Sanan sejak tadi mengintip keluar studio dengan rasa ingin tahu yang tinggi, sudah lama rasanya tidak melihat Lee Thanat mengunjungi oppanya dan pria itu kini sedang duduk berhadapan dengan Krist, dilihat dari raut wajah mereka yang dingin sepertinya memang ada masalah berat. Sanan jadi ingat kejadian waktu Krist tiba-tiba berubah aneh dan mengaitkan masalah itu dengan kondisi saat sekarang.
"Apa karena Phi Lee ya? Mereka benar-benar dingin, tidak seperti biasanya" Sanan terus saja bermonolog sembari memikirkan kemungkinan yang terjadi dengan Krist belakangan ini.
"Kau mengintip siapa?"
"Shiaaa... Phi Tay"
"Language" Tegur Tay pada Sanan.
Sanan hanya tersenyum memberikan tanda perdamaian, siapa suruh pria itu muncul secara tiba-tiba.
"Salah mu sendiri kenapa muncul tiba-tiba tanpa ada asap dulu"
"Kau pikir aku jin Aladdin" Tay mengacak rambut Sanan seperti biasa, dan wanita itu sudah memasang tampang kesal karena hanya Krist yang boleh mengack rambutnya, peraturan aneh.
"Di luar ada apa sih?" Tay melihat ke arah luar pintu tetapi tidak menemukan hal aneh.
"Krist Oppa dan Phi Lee"
"Ohh..."
"Hanya Oh?"
"Krist dan Lee kan? bukan Krist dan Iron Man?"
Sanan mengangguk.
"Lantas apa istimewanya, mereka sering terlihat bersama"
"Dasar tidak peka, kau perhatikan tidak sih kalau Phi Lee sudah lama tak mengunjungi Krist Oppa? Jangan-jangan mereka ada masalah besar, kau ingat saat Krist Oppa dipapah ke ruangan boss dengan kondisi menyedihkan? Aku rasa itu ada hubungannya dengan Phi Lee"
"Kau admin yang merangkap jadi NCIS agent? Analisa mu detail sekali"
Sanan menepuk keningnya, percuma saja berbicara dengan pria dengan tingkat kepekaan tiarap, ia tak akan mendapat solusi apapun.
"Intinya aku yakin kalau mereka memang terlibat masalah serius, silahkan saja kau lihat bagaimana cara mereka saling memandang"
"Aku tak suka mengurusi masalah orang lain Nong"
"Kau tidak asik, apa aku harus mengadu pada Phi Bos ya?" Sanan mencoba opsi lain.
"Sejak kapan kau berteman akrab dengan Singto untuk urusan Krist?"
"Kau benar juga Phi, kami kan rival semenjak level menyebalkan pria itu bertambah saat ia memutuskan mengejar Oppa ku"
"Harus konsisten dong, masa berteman dengan rival sendiri" Tay memberikan saran sembari menahan tawa dan memutuskan untuk kembali ke studio saja, ia pusing melihat Sanan dan sifat ingin tahunya yang luar biasa.
***
Lee meneliti penampilan Krist "Ku lihat kau baik-baik saja meski tanpa aku" Pria di depannya terlihat seperti tak ada masalah saat dirinya tak lagi mengurusi Krist.
"Aku berusaha baik-baik saja Phi karena De Jure dan semua yang bekerja di sini masih tanggung jawab ku"
Lee mengangguk, semenjak ada De Jure sebenarnya hidup Krist semakin teratur, ia benar-benar membuktikan bahwa profesi yang ia pilih memang sesuai dengan keahlian dan minatnya.
"Kau makan dengan baik?"
Krist mengangguk.
"Tidur cukup?"
"Hanya jika ada pekerjaan mendesak aku mengurangi jam tidur ku, selebihnya semua normal"
"Apa.." Lee menjeda ucapannya "Kau masih menginjakkan kaki mu di tempat laknat itu dan bertemu dengan teman-teman lama mu lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanficJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...