Laura langsung menghampiri Brandon begitu dirinya terlepas saat bala bantuan yang dibawa Alexander berhasil melumpuhkan musuhnya.
"Brandon Please, jangan mati" Laura memeluk tubuh Brandon lalu mengusap wajahnya. "Brandon, please. Bukankah kau ingin memulai semuanya dari awal lagi ?"
Laura menangis melihat keadaan Brandon, bahkan hingga Brandon pergi dibawa oleh ambulance wanita itu masih tetap setia berada disamping Brandon.
Laura begitu takut dia tidak bisa melihat Brandon lagi. Tuhan maafkan Laura karena telah berusaha lari selama ini. Apapun akan Laura lakukan asalkan pria itu selamat.
6 Months Later...
Brandon termenung sambil memberikan makan pada reindeer dihadapannya. Sudah enam bulan Brandon berada di Finlandia, dirinya butuh waktu dan tempat untuk memulihkan keadaannya.
Setidaknya jika dia berada jauh dari London, dia tidak akan terlalu memikirkan Laura. Mereka memang membutuhkan waktu untuk meyakini perasaan masing masing.
Setelah tidak sadarkan diri selama tiga hari, Brandon meminta pada Ibunya dan Kjell untuk membawanya ke Finlandia tanpa memberitahu siapapun.
Meskipun akhirnya Laura tau kalau dia berada disini sekarang, tapi Brandon mengatakan pada Laura untuk mencarinya sebelum wanita itu yakin bisa menerimanya kembali dengan segala dosa dimasa lalunya.
Brandon bangkit dari lamunanya dan berjalan keluar dari kampung santa ini. Kali ini dia ingin memuaskan hasratnya berteriak dengan bermain snowboard.
Brandon mengendarai mobilnya selama tigapuluh menit menuju penginapan yang memiliki Lapland miliknya.
"Selamat datang Mr.Reid" Sapa salah satu pegawai disana. Mereka memang sudah tau Brandon siapa, langsung membiarkan bos mereka menuju ruangannya.
"Aku ingin bermain snowboard, tolong siapkan perlengkapanku" Ucapnya santai lalu berjalan meunuju ruangannya.
Tidak butuh waktu lama bagi Brandon untuk mendapatkan perlengkapan snowboard nya. Lalu disinilah dia sekarang. Dipuncak bukit tempat dulu dia bermain snowboard bersama Laura hingga mereka terpental jauh dari area Lapland.
Brandon tertawa sendiri mengingatnya, lalu dalam hitungan ketiga dia membiarkan dirinya meluncur diatara tumpukan salju dengan teriakan keras untuk meluapkan perasaanya.
Brandon melakukannya berulang ulang, hingga bahkan sekarang suaranyapun habis.dia merasa cukup puas saat ini karena bisa berteriak sepuasnya tanpa terlihat seperti orang gila. Karena orang orang akan berpikir dia berteriak karena baru pertama kali bermain snowboard.
Puas bermain dengan snowboardnya Brandon memutuskan untuk pulang kerumahnya. Dia sungguh Lelah hari ini karena sudah bermain seharian, sendirian.
"Mommy, sophie" Panggil Brandon yang baru sampai dirumah ibunya. Perutnya terasa sangat lapar, dan dia hanya ingin menyantap makanan buatan ibunya.
"Ada apa bocah nakal. Bisakah kau tidak berteriak saat memanggil ibumu ?" omel Dollores yang muncul dari dapur dan membawa makanan menuju meja makan.
Brandon yang sudah duduk dimeja makan menunggu dengan sabar ibunya menyiapkan makan malam mereka.
"aku lapar mom, apa kau tidak ingin memberikanku makan ?" rengek Brandon pada Dollores.
Hish, mendengar rengekan tua bangka seperti Brandon ini membuat telinga Sophie panas. "Kau ini tua bangka yang sangat manja. Lihatlah berapa umurmu sekarang" gerutu sophie pada kakaknya.
Brandon bangkit lalu memiting kepala Sophie dari belakang " Apa kau bilang ? aku tua bangka ? lihatlah kau yang tua bagka. Usiamu masih muda, tapi selalu berdandan tidak sesuai dengan usiamu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bastard (End)
RomansaSebagian Part di Private ya untuk nambah Followers. Laura Wright, seorang wanita berusia 24 tahun harus merelakan putra yang diasuhnya selama 4 tahun ini ketika seorang pria bernama Brandon Reid, ayah kandung putranya datang dan memenangkan hak asu...