Lee

2.4K 390 52
                                    

Sanan merasa dirinya diikuti sejak keluar dari kawasan studio tetapi dia berpura-pura tak acuh dengan suasana mencekam malam ini, semua salahnya juga kenapa dia menolak Tay mengantarkan dirinya pulang karena gengsi dan rasa kesal yang masih ada untuk pria pengganggu itu.

"Apa aku harus menghubungi Phi Tay ya?" Ia bermonolog sembari terus melangkahkan kakinya.

Jalanan cukup sepi malam ini, tentu saja karena sudah menunjukan pukul 11, ia sedang mencoba memesan taksi tetapi entahlah malam ini rasanya sulit sekali. Mobil yang sejak tadi terasa mengikutinya membunyikan klakson beberapa kali dan itu sempat membuatnya terkejut, pada akhirnya Sanan tidak tahan dengan situasi ini. Ia membulatkan tekad untuk menghadapi orang yang sedari tadi mengganggunya meski lututnya mulai terasa lemas.

"Kau pasti bisa Sanan, jika orang itu macam-macam kau hanya perlu teriak" Ia menyemangati dirinya.

Sanan berbalik dan menghampiri mobil di belakangnya, dengan raut wajah tidak ramah ia menggedor kaca mobil untuk menyuruh siapapun orang di dalamnya turun. Perlahan kaca mobil yang ia gedor terbuka dan menampakan seseorang yang sangat familiar untuknya.

"Hhhhh... Phi Lee, Kenapa kau mengikuti ku seperti penjahat"

"Masuklah Nong"

"Auhh... Untuk apa? aku ingin pulang"

Lee menghembuskan nafasnya berat "Masuklah, ada yang ingin ku bicarakan dengan mu sembari ku antar kau pulang"

Sanan menimbang-nimbang permintaan Lee, ia tidak ingin begitu saja menerimanya. Siapa yang tahu pria ini akan berbuat jahat atau tidak.

"Aku tak akan melakukan kejahatan pada mu, lagian ini sudah hampir tengah malam akan berbahaya untuk mu Nong"

Sanan tersentak, pria ini bagaimana bisa membaca isi pikirannya.

"Cepat masuk, memangnya kau tak merasa dingin"

"Pemaksa seperti biasanya" Ucap Sanan sembari masuk ke dalam mobil Lee.

Mobil Lee berjalan menyusuri pusat kota, sudah beberapa menit setelah mereka berada dalam satu mobil tetapi masih belum ada pembicaraan apapun. Sanan mulai tak sabar karena pria yang di sebelahnya tak juga membuka suara.

"Sebenarnya kau menguntit ku hanya untuk saling diam seperti ini?"

"Menguntit?"

"Mobil mu berjalan di belakang ku sedari aku keluar kawasan studio apa sebutannya kalau bukan stalker?"

"Aku belum menyapa mu karena sedang berpikir haruskah aku menanyakan masalah ku pada mu"

"Masalah apa?"

Lee agaknya ragu menanyakan ganjalan dihatinya, tetapi untuk saat ini ia tak punya opsi lain.

"Soal Krist Oppa benar?"

"Kau tahu masalah kami?"

"Tidak, tetapi aku yakin kalian sedang tidak baik"

"Kau benar Nong, hubungan kami sedang tidak baik saat ini"

"Itu salah mu sendiri Phi"

"Aku?"

"Iya, kau terlalu posessif pada Krist Oppa"

"Apa Krist bilang seperti itu padamu?"

"Tidak, Krist Oppa terlalu menyimpan rapat masalah hidupnya. Tak perlu banyak cerita darinya karena semua orang bisa melihat dan menilai bagaimana cara kau memperlakukan Oppa dan bagaimana ia sangat tunduk padamu"

"Tunduk?"

"Phi Lee, aku tak tahu apa yang terjadi dengan kalian berdua sampai harus menjalani hubungan seperti ini, tetapi setiap orang punya kehendak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri-sendiri dan sedekat apapun kau dengan dia, rasanya tetap tak pantas jika kau mengintervensi seluruh kehidupannya"

To Your TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang