CHAPTER 50 | Go to Hell !

17.2K 852 49
                                    


Brandon melepaskan dasi yang mencekik lehernya, lalu membuangnya sembarang dilantai kamarnya. Kemudian pria itu membuka laci paling atas disamping tempat tidurnya, matanya menatap nanar kertas kusut yang ada ditangannya.

Entah mengapa dia masih saja menyimpan semua barang barang yang berkaitan dengan Laura, mulai dari foto mereka saat di Finlandia bahkan hingga surat yang diberikan oleh Isabelle.

Brandon lagi lagi menghela napasnya kasar, membaca sekali lagi surat yang pernah diberikan Isabelle tiga tahun yang lalu.

Brandon ingin mengucapkan kata maaf, namun satu sisi sombong dalam dirinya menahannya untuk mengucapkannya.

"Apa yang kau pikirkan Brandon..." Brandon terkekeh pelan, namun terasa pahit saat dia tertawa.

Mengapa urusan dengan Laura serasa tidak pernah selesai, tidak seperti apa yang dibayangkannya saat merencanakan balas dendamnya.

Dia akan membuat Laura jatuh cinta padanya, menyakitinya dihadapan Alexander si Bastard, lalu meninggalkannya begitu saja, dan Brandon akan melanjutkan hidupnya seperti sedia kala.

Namun, kenyataan tidak seindah bayangannya, yang terjadi adalah dia memang membuat Laura jatuh cinta padanya, menyakitinya dihadapan Alexander, meninggalkannya begitu saja, namun dia tidak bisa lagi kembali pada kehidupan normalnya.

Laura tidak pernah pergi dari ingatannya, Brandon memiliki Felix yang memusuhinya meskipun bocah lelaki itu baru berusia tujuh tahun, Brandon kehilangan calon anaknya yang tidak pernah dia tau, dan kini Laura muncul kembali dalam hidupnya.

Brandon memijit pangkal hidungnya dan melemparkan tubuhnya diatas Kasur empuk miliknya, mungkin tidur bisa mengebalikan kewarasannya.

*

Laura tak hentinya mengulumkan senyuman diwajahnya, peluncuran brand miliknya sepertinya sukses menarik minat para pemburu berita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laura tak hentinya mengulumkan senyuman diwajahnya, peluncuran brand miliknya sepertinya sukses menarik minat para pemburu berita. Yah, mungkin karena nama besar Alexander Mc Dermott membuat mereka tertarik untuk meliputnya.

Tapi, Laura tidak mau ambil pusing dengan tanggapan orang mengenai dia berada dibawah bayang kakaknya. Yang Laura pikirkan sekarang adalah, saat hasil pemikirannya dapat dilihat oleh banyak orang.

"Lou, mengapa kau memilih B'Lou untuk nama brandmu ? apa makna dibaliknya ?" tanya seorang wartawan.

Laura tersenyum "Ah, tidak ada makna apa apa. B'Lou adalah Be Lou, menjadi Lou" Laura tertawa geli, merasa sedikit malu dengan idenya itu.

"Aku hanya ingin orang orang dapat memakai sesuatu yang bagus, tapi bisa dijangkau semua kalangan. Sesuatu yang bisa kau kenakan sehari hari, yang santai tapi terlihat cocok untuk acara formal ataupun santai. Yahhh, seperti pakaian ku sehari hari maksudku." Sambung Laura tertawa sedikit.

Laura sengaja memilih lokasi store pertamanya di Royal Exchange London, selain karena tempat itu amat bergengsi di negaranya, Royal Exchange juga sangat ramai didatangi orang orang. Meskipun Laura harus membayar mahal untuk itu, dia tidak begitu khawatir, karena dia yakin pemilihan lokasi ini sudah sangat tepat.

Dear Bastard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang