"Jadi siapa pria yang semalam mengusap mesra kepalamu Nong?"
Tanpa permisi Krist masuk begitu saja ke dalam Jinx dan mengesampingkan sopan santun karena terlalu penasaran dengan apa yang ia lihat malam tadi ketika mobilnya keluar dari parkiran cafe.
"Good morning Oppa"
"Ahhh... Ya ya good morning" Sanan hanya menggelangkan kepala dan tersenyum, sepagi ini ia sudah mendapatkan tamu yang langsung mencecarnya dengan pertanyaan. Untung saja hatinya sedang baik, ia tetap bisa tersenyum untuk sang Oppa.
"So.. Jawaban apa yang harus ku sampaikan agar penasaran Oppa tersayangku ini hilang?"
"Tentu saja sebuah kejujuran"
"Soal apa?"
"Pria semalam"
"Hanya teman"
Kedua mata Krist memicing, Ia mengenal Sanan melebihin apapun, wanita kesayangannya tak mungkin semudah itu disentuh orang lain jika bukan dengan orang terdekatnya.
"Jangan mengada-ada Nong, mengelus kepalamu dengan mesra dan kau balas dengan senyum yang menyilaukan itu berarti pria semalam bukan hanya sekedar teman"
"Hahaha.. Oppa.. Kau seperti detektif saja, analisamu terlalu panjang"
"Teman seperti apa yang mendapatkan akses seistimewa itu?"
Sanan masih saja tersenyum sembari mencatat jadwal kerja hari ini, ia suka sekali membuat Krist penasaran karena wajahnya semakin lucu.
"Kalian berdua" Singto keluar dari ruang kerjanya karena mendengar keributan, studionya bahkan belum buka tetapi suara menggelegar sudah menyapa gendang telinganya "Morning hon" Ia mendaratkan sebuah kecupan singkat di pelipis kanan tunangannya.
"Kau sudah datang?"
"Hmm... Sejam lalu aku sampai"
Malam tadi mereka memang pulang ke tempat masing-masing setelah bekerja, Krist membantu Lee dan Bella untuk packing karena pasangan baru itu akan memulai perjalanan bulan madunya karena sampai larut ia memutuskan untuk pulang ke rumah rasanya tak sanggup menyetir sampai apartemen Singto.
"Tunggu, kau hampir saja mengalihkan tujuanku datang kesini"
"Ada apa sih hon?"
Krist mengangkat tangannya menyuruh Singto menutup mulut.
"Nong..." Tatapan kedua mata Krist menghujam tepat ke arah Sanan.
"Dia hanya temanku Oppa" Sanan menjeda ucapannya "Untuk sementara ini"
Krist menggebrak meja resepsionis di depannya dan membuat kedua orang yang sedang memperhatikannya cukup terkejut "Kau suka padanya ya?" Selidik Krist.
"Hon.. Ini sebenarnya ada apa? Kau hampir saja menghancurkan properti di studioku"
"Kau berlebihan, mana mungkin sampai hancur dengan pukulan selemah tadi"
"Kemari"
"Apa?"
Singto menggerakan telunjuknya agar Krist lebih mendekat dan tentu saja dipatuhi tanpa perlawanan. Semenjak status mereka berubah Krist memang lebih mudah dikendalikan "Kau terlalu berisik, biarkan saja jika Sanan memang sedang dekat dengan seseorang. Ia sudah dewasa hon"
"Aku hanya ingin tahu apa dia pria baik atau tidak, wanita ini kesayanganku jadi aku ingin dia mendapat semua hal yang baik termasuk pasangan"
Hangat.. Itulah yang Sanan rasakan ketika Krist begitu membelanya. Ia tak menyangka perhatian Krist masih tetap sama meski sekarang pria itu harus membagi dengan boss menyebalkan itu, ia menghampiri Krist dan langsung memeluk sang Oppa tersayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanfictionJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...