CHAPTER 38 | Bastard

16.6K 702 3
                                    


"Miss Wright sedang berada dikantor Mc Dermott sekarang bos" Martin menyampaikan laporan yang diterimanya kepada Brandon.

"Kirimkan undangan itu kepada Alexander dan Istrinya" Pinta Brandon tanpa melihat lawan bicaranya. Pria itu kini berdiri didepan jendela kantornya, memegang vodka ditangannya sambil menatap pemandangan jantung kota London.

 Pria itu kini berdiri didepan jendela kantornya, memegang vodka ditangannya sambil menatap pemandangan jantung kota London

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah Bos, akan dilaksanakan" jawab Martin tanpa bertanya lagi. Bagaimanapun juga, Brandon pasti mempunyai alasan kenapa ia melakukannya. Dan Martin tau betul alasan itu.

"Foto yang kau minta sudah dikirimkan kepada media, aku yakin ini akan menjadi kontroversi yang sangat heboh bos. Mengingat kau tidak pernah sekalipun terlihat berhubungan dengan wanita" Lanjut Martin.

Brandon kemudian membalikkan tubuhnya dan kembali duduk dikursi kebesarannya "Ah, memang itu yang aku inginkan Martin. Aku ingin kau memastikan semuanya berjalan lancar sampai waktunya tiba"

"Oh, tentu Bos. Kau tidak perlu menghawatirkan itu. Jangan panggil aku Martin jika aku tidak bisa melakukannya" Martin menyombongkan dirinya, kemudian mendaratkan kembali tubuhnya keatas sofa empuk diruangan Brandon.

"Wow, sekarang kau sangat sombong ya, jika kau gagal melakukannya maka aku akan membuatmu hidup melarat dijalanan" Brandon meletakkan gelas vodkanya diatas meja lalu menatap sinis pada Marin.

"Ssshhh, kau ini mengerikan sekali jika sudah menyangkut ancam mengancam" Martin meringis mendengar ancaman Brandon. Meskipun Brandon tidak serratus persen bersungguh sungguh dengan ucapannya barusan.

"Tapi, tidak kah kau memikirkan Felix ? Maksudku, ini sedikit banyaknya pasti akan berdampak bagi Felix bos. Jika Laura tidak ada, dia pasti akan sangat sedih" Tiba tiba saja pemikiran itu muncul dibenak Martin.

Bagaimanapun dulu saat pertama kali Brandon membawa Felix tanpa Laura, bocah kecil itu menangis sepanjang hari begitu terus hingga Laura datang.

Brandon terdiam sejenak, sebelum menjawab pertanyaan Martin "Dia anak laki laki, dia harusnya bersama ayahnya. Dia tidak membutuhkan ibunya" Brandon diam dan menarik napasnya pelan.

"Lagi pula dia bukan ibunya" Martin dapat mendengar itu dengan jelas, meskipun suara Brandon terdengar dingin dan pelan.

"boleh kah aku bertanya satu hal ?" Martin memberanikan diri untuk bertanya, pertanyaan ini sebenarnya sudah sangat lama bercokol dipikirannya.

Brandon tidak menjawab, dia hanya menaikkan alisnya dan menatap Martin. Martin tidak peduli, rasa penasaran ini tidak bisa selamanya dia pendam.

"Mengapa kau membalaskannya kepada Laura ?" Ah, akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulut Martin.

"Karena tidak ada hal yang paling menyakitkan didunia ini jika melihat adiknya yang telah hilang selama dua puluh tahun harus tersakiti karena kesalahannya dimasa lalu. Dia pasti akan mengutuk dirinya sendiri, dan Isabelle akan merasa bersalah juga. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa" Brandon menyesap Vodkanya kembali.

Dear Bastard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang