Fisrt Impression

3.2K 464 53
                                    

"Oppa..." Sanan menyapa Krist dengan senyum cerianya saat melihat pria itu baru saja sampai di depan cafe miliknya.

"Berisik" Tay mengacak rambut Sanan karena teriakan wanita itu sangat mengganggu.

"Phi Tay" Sanan mendorong bahu Tay kesal.

"Oii Krist" Sapa Tay.

"Kenapa kalian semua diluar?"

"Biasa, studio sedang steril" Jawab Tay.

Krist mengangguk, mereka memang seminggu sekali melakukan steril untuk semua ruangan tanpa terkecuali, kebersihan selalu diutamakan studio tattoo profesional ini, bahkan dari yang pernah Krist dengar semua jarum tattoo dan tinta yang dipakai di import langsung dari Amerika dan semua karyawan yang bekerja di studio ini adalah orang-orang yang sangat profesional termasuk Phi Tay.

"Sepeda baru ya oppa?" Tanya Sanan.

"Hei.. kenapa sih kau salalu memanggil dia oppa?"

"Ih Phi Tay, apa sih urusan mu. Kau tak lihat wajah Phi Krist mirip sekali dengan oppa Korea kulitnya putih, mulus, kenyal"

"Auhhh... kalau begitu aku juga bisa kau panggil oppa, wajah ku mirip artis korea juga kan? siapa tuh namanya Dong dae mun.. nah itu"

"Dasar gila, itu bukan nama artis Korea tapi nama pasar, benar juga sih wajah mu seperti pasar, ruwet"

Krist tertawa kecil melihat pertengkaran Sanan dan Phi Tay "Hei... Hei... Kalian berdua jangan sering bertengkar nanti jatuh cinta"

"Duhh... Krist Oppa, aku fans berat mu loh, jadi kau bisa menilai sendiri kan tipe cowok yang akan aku pacari"

"Phi Krist"

Krist menolehkan wajahnya saat seseorang memanggilnya.

"Morning Jun, cafe kita sudah rapih?"

"Sudah dibuka Phi"

"Maaf aku terlambat, aku berangkat dari condo Phi Lee"

"Pantas kau tak memakai sepeda mu"

"Hmmm... Kemarin aku menginap di condonya, sudah terlalu malam untuk pulang"

"Oppa.. Kau dan Phi Lee berpacaran ya?"

Krist mengacak rambut Sanan gemas, perempuan ini rasa ingin tahunya terlalu tinggi.

"Tidak.. Kami hanya berteman, aku membantu Phi Lee menyelesaikan Thesis-nya"

"Phi Lee terlalu protektif padamu jika kalian hanya berteman"

"Sanan, jangan mengurusi masalah orang" Tegur Tay.

"Maaf Phi" Sanan menunduk dan merasa bersalah dengan ucapannya.

"Tak apa gorgeous"

Hati Krist merasa sedikit terusik dengan apa yang diucapkan Sanan. Benarkah begitu?

"Apa kalian akan terus di luar? tak ingin mulai bekerja?"

Sebuah suara menginterupsi percakapan mereka, siapa lagi kalau bukan pemilik dari Jinx.

Singto menghampiri kerumunan yang sedang terjadi di depan studio tattoonya.

"Phi Tay.. Kau tak ada tamu?"

"Ada Sing nanti jam 11"

"Dan kalian" Singto menunjuk beberapa karyawan Jinx "Studio tattoo ini memang sudah kehabisan pekerjaan?"

Semua karyawan bergegas masuk ke dalam
studio tattoo untuk memulai pekerjaan mereka, mereka tak ingin bos besarnya semakin marah.

"Galak sekali"

Singto yang merasa kalimat itu ditujukan untuknya sontak menoleh ke arah seseorang di sebelahnya.

"Kalimat yang baru saja kau ucapkan itu ditujukan untuk ku?" Tanya Singto.

"Memangnya disini ada manusia lain?"

"Kau pemilik coffee shop itu?"

"Benar"

"Kau tentu tahu harus bersikap seperti apa dengan bawahan mu yang tidak disiplin"

"Tentu"

"Yang ku lakukan tadi adalah sebuah teguran bukan kemarahan"

"Ok"

Krist hanya tersenyum sebelum meninggalkan si pemilik Jinx, ia malas berdebat sepagi ini. Ia selalu menjaga moodnya dengan baik karena baginya menyajikan coffee dengan mood berantakan akan mempengaruhi cita rasanya. Karena itu ia tak suka bertengkar, berdebat atau terlibat keributan dengan orang lain, semua itu ia lakukan untuk dedikasinya kepada semua pelanggan De Jure.

Sementara Singto sedikit tak terima saat ucapannya hanya di tanggapi dengan malas oleh pria itu.

"Hei tukang kopi, buatkan aku caramel macchiato, nanti Sanan akan mengambilnya" Teriak Singto sebelum pria itu memasuki cafenya

"Extra shot kan? seperti biasa?"

"Yes.."

"Suruh sanan melapisi tangannya dengan glove saat mengambil kopi pesanan mu"

"Memangnya kenapa?"

"Agar nanti tak ada sianida yang melekat pada tangannya"

"Kau ingin meracuni ku?"

"Iya"

"Ok aku tunggu" Jawab Singto dengan santai sebelum masuk ke studio tattoo miliknya.

Fix moodnya berantakan hari ini, entah pria itu berasal dari planet mana, sumpah demi seluruh alam semesta pria itu benar-benar membuat tekanan darahnya naik drastis. Untung saja belum ada pelanggan saat mereka berdebat seperti itu, jika sudah banyak
pengunjung habislah reputasi coffee shop miliknya.

Biasalah cek ombak dulu, sekalian perkenalan sama cerita baru. Yang udah masukin ke library terima kasih banyak.

Selalu tunggu kejutan dari gue, entah diupdatean ini atau lapak sebelah ya gengs.

Selamat menantikan buka puasa bala peraya, halunya ditunggu sampