I'm Sorry Goodbye

2.8K 400 123
                                    

"Darl... Aku hanya butuh t-shirt warna hitam saja, jangan masukkan warna yang lainnya"

Krist muncul dari kamar Singto dengan wajah tertekuk "Semua isi lemari mu hanya ada satu warna, bagaimana bisa aku mengambil pakaian dengan warna lain"

"Iyakah?"

"Kau lihat saja sendiri, memang kau tak bisa membeli pakaian dengan warna yang lebih cerah?"

"Darl.. Aku ini seniman tattoo bukan anggota girl group, tak mungkin aku memakai pakaian berwarna shocking pink"

"Ya bukan shocking pink juga, warna lain yang tetap mencerminkan kau adalah tukang tattoo, memang tak boleh jika tukang tattoo memakai pakaian warna biru laut atau hijau daun"

"Hijau daun?" Singto tidak bisa menahan tawanya, Ya Tuhan Krist Perawat "Nanti aku seperti ulat"

Krist semakin merengut, melihat isi lemari Singto ia seperti baru saja kembali dari dunia kegelapan yang tak menemukan setitik cahaya sedikitpun.

Bell apartemen Singto berbunyi beberapa kali, mereka saling menatap, seingat Singto ia tak mengundang siapa pun ke apartemennya. Tak ada yang tahu juga ia pulang ke apartemen. Toh ia pulang hanya ingin mengambil pakaian dan kembali lagi ke rumah Krist.

"Biar aku yang buka" Krist segera bangkit untuk membuka pintu.

"Siapa darl?" Teriak Singto dari dalam.

"Masuklah Nona" Krist menyuruh tamunya untuk masuk ke dalam. Sebenarnya ia sempat terkejut saat melihat siapa yang bertandang ke apartemen kekasihnya tetapi demi norma kesopanan ia harus tetap menerima.

"Liebe kau kedatangan tamu"

"Siapa?"

"Sing.."

Singto seketika menegakan tubuhnya saat melihat siapa yang datang berkunjung ke apartemen miliknya.

"Kenapa tak bilang kau sudah pulang?" Foxy tanpa permisi mendudukan dirinya di sebelah Singto dengan cara yang menjijikan dan sengaja membuat gerakan untuk memperlihatkan belahan dadanya.

"Ada apa Phi Fox mencari ku?" Tanya Singto dingin.

"Tentu saja untuk melihat kondisi mu sayang, memangnya apalagi" Ucap Foxy sembari mengusap bagian paha Singto.

"Tolong jaga sikap mu Phi, aku tak ingin kekasih ku salah paham"

Foxy melirik Krist yang sedang memasukan pakaian ke dalam sebuah tas, apa hebatnya pria itu pikir Foxy, meski ia akui kekasih Singto cukup tampan tetapi apa yang bisa Singto lakukan dengan seorang pria.

"Kita sudah lama berteman, aku sudah terbiasa seperti ini bukan?"

"Phi... Jangan melewati batas mu" Ucap Singto dengan begitu dingin.

"Semudah itu kau bicara setelah kau menumbuhkan rasa cinta dihati ku" Nada bicara Foxy mulai meninggi, ia tak terima karena Singto mementingkan orang lain.

"Ci..nta.."

"Ya Sing, aku mencintai mu sejak dulu, sejak semua orang menjauh dari ku dan hanya kau satu-satunya yang menawarkan pertemanan padaku, bahkan saat Tay secara terang-terangan membenci ku, kau tetap tak beranjak dari hubungan kita dan itu semakin menumbuhkan rasa dihati ku, aku sangat mencintai mu Singto Prachaya apa kau tak pernah sadar itu"

Foxy semakin tak terkendali, ia sudah berusaha menyimpan semua rasa untuk Singto, sejauh ini asal Singto tetap disisinya tak masalah, tetapi pengakuan Singto tentang perasaannya terhadap seseorang benar-benar menikam relung hatinya, ia tak terima ditambah saat ia mengetahui orang yang Singto cintai adalah seorang pria.

To Your TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang