Sudah 2 gelas wine ia minum malam ini untuk
membunuh kebosanan. Pesta meriah, musik yang mengalun syahdu, pencahayaan nan romantis nyatanya tak mampu membuat mood seorang Singto Prachaya membaik sejak serangkaian acara pernikahan milik dua orang yang dianggap kakak oleh prianya di laksanakan, bertepatan dengan tenggelamnya matahari di waktu senja saat langit merubah warnanya dan terlihat begitu indah.Singto mungkin satu-satunya tamu yang kehilangan selera menikmati pesta nan megah diatas sebuah tebing yang menghadap langsung ke laut lepas, bukan karena ia tak suka konsep pesta ini, bukan juga karena dia benci keramaian.. Sungguh ini adalah pesta pernikahan paling spektakuler yang pernah ia datangi selama ini. Yang menjadi penyebab utama kebosananya karena sejak pesta ini dimulai, si tukang kopi kesayangan begitu sibuk dengan banyak hal dan mengabaikan Singto begitu saja.
"Ini adalah pesta pernikahan dua orang penting dalam hidup kekasih mu, biarkan dia memberi dedikasinya semaksimal mungkin. Karena setelah pesta ini Phi Lee dan Bella memiliki kehidupan sendiri dan itu saatnya kau menggantikan mereka untuk menjaga Krist"
Newie mendudukan tubuhnya di samping Singto, ia kasihan melihat pria itu hampir mati karena bosan, sebenarnya Newie ingin menemani tetapi Tay Tawan dengan balutan black suit membuatnya terus menempeli pria itu, ditambah semua makanan di pesta ini
begitu menggungah selera membuatnya tidak tahan jika hanya berdiam diri."Ini makanlah" Tay datang membawakan beberapa snack untuk Singto karena sejak pesta dimulai pria itu tak memakan apapun selain meneguk beberapa gelas wine.
"Kau tidak membawakan apapun untuk ku My T?" Goda Newie.
Kening Tay berkerut dalam, apa pria ini tidak salah, yang Tay tahu selama pria ini menempel terus padanya tak pernah sekalipun Tay melihat pria ini tak mengunyah apapun. Tay bahkan sempat sesak saat melihat Newie memasukan sepotong cake ukuran cukup besar langsung ke dalam mulutnya.
"Phi Tay.. Bawakan aku Krist Yummy Perawat saja" Singto menarik-narik ujung jas Tay sembari merengek.
"Sing.. Jangan bersikap menjijikan seperti itu please"
"Phi Tay..." Mata Singto berkedip lucu, tetapi bagi Tay itu hanya memberi efek ingin muntah sekarang juga.
"Makanlah, kau bisa sakit nanti"
"Aku tidak ingin memakan itu, aku ingin memakan si tukang kopi"
Pukulan cukup keras mendarat mulus di kepala Singto, Tay yakin mereka memang sudah saling memakan satu sama lain tetapi For Lord Sake rasanya tak perlu diumbar saat mereka sedang berada di keramaian seperti sekarang.
"Makan" Tegas Tay
Singto masih menggeleng..
Newie yang geram pada akhirnya harus turun tangan juga, dua pria kekanakan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Newie mendekati Singto dan membisikan sesuatu ke telinga pria itu sembari menunjuk ke arah pelaminan.
Dari jarak yang tidak terlalu jauh di tempat mereka duduk, tampak Krist menatap tajam ke arah Singto, pria itu memberikan sebuah gerakan seperti ingin menebas lehernya. Singto
yang melihat itu terkejut dan dengan cepat mengambil piring yang dibawakan oleh Tay setelah itu memakannya dengan cepat."Dasar pengadu" Gerutu Singto dengan mulut penuh dengan potongan buah.
Newie hanya mengangkat bahu tak acuh, begitu mudahnya mengendalikan pria yang sedang jatuh cinta sampai bodoh ini, Saat Singto dan Tay berdebat tadi Newie mengirim pesan pada Krist, memberitahu pria itu jika kekasihnya tak ingin memakan apapun dan benar saja hanya dengan sekali peringatan, Singto langsung menurut tanpa mengeluarkan bantahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanfictionJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...