Chapter 1 | Trouble Is Coming

33.4K 1.6K 20
                                    

                                                                               ( Laura Wright )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                                                               ( Laura Wright )


Seminggu Kemudian, London

Laura meringkuk menangis sesegukan sambil memeluk dan menciumi pakaian Felix didalam kamarnya. Betapa dia merindukan putranya, merindukan celotehannya, merindukan Felix yang selalu bertanya kepadanya, merindukan segalanya dari Felix. Seminggu sudah dia berpisah dari Felix, seminggu sudah dia bahkan tidak keluar dari rumahnya, hanya menangis dan menangis dalam kesendiriannya. Bahkan ketika temannya, mencoba menghubunginya tidak dihiraukan sama sekali.

tok tok tok

Terdengar ketukan pintu dari luar rumahnya. Awalnya Laura tidak menghiraukannya, akan tetapi ketukan itu tak berhenti membuat Laura beranjak dari tempat tidurnya dan ingin memaki orang yang telah berani mengganggunya.

Laura membuka pintunya dan bersiap ingin mengeluarkan segala caci makinya, namun saat kata katanya  telah siap meluncur akhirnya tertelan kembali kedalam tenggorokannya saat didepannya berdiri seorang pria dengan bermata hitam yang menatap tajam Laura, Pria yang telah membawa Felix, pria yang sangat tidak diharapkan kehadirannya kini ada didepannya.

Dia adalh Brandon Reid.Dia tidak hanya sendiri, tapi bersama Martin orang kepercayaannya serta  2 orang lain yang berpakaian serba hitam, yang tak lain adalah pengawalnya.

Dia tidak hanya sendiri, tapi bersama Martin orang kepercayaannya serta  2 orang lain yang berpakaian serba hitam, yang tak lain adalah pengawalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                                                              ( Brandon Reid)

Laura langsung menutup pintunya, namun tertahan saat ada sebuah tangan kokoh menahan pintunya. Dan langsung mendorong pintu itu kedalam, hingga Laura mundur beberapa langkah. Laura menatap pria didepannya dengan nanar, tangannya terkepal kuat disisi tubuhnya. Menahan luapan emosinya.

" Apa yang kau inginkan ?" bahkan menyebutkan namanyanya saja Laura tidak sudi. Meskipun dia adalah Ayah kandung Felix, tetapi tetap saja Laura belum bisa menghilangkan sakit hatinya berpisah dengan  Felix.

"Penyambutan yang sangat baik sekali Miss.Wright" Brandon terkekeh pelan sambil berjalan masuk dan mengambil duduk tanpa seizin Laura.

"Berhentilah bermain main, apa yang kau inginkan ?" Laura berdiri didepannya, dadanya naik turun menahan amarahnya.

Brandon duduk dengan tenang di sofa usang di Flat Laura, menyilangkan kakinya dan menatap sekeliling Flat yang terbilang sangat sederhana itu. Bahkan penampilannya yang sangat High Quality itu sangat kontras saat dia berada didalamnya. 

Tak terbayangkan Felix dibesarkan di tempat seperti ini, Pikirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terbayangkan Felix dibesarkan di tempat seperti ini, Pikirnya.

Sebenarnya flat ini bukanlah bangunan yang kumuh dan tak layak huni,hanya saja untuk dijadikan tempat tinggal rasanya tidak masuk dalam kriteria sekelas Brandon. Yep, tentu saja.

Brandon kini menatap wanita yang berdiri bersandar pada sanggahan pintu  dengan kedua tangan disilangkan didadanya. Wanita yang telah merawat Felix.

Awalnya Brandon sedikit terkejut saat melihat penampilan Laura dengan mata sembap dan rambut yang bahkan tak terisisir. Timbul sedikit rasa iba dihati Brandon.

Brandon berdehem pelan kemudian meletakkan satu tangannya pada sandaran sofa yang sebenarnya tak layak pakai bagi Brandon. Kedua pengawalnya berdiri disampingnya, seakan siap menerima segala perintah Brandon.

" Aku ingin membuat kesepakatan denganmu" akhirnya Brandon membuka suaranya. Laura yang mendengarnya mengerutkan keningnya dan menatap Brandon dengan tatapan 'apa maksudmu' tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

merasa tak ada jawaban dari lawan bicaranya, Brandon melanjutkan kembali bicaranya. " Kau bisa meninggalkan pekerjaanmu, yang aku rasa mungkin kau sudah dipecat itu. Dan menjadi pengasuh felix, tinggal dirumahku dan kau bisa setiap hari berjumpa dengannya dan kau akan tetap mendapatkan bayaranmu" ujar Brandon menatap lekat kearah Laura.

" Apa yang terjadi sebenarnya ? mengapa kau ingin aku menjadi pengasuhnya ?" ucap Laura datar. Tatapannya tak lepas dari Brandon

" Felix tak berhenti menangis sejak aku membawanya, dia selalu menanyakanmu dan bahkan tidak mau memakan makannya kecuali aku memaksanya. Aku tidak bisa melihatnya seperti itu" Brandon menghembuskan nafasnya berat, menunggu jawaban dari Laura.

"bagaimana kalau aku tidak mau ?" Laura menatap Brandon tajam. Menatap mata hitam itu dalam dalam.

Brandon yang mendengar jawaban Laura, tersenyum memiringkan bibirnya. Terkekeh pelan, kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Laura. "Kau tak perlu berpura pura didepanku. Aku tau kau menangis selama seminggu ini karena berpisah dari Felix. Aku hanya menawarkan ini sekali. Jika kau tidak mau, maka aku akan mengurus Felix dengan caraku."

Brandon mengeluarkan selembar kartu namanya dan meletakkannya diatas meja Laura, kemudian pergi melewati Laura begitu saja yang masih mematung. 

"Pikirkan itu sekali lagi  Miss Wright" Ujar Brandon sebelum keluar dari Flat Laura dengan tersenyum sini.

Dia pasti akan datang. pikir Brandon


.......................................................


Hai hope you enjoy it guys, please help me vote and comment.





Dear Bastard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang