia menginginkan Brandon sekarang ?
"Ah, aku sama sekali tidak mengetahui lagu ini" Laura tersipu malu. Wajahnya memerah, Brandon tau hal itu tapi dia pura pura tidak tau.
"Bagaimana menurutmu ? apakah kau mempercayai takdir ?" Tanya Brandon, kali ini suaranya terdengar serius.
Langkah mereka saling melengkapi satu sama lain, alunan musik makin menambah romansa yang terjadi diruangan itu sekarang.
Laura mengangkat sebelah alisnya, apakah ini Brandon yang bertanya ? mengapa dia tiba tiba menanyakan hal sentimental macam ini sekarang ?
"Ya, tentu saja aku percaya. Itu seperti aku yang sudah ditakdirkan bertemu dengan Felix" dan bertemu denganmu, ucapnya dalam hati.
"apakah bertemu denganku juga bagian dari takdir?"
Haaaaa, bagaimana Brandon tau apa yang dia pikirkan barusan ? kagetnya dalam hati.
"Bagaimana jika aku mengatakan Ya ?" Rasa penasaran Laura membuatnya ingin mendengar jawaban dari Brandon.
Namun bukannya menjawab, Brandon malah tersenyum menatapnya. Sedetik kemudian Brandon menangkup wajahnya dan mendaratkan sebuah ciuman dibibirnya.
Laura tidak tau apa yang harus dia lakukan, akhirnya dia malah terhanyut dalam ciuman Brandon. Laura melingkarkan kedua tangannya dipinggang Brandon. Menutup matanya dan menikmati setiap pergerakan dari bibir Brandon.
Oh tuhan, Laura tidak bisa menolaknya. Ciuman ini begitu menggoda akal sehatnya, seluruh tubuhnya menginginkan Brandon.
Ciuman Brandon terasa semakin dalam, seperti ada sebuah gairah yang mulai terbit disana. Namun detik kemudian Brandon melepaskan ciuman mereka.
Dada Laura terlihat naik turun menahan degupan jantungnya,wajahnya memerah dan matanya menatap dalam ke bola mata hitam milik Brandon.
Brandon yang tampak terengah mendekatkan dahinya ke dahi milik Laura, kedua ibu jarinya mengusap lembut ke dua pipi Laura.
"Bagaimana jika kita mencobanya ?" Tanya Brandon.
.............................................................................................................................................................
Hai, ditunggu vote dan commentnya yaa ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bastard (End)
RomanceSebagian Part di Private ya untuk nambah Followers. Laura Wright, seorang wanita berusia 24 tahun harus merelakan putra yang diasuhnya selama 4 tahun ini ketika seorang pria bernama Brandon Reid, ayah kandung putranya datang dan memenangkan hak asu...