CHAPTER 13 | The Story of Beans

13.3K 738 6
                                    


                       (Meryl Streep as Dollores Reid, Ibunya Brandon)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                       (Meryl Streep as Dollores Reid, Ibunya Brandon)

...............................................

Ya, ada apa ?" Tanya Brandon kepada lawan bicaranya.

"Eww, kau terlalu to the point sekali sob" kekeh Kjell disana. 

Kemudian dia melanjutkan "Kau sungguh sungguh membawa Laura bertemu dengan ibumu ? Apa yang kau pikirkan Bran, apakah ini bagian dari rencanamu?" Tanya Kjell penasaran.

Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Brandon ? mengapa dia sampai membawa Laura bertemu dengan ibunya ? Bukankah ini sudah sangat jelas, bahwa seorang Brandon Reid tidak pernah membawa seorang wanita kehadapan ibunya ? Ya, kecuali satu orang. Dan dia tau betul itu siapa.

"Dan mengapa kau sangat perhatian padanya Kjell ?" Tanya Brandon tenang sambil menatap kosong hamparan salju didepannya.

"Apa kau cemburu padanya sayang ?" Kjell tergelak diseberang sana.

"Oh, Shit Kjell ! itu menjijikkan" Umpat Brandon.

"Ya, Baiklah sob. Aku hanya mengingatkanmu, Laura tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi padamu dan Alexander dimasa lalu. Jangan bermain dengan perasaannya Bran, atau kau sendiri akan terjebak didalam permainanmu" Suara Kjell terdengar serius sekarang.

Mendengar itu, Brandon menarik sudut bibirnya keatas. Matanya menatap tajam kehamparan salju "Kau tidak perlu menghawatirkan itu Kjell, aku tidak akan pernah terjebak pada permainanku sendiri, jika itu yang kau khawatirkan" Ucap Brandon tenang.

"Well, aku sudah mengingatkan mu Bran. Kau tau resikonya..." terdengar helaan napas Kjell. "..... dan Brandon, kuharap kau tidak lama disana karena aku sangat merindukanmu" Kjell tertawa terbahak bahak mengucapkannya.

" Pergilah keneraka Kjell !" Geram Brandon kemudian mematikan sambungan telponnya.

Brandon kemudian memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Terlihat asap keluar dari bibirnya saat dia menghembuskan napasnya.

Tenang saja Kjell, aku tidak akan pernah terjebak dalam permainan ini. Bisik Brandon dalam hati.

Brandon kemudian membalikkan badannya, melangkahkan kakinya masuk kedalam hingga dia berhenti tepat dimana terdengar suara tawa yang ramai. Sejak kapan rumah ini menjadi sangat ramai ?

Terlihat Dollores dan Sophie sedang tertawa didekat perapian. Siapa lagi kalau bukan Felix yang menjadi sumbernya. Celotehannya memang selalu sukses memancing tawa orang orang dewasa disekitarnya. Dengan giginya yang ompong dan pipinya yang merah dia menggoyangkan badannya kekanan dan kekiri menyanyikan lagu yang dibawakannya pada saat pementasan disekolahnya.

Sementara Laura yang duduk tak jauh dari sekitar Felix pun tertawa dengan lepas melihatnya. Well, lumayan mengejutkan melihatnya tertawa seperti itu. Bagaikan dunia ini juga ikut tertawa bersamanya. Hey, apa yang kau pikirkan Brandon ?

"Wow mom, aku tidak menyangka wanita tua sepertimu bisa tertawa sekeras itu" Sindir Brandon kepada Dollores saat dia bergabung dengan mereka diperapian.

Dollores membuka mulutnya lebar lebar, "Hey, apa maksudmu bean ? usiaku mungkin sudah tua, tapi melihat cucuku yang sangat menggemaskan ini tentu saja energy ku terasa full kembali" Protes Dollores.

"Bean?" Tanya Laura penasaran dan mengerutkan dahinya.

"Mom please...." Rengek Brandon pada ibunya. Dia mengerti kemana arah pembicaraan ini nantinya.

