18. Dinner

257 32 0
                                    

Lucu!

(Saturnus IV)
__________

Jayus adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang digunakan untuk mengomentari lontaran yang dianggap tidak lucu.

Sebuah kalimat dengan makna menyedihkan itu, baru saja ia baca. Dengan mata yang masih tertuju pada layar ponselnya, Dione mengernyitkan dahinya.

Ini serius artinya beginian? Meski tak tersuarakan, kira-kira begitulah pertanyaan retoris dari pikirannya.

Dione kemudian beranjak dari duduknya. Ia hendak melangkah pergi dari perpustakaan, namun sebuh tangan menahan tangan kanannya. Dione berbalik, dan menemukan seorang gadis. Gadis itu tersenyum senang, sedang Dione melemparkan poker face, dalam hati sedikit terkejut.

"Dione?" Panggilan itu dibalas dengan helaan napas dari Dione, tak lupa tepisan kasar dari laki-laki itu.

"Ngapain lo di sini?"Dione menatap dingin. Tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya.

"Aku baru aja pindah ke sini," kata gadis itu seolah tak memperdulikan raut tak suka dari Dione.

Dione mendecih. "Lucu!" Pelan namun penuh penekanan, satu kata itu berhasil membuat dahi gadis itu membentuk gelombang kecil.

"Setelah apa yang lo lakuin, seengaknya lo punya rasa malu untuk ga muncul di depan mata gue lagi!" Dione mendengus geli, sedang gadis itu hanya bisa diam. "Jangan buat gue semakin benci sama lo." Setelah kalimat itu ia suarakan, Dione melangkah pergi meninggalkan gadis itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Di tempatnya berdiri, gadis itu tersenyum lirih. Benar kata Titan, laki-laki itu belum bisa berdamai dengan diri sendiri.

***

Bagai rutinitas sehari-hari, Dione dan Rhea mampir ke rumah bercat abu-abu dulu sebelum pulang ke rumah masing-masing. Dione duduk di kursi kayu kesukaannya dan Rhea duduk di atas meja di samping Dione, seperti biasa.

Ruangan itu dipenuhi cerita-cerita konyol dari Rhea. Biasanya, Rhea akan berceloteh panjang, dan Dione hanya menanggapi seadanya sambil sesekali tertawa kecil jika ada cerita yang lucu.

"Tau nggak, sih, Yon?" tanya Rhea saat Dione baru saja menguap untuk yang ke-dua kalinya.

"Nggak tau," sahut Dione dengan sorot tenangnya.

"Tadi di kelas gue ada anak baru, cantik banget." Ada binar yang Dione tangkap saat Rhea menceritakannya. "Namanya Phoebe, Phoebe Antariksa," sambung Rhea, yang berhasil membuat raut Dione seketika berubah sedikit tegang.

"Lo temenan sama dia?" tanya Dione yang lebih terdengar seperti seseorang yang sedang memastikan sesuatu.

"Iya, abis dia baik banget, mau duduk di samping gue. Dia juga ngasih gue cokelat tadi. Nanti gue kenalin sama lo ya?"

Dione menggeleng tegas dan itu membuat Rhea bingung. "Nggak usah temenan sama dia," kata Dione ambigu.

"Apaan sih, Yon? Salah ya gue temenan sama dia? Lagian lo aneh, emang lo kenal sama dia?" Jujur, Rhea jadi bingung dan sedikit tak suka dengan sikap Dione yang seperti ini.

"Nggak," jawab Dione, berhasil membuat Rhea melayangkan pukulan di lengan cowok itu. "Heh! Dasar ya lo tuh! Yaudahlah, nanti gue kenalin ya?"

"Nggak."

"Kenapa?"

Dione mengidikkan bahu. "Gue nggak temenan sama manusia." Lagi! Dione lagi-lagi membicarakan hal itu, padahal Rhea sudah bosan sekali dengan kalimat itu.

SATURNUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang