CHAPTER 43 | Hollow

16.6K 896 21
                                    


"Apa kau bahagia sekarang ?"

Brandon membauka matanya, mengalihkan pandangannya pada sumber suara yang baru saja masuk kedalam ruangannya.

"Jika kau hanya ingin mengganggu perasaan bahagia ku, sebaiknya kau pergi saja" Brandon lalu menutup kembali matanya, menikmati rasa sakit yang menyerang karena luka ditangannya.

"ow, aku hanya ingin ikut merayakan perasaan bahagia temanku. Tapi sepertinya, tidak seperti perasaan bahagia yang semestinya"

Kjell Katilakoski, berjalan masuk dan mengambil duduk disamping Brandon. Matanya menatap prihatin kearah sahabatnya itu, apanya yang bahagia ? yang ada Brandon hanya terlihat seperti orang yang dicampakkan.

"Berikan kepadaku" Kjell memberikan isyarat agar Martin yang sedang memegang alat P3K itu memberikannya kepada Kjell.

Tanpa banyak bertanya, Kjell langsung memberikannya "Syukurlah kau datang Kjell, kalau tidak Bosku ini akan membiarkan darahnya tercecer sampai habis"

Brandon yang masih menutup matanya mendengus mendengar ucapan Martin "Aku mendengarnya Martin"

Martin hanya menutup rapat bibirnya dan segera berlalu keluar.

Kjell langsung menyambar tangan Brandon yang terluka dan segera membersihkannya. Brandon hanya diam membiarkan sahabatnya itu membersihkan luka ditangannya.

"apa yang kau pikirkan Brandon ?" Tanya Kjell.

"Diamlah Kjell, jangan mencampuri urusanku" Jawab Brandon datar. Brandon merasa Lelah, mengapa teman sialnya tidak mengerti situasi.

"Kau keterlaluan dude, jika kau pikir aku tidak tau kau menyeretnya keluar dari rumahmu, maka kau salah. Aku tau. Aku yakin kau sekarang merasakan perasaan yang mengganjal. Aku hanya tidak ingin kau menyesal nanti"

Kjell adalah sahabat Brandon, pria itu tentu saja tau apa yang selama ini dilakukan oleh Brandon. Meskipun mereka bersahabat, bukan berarti Kjell selalu mendukung tindakan Brandon. Kali ini adalah contohnya, Kjell hanya melihat saja apa yang akan dilakukan Brandon jika seandainya pria itu terkena akibat dari perbuatannya hari ini.

"Aku pikir kau temanku, kenapa kau terdengar seperti sedang menyumpahiku" Brandon meringis saat lukanya dibalut perban oleh Kjell. Aneh, seharusnya seorang wanita yang membersihkan lukanya.

"Laura tidak tau apa apa, kau jelas sadar akan hal itu. Tapi nafsu balas dendammu menutup mata hatimu Bran. Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan semoga dia tidak memberikan balasan yang menyakitkan kepadamu"

Kjell lalu berdiri dari duduknya, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.

"Ah, sepertinya pidatoku tidak akan berpengaruh apa apa untukmu. Jika kau mulai merasa bersalah, maka beritahu aku. Aku akan tertawa dihadapanmu, sayang"

Kjell lalu berlalu meninggalkan Brandon yang masih terkulai lemas pada sandaran sofa. Brandon sama sekali tidak berniat membalas ucapan Kjell.

Brandon sendirian diruangannya, "tidak akan terjadi apa apa" ucap Brandon pelan, dia mencoba mensugesti dirinya sendiri.

*

Alexander berjalan cepat masuk kedalam kediamannya berniat untuk langsung menemui Laura, namun langkahnya terhenti saat pintu kamar Laura terbuka dan Isabelle keluar dari sana.

"Christian bilang sejak dalam mobil dia sudah berhenti menangis, tapi sampai disini bahkan dia tidak mengucapkan sepatah katapun" Isabelle mendekat kearah Alexander.

Dear Bastard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang