Lee berkali-kali mengetuk pintu rumah Krist, entah pria yang ia cari ada di dalam atau tidak. Sudah habis kesabarannya menunggu Krist menghubungi ponselnya, sudah 2 hari Krist menghindar darinya tak menjawab semua telepon dan pesan yang Lee kirimkan. Saat pintu terbuka hati Lee sedikit lega.
"Thank God" Lee memeluk Krist erat, rasa paniknya menguap setelah melihat pria yang ia cari berada dirumahnya.
Krist yang masih setengah sadar karena baru saja terbangun hanya mematung ketika seseorang memeluknya terlalu erat.
"Phi.. Aku tidak bisa bernafas"
Lee melepaskan pelukannya pada Krist, meneliti setiap tubuh Krist "Kau tak apa? Kau baik- baik saja?"
"Phi.. Phi..." Krist menepuk pipibLee untuk menyadarkan pria itu "Aku tak apa, kondisi ku sangat baik"
Lee memeluk lagi Krist dan bernafas lega, anak ini memang selalu bisa membuatnya panik.
"Phi lepas dulu, kita masuk saja tak enak jika ada orang yang melihat kita seperti ini"
"Itu salah mu, bisa-bisanya kau mengabaikan ku selama 2 hari, kau membuat ku takut"
Mereka masuk ke dalam rumah Krist "Kau ingin kopi?"
"Dan makanan, karena aku belum memakan apapun sejak semalam"
"Kebiasaan buruk mu Phi"
"Itu salah mu, kau tak pernah datang jadi aku lupa makan malam karena terlalu sibuk memeriksa dokumen"
Lee menduduki kursi di ruang makan, sementara Krist menyiapkan kopi dan beberapa roti, ia belum belanja untuk keperluannya bulan ini, biasanya Lee yang menemani tetapi belakangan hubungan mereka memang tidak terlalu baik.
"Aku baik-baik saja Phi sungguh"
Sejak tadi Lee memperhatikan Krist dengan intens memastikan bahwa pria itu tidak berbohong.
Krist membawa 2 cangkir kopi dan roti lapis untuk sarapan mereka, Mata Lee tak pernah lepas memandangi Krist, ia merasa seperti ada yang Krist tutupi.
"Kau kemana 2 hari kemarin?"
"Cafe dan rumah hanya itu tempat yang selalu ku datangi"
"Kau yakin?"
"Kau bisa tanya semua karyawan ku, aku selalu berada di Cafe bahkan makan siang dan malam pun di tempat itu"
"Kau tahu aku tak suka dibohongi Krist"
Krist menghentikan makannya dan menatap Lee "Percaya atau tidak itu terserah Phi, aku sudah menjelaskan"
Pintu rumah Krist diketuk oleh seseorang, Lee dan Krist saling pandang.
"Phi teruskan saja makannya, itu mungkin Jun karena aku menyuruhnya datang pagi ini"
Krist meninggalkan Lee diruang makan dan beranjak untuk membuka pintu. Saat pintu rumahnya ia buka Krist mematung melihat siapa yang bertamu ke rumahnya sepagi ini.
"Kau"
"Hai" Pria itu hanya menggaruk tengkuknya dan tersenyum setelah menyapa si pemilik rumah
"Ada keperluan apa kau datang ke rumah ku sepagi ini?" Tanya Krist tak ramah.
"Ini ku kembalikan, semalam tertinggal di mobil ku" Singto mengangkat sebuah papper bag.
Krist berbalik untuk menutup pintu rumahnya agar Lee tak melihat tetapi terlambat karena pria itu sudah berdiri di belakangnya memperhatikan interaksi Krist dan Singto.
"Phi"
"Rupanya ada tamu, kau tak menyuruhnya masuk?"
"Tidak... Ehm... Dia terburu-buru, dia ke sini hanya untuk mengembalikan barang ku yang tertinggal"
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanfictionJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...