Krist belum bisa menemukan rasa yang pas untuk kreasi barunya, ia sedang mencoba peruntungan menciptakan green tea latte yang enak untuk ia hadirkan sebagai menu baru di cafenya. Sejak awal De Jure resmi dibuka belum pernah ada satupun minuman disana yang tidak mengandung kopi. Kali ini ia ingin mencoba hal baru agar pelanggannya semakin bertambah bahkan untuk pelanggan yang intoleran terhadap kafein.
"Belum pas juga Phi rasanya?"
"Hhhhhh...." Krist sungguh frustasi dengan indera pengecapnya yang tidak mampu memberikan respon baik "Aku sudah mencoba berkali-kali dan hasilnya masih tidak sesuai"
"Biar aku coba Phi" Jun meminum percobaan terakhir yang bosnya buat "Ini enak Phi"
"Aku belum merasakan kenikmatan dari minuman itu Jun"
"Masalahnya bukan pada lidah mu tapi pada selera mu Phi, kau itu bukan penikmat green tea jadi akan selalu ada cela"
Krist tampak berpikir, seingatnya ia memang tidak pernah memiliki selera selain kopi, ia bahkan harus meminta pendapat pada temannya tentang chocolate ice yang pernah ia buat.
Ia mendapatkan ide untuk masalahnya, Krist menyiapkan 2 gelas green tea latte untuk ia bawa pada tetangga sebelah cafenya. Biasanya wanita sangat suka minuman seperti ini karena itu ia akan membawakannya untuk Sanan dan Aim.
"Kau jaga cafe sebentar, aku akan pergi ke sebelah" Titah Krist pada Jun.
Krist keluar dari cafenya menuju studio untuk memberikan tester pada Sanan. Sepertinya studio sedang ramai karena Sanan dan Aim terlihat sibuk mencatat sesuatu.
"Hai girls"
"Oppaaaa...." Sanan keluar dari meja resepsionis dan langsung menerjang Krist dengan sebuah pelukan, untung saja mereka tidak terjatuh.
"Be careful Nong"
"I miss you" Pelukan Sanan semakin erat pada pinggang Krist.
Krist hanya tersenyum melihat tingkah wanita kecil kesayangannya "Ini untuk mu Nong Aim"
"Awww... Terima kasih Phi" Aim dengan senang hati menerima minuman pemberian Krist, cuaca Bangkok sedang sangat panas dan minuman dingin saat ini cocok untuk membasahi tenggorokannya.
"Dan ini untuk Sanan Suay" Krist memberikan minuman pada Sanan dengan posisi tubuhnya yang masih dipeluk erat.
"Oppa selalu tahu apa yang aku butuhkan" Sanan dengan semangat meminum green tea dari Krist.
"Hmmm... Ini enak"
"Benar-benar enak?" Tanya Krist memastikan.
"Ini enak Oppa"
"Bagaimana menurutmu Nong Aim?"
"Ini luar biasa Phi"
"Bukan karena gratis kan?" Canda Krist pada kedua wanita itu.
"Jika minuman ini kau jual di cafe mu, aku akan beli"
"Jadi, apa menurut kalian ini layak untuk ku jual?"
Sanan dan Aim mengangguk antusias, tentu saja layak. Rasanya sangat enak, perpaduan susu dan green tea yang sangat pas.
"Terima kasih Nong Nong, aku percaya diri sekali untuk menjual minuman itu di cafe ku"
"Oppa memang brilliant, jadi kekasih ku saja bagaimana?"
Krist mengacak rambut Sanan gemas, wanita ini Ya Lord... Terkadang menghadapi Sanan sampai habis kata-kata.
"Oppa, satu minggu ini kau kemana tidak muncul di cafe?"
"Aku berlibur Nong dan menyelesaikan sesuatu"
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanfictionJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...