CHAPTER 60 | It's Too Late

13.9K 675 6
                                    


Kjell mengantongi foto yang dirobek Brandon kedalam saku jasnya, lalu pria itu membawa Brandon yang tengah mabuk dan tak sadarkan diri.

Sepanjang perjalan menuju rumahnya, Brandon tertidur dikursi belakang penumpang dan tak bersuara sama sekali.

Kjell mengeluarkan robekan foto Laura yang ada didalam saku jasnya dengan tangan kanannya, cukup lama dia memandangi foto itu kemudian menoleh kebelakang memastikan sahabat bajingannya itu masih tidur.

"Hmm, kenapa bisa dia mengalami hal seperti ini ?" tanya Kjell dalam hatinya.

Jika Kjell ingat ingat lagi, sudah tujuh tahun lebih Brandon tidak hidup dalam kedamaian. Empat tahun awal adalah saat Isabelle memilih Alexander daripada dirinya. Brandon tidak sedetikpun bisa mengikhlaskan Isabelle untuk Alexander dan memikirkan berbagai macam cara untuk menghancurkan Alexander.

Akhirnya Brandon berhasil menemukan caranya, namun bukannya berhasil dia malah terjebak dalam penderitaannya yang lain.

Kjell bisa membantu Brandon dalam hal apa saja, tapi jika ini adalah masalah perasaannya maka sebagai sahabat Kjell hanya bisa berdoa semoga tuhan berbaik hati pada Brandon dan mau mengambil sedikit rasa sakit dihatinya.

"Maria, bantu aku bajingan kecil ini kekamarnya" Kjell membopong tubuh Brandon yang tak sadarkan diri dan meminta bantuan Maria untuk membukakan pintu kamarnya.

Maria yang tadi agak terkejut melihat Brandon mabuk seperti ini akhirnya hanya bisa menuruti perintah Kjell.

"Ya ampun, mengapa dia mabuk seperti ini lagi ?" Decak Maria.

Kjell mengerutkan dahinya kalimat Maria barusan mengingatkannya akan kejadian dua bulan lalu, saat Brandon mabuk karena melihat Laura dan Bryan pergi ke Planetarium bersama Felix.

"Ck, bajingan ini ! apa dia akan terus menyangkalnya ?" maki Kjell pelan. "Ayo, biarkan saja dia tidur seperti itu" Kjell memberi isyarat agar Maria ikut keluar bersamanya.

"apa Felix sudah tertidur ?" Kjell melihat jam ditangannya sudah pukul Sembilan malam. Lalu hanya dijawab anggukan pelan dari Maria.

Begitu Kjell dan Maria keluar dari kamarnya, Brandon membuka kedua matanya.Mabuk bukan berarti dia akan terus tidak sadar selama berjam jam.

"Ck, bajingan ini ! apa dia akan terus menyangkalnya ?" pertanyaan Kjell tadi sebelum keluar juga sebenarnya menjadi pertanyaannya sendiri.

Apa benar Brandon hanya menyangkal perasaannya saja ? Tapi membayangkan Laura akan melanjutkan sisa hidupnya dengan Bryan sungguh membuat perasaan Brandon bergejolak luar biasa.

Bradon membayangkan Felix yang menginap ditempat Laura, lalu mereka dan Bryan akan sarapan bersama dan melakukan hal hal yang pernah mereka lakukan dulu sungguh amat sangat menyiksa Brandon yang masih berusaha mempertahankan akal sehatnya.

Brandon bergeser mendekati nakas disampingnya, lalu membuka lacinya. Lagi dan lagi, Brandon memandangi foto mereka di Finlandia.

Satu tetes airmatanya lolos, membayangkan wajahnya dalam foto mereka diganti dengan wajah Bryan.

Yap ! Brandon Reid, kau tidak bisa mengelak lagi.

Apa kau bahagia setelah mebalaskan dendammu ? Tidak !

Apa kau hidup tenang setelah Laura pergi ? Tidak !

Apa kau bisa membayangkan dia hidup dengan orang lain ? Tidak !

Apa selama tiga tahun ini kau pernah berhenti memikirkannya ? Tidak !

Apa kau bisa mencari wanita lain setelah Laura ? Tidak !

Dear Bastard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang