"Ku lihat cafe mu masih menyala, karena itu aku menghampiri mu Krist" Tay berjalan masuk ke dalam Cafe dan melihat Krist sedang mengutak atik mesin kopi.
"Oh.. Hai Phi Tay, kau belum pulang?"
"Baru akan, mesin baru ya?" Tanya Tay pada Krist yang masih sibuk mencoba mesin di depannya.
"Yup... Nouva Simonelli Aurelia Semi-Auto Espresso Machine, mainan baru ku yang diimport langsung dari Italia"
"Wahhh... Kau ternyata serius ya mendalami profesi barista"
"Bukan hanya barista tetapi penikmat kopi, apa jenis kopi yang Phi sukai?"
"Cappuccino"
"Sosok orang yang terbuka, optimis, santai dalam menangani masalah dan lebih menjaga kesehatan mereka"
"Maksudnya?"
"Hanya menilai kepribadian mu berdasarkan kopi yang kau sukai Phi"
"Kepribadian bisa juga ya dinilai dari kopi yang kau sukai, hebat sekali. Kalau Sanan bagaimana kepribadiannya?"
Krist melihat Tay dengan antusias, kenapa tiba-tiba pria ini menanyakan kepribadian Sanan.
"Kau... Sudah mulai menaruh hati pada Nong ya?" Goda Krist.
"Tidak.. Aku hanya kadang bingung menangani masalah emosinya"
"Kenapa harus kau yang menangani?"
"Karena wanita berisik itu teman satu kantor ku yang terkadang sikapnya sangat menggangggu"
Krist tertawa, tingkah mu menunjukan hal yang berbeda Phi Tay.
"Sanan ya..." Krist berpikir sejenak untuk membuat Tay penasaran dari cara Tay memperhatikannya saat ini "Ia suka sekali latte, Sanan adalah tipe wanita yang memiliki simpati dan empati yang tinggi"
"Krist, aku ingin bertanya pada mu"
"Tentang apa Phi?"
"Kau dan Singto apa yang sedang kalian lakukan?"
Krist bingung dengan pertanyaan Tay, memangnya mereka melakukan apa?
"Harusnya kau bertanya pada bos mu apa yang ingin dia lakukan pada ku"
Tay menghela nafasnya "Itu juga yang membingungkan aku Krist, Jika... Jika... Dia menyukai mu bagaimana?"
"Hahaha.... Phi sedari awal dia hanya suka menjahili ku, pikiran mu berlebihan"
Tay tidak yakin Singto seperti itu, ia sangat mengenal pria berengsek bernama Singto Prachaya. Menjahili seseorang bukan sifatnya, ia bahkan lebih sering terlihat arogan dengan orang yang tak di kenal.
"Phi..." Krist menjentikan jari di depan wajah Tay yang sedang melamun.
"Kau ingin kopi?"
"No thanks, aku malam ini ingin tidur dengan nyenyak"
"Ya sudah jika seperti itu, aku akan menutup cafe ku saja"
"Biar ku bantu"
"Aku hanya akan menutup pintu dan menguncinya saja Phi bukan pekerjaan berat"
Tay tersenyum "Ya sudah ayok kita keluar" Ajak Tay pada Krist.
Mereka berjalan beriringan menuju luar Cafe sembari mengobrol hangat, membahas tingkah konyol Sanan selama mereka saling mengenal. Saat Krist membuka pintu cafe ia melihat Singto sudah berdiri disana menatap Tay dan Krist tak biasa.
"Kau sedang apa berdiri di luar cafe? tempat ini sudah tutup, kau beli saja kopi di tempat lain" Tay berucap sekenanya saja.
"Aku tak ingin membeli kopi aku justru ada urusan dengan si pembuat kopi"
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanfictionJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...