Dollores dan sophie menatap Brandon dengan tatapan mengejek, sementara Laura semakin menatap tidak mengerti pada ibu dan anak itu.

Tanpa berkata apa apa lagi, Sophie bangkit dari duduknya sambil tersenyum jahil dan Dollores tersenyum puas kearah Brandon. Dan Brandon ? dia hanya mampu memijat pangkal hidungnya dan menyandarkan tubuhnya disofa.

Sophie kemudian datang dengan membawa sebuah album foto usang. Laura bisa menebak itu pasti berisi foto foto memalukan Brandon saat dia kecil, bisa dilihat dari reaksi Brandon sekarang ini. Seakan akan aib masa lalunya siap menyerangnya sekarang ini.

Sophie kemudian mengambil duduk didekat Laura, Dollores mendekat kepada mereka sementara Felix yang melihat itu langsung menjatuhkan tubuhnya dipangkuan Laura mencari tau apa yang sedang dilakukan para orang tua itu.

Dollores kemudian membuka halaman pertama Album foto itu. Dollores dan Sophie tersenyum jahil sementara Brandon hanya pasrah ditempat dia duduk. Laura mengerutkan dahinya, memperhatikan foto itu beberapa detik kemudian dia menatap penuh arti kearah Dollores dan Sophie,

"Jangan katakan ini......." Laura menatap Brandon lalu menatap foto itu berulang kali hingga wajahnya memerah menahan sesuatu.

"Seperti yang kau bayangkan Laura" Jawab Sophie puas.

1...2...3....

"Hahahahhahaahaha"

Sontak Laura tertawa terbahak bahak hingga air matanya keluar.

Bagaimana tidak, didalam foto itu adalah foto seorang anak kecil gemuk yang diperkirakan berusia 2 tahun, wajahnya mirip sekali dengan Felix. Giginya ompong dan hanya memakai popok bayi berlarian di teras rumah karena dikejar anak ayam kecil. Wajah ketakutannya bukannya membuat orang kasihan melihatnya tapi malah ingin mentertawakannya.

Yap, anak difoto itu adalah Brandon Reid.

Dollores mulai menceritakan satu persatu tentang masa kecil Brandon, betapa menggemaskannya Brandon dulu. Mulai dari betapa manjanya Brandon dulu, bagaimana Brandon mengompol saat disekolah TK.

 Brandon yang selalu menyimpan giginya yang copot dibawah bantalnya karena berharap peri gigi akan mendatanginya, hingga Brandon yang tidak tidur dimalam natal dan menunggu santa datang didepan perapian.

Cerita itu mengalir begitu saja dari Dollores, terkadang sophie juga menimpali membuat Laura tertawa mendengar betapa lucunya Brandon dulu hingga betapa cerdasnya dia. Laura sekarang mengerti darimana kecerdasan Felix itu berasal. Betapa beruntungnya Felix memiliki ayah seperti Brandon, dan betapa beruntungnya Laura memiliki anak seperti Felix.

"Tertawalah sepuasmu Laura, aku penasaran apa kau pernah tertawa dulu?" Sindir Brandon sambil memutar bola matanya.

"Ya, tentu saja aku akan tertawa sepuasku Beans" ejek Laura yang disambut tawa sophie dan Dollores, sementara Felix hanya ikut ikut tertawa saja melihat Laura tertawa.

"Ah, tunggu Dollores, dan... mengapa kau memanggilnya Beans ?" Tanya Laura penasaran. Sementara didepannya Brandon hanya menatap malas kearah Laura.

"Ohh, tentu saja karena dia tidak bisa mengucapkan namanya sendiri dengan benar dulu, dia akan mengucapkan Namanya Benson" ejek sophie. Sepertinya dia sangat puas bisa mengumbar aib Brandon saat dia kecil. Dollores hanya mengangguk mengiyakan ucapan Sophie.

"Ah, Mr. Beans" Ejek Laura sambil menatap Brandon dan tersenyum licik.

...................

bagaimana part ini ? jika ada yang membaca berikan vote dan comment ya ^^

Dear Bastard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang