"Welcome to De Jure Coffee, oh.. hai gorgeous seperti biasa kan? caramel macchiato extra shot"
"Dan satu iced latte untuk ku"
"Copy that, silahkan ditunggu"
Sanan menepuk keningnya, ia lupa harus menelepon pelanggan bosnya yang akan mengatur ulang jadwal pengerjaan tattoo.
"Krist Oppa, nanti aku ambil pesanan ku, aku ada urusan sebentar di kantor" Sanan hanya melambaikan tangan pada Krist.
Melihat si wanita mungil yang selalu saja sibuk wara wiri, Krist berpikir Sanan seperti tak pernah kehabisan energi, selalu ceria, padahal sebagai pegawai front office tempat tattoo yang banyak menghadapi pelanggan dengan berbagai macam karakter, kebanyakan wanita pasti cepat lelah. Krist mengenal Sanan karena wanita itu sering memesan coffee untuk beberapa karyawan dan terkadang untuk dirinya sendiri.
Sudah beberapa menit berlalu tetapi Sanan belum juga mengambil kopinya, kalau ditunggu lagi akan membuat rasa kopi kurang menyenangkan karena sudah banyak tercampur air dari es batu. Krist memutuskan untuk mengantar sendiri pesanan gadis itu, toh tempat kerjanya hanya di sebelah caffe ini.
Krist masuk ke tempat kerja Sanan dan melihat gadis itu sedang menelepon, saat Krist mendekat Sanan selesai dengan panggilannya.
"Kopi mu" Krist menyerahkan 2 gelas kopi pesanan Sanan.
"Maaf ya oppa, aku baru saja akan menjemput mereka" Sanan mengangkat kedua gelas kopi dan memamerkannya pada Kit.
"Apa masih ada tamu untuk ku?"
Kedua orang yang sedang mengobrol sontak menoleh bersamaan ketika suara bariton menginterupsi mereka.
"Tak ada Phi, setelah ini kau kosong, ah ini kopi mu" Sanan memberikan segelas caramel machiato yang belum lama ia pesan dari coffee shop sebelah tempat kerjanya.
"Thanks" Singto mengangkat gelasnya untuk berterima kasih pada Sanan.
Sementara Krist hanya memperhatikan interaksi antara Sanan dan pria itu, ia baru pertama kali melihat pria itu mungkin saja tattoo artist baru Jinx.
"Dia siapa karyawan baru ya? aku belum pernah melihatnya" Tanya Krist.
"Dia itu Phi Singto, yang punya tempat ini"
Ahh... ya Krist ingat, Phi Tay salah satu tattoo artist disini pernah menceritakan jika tempat tattoo ini dimiliki seseorang bernama Singto, tetapi bukankah ia di Jerman untuk memegang Jinx kantor pusat.
"Bukankah ia di Jerman?"
"Dia kembali 2 minggu lalu, dan sepertinya akan menetap di Bangkok"
Krist hanya menganguk, sejak tadi ia memperhatikan sesuatu yang menurutnya unik. Biasanya pria berpenampilan seperti Singto adalah pencinta kopi well mungkin espresso atau americano, jenis kopi yang lebih keras.
"Oppa" Sanan menjentian jarinya di depan muka Kit.
"Ah... iya, aku sudah selesai mengantar kopi untuk pelanggan setia ku, aku pergi dulu ya gorgeous" Krist melambaikan tangannya pada Sanan, ia harus segera menemui Phi Lee untuk meminta bantuannya.
Holaaa.... jadi cerita ini akan mengudara mungkin setelah I'm Not Gay Just YouSexual selesai, seperti biasa kalau cerita yang satu udah selesai gue bakal bikin cerita pendamping.
Masih tentang dua racun tentu saja.
Masukin ini di library kalian gaesss, mungkin juga akan update berbarengan dengan lapak sebelah (Tentu saja kalau gue khilaf) Muehehehehe....;)
Selamat menikmati karya baru gue.. Okuurrr!
*Semesta Untuk Peraya*
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanfictionJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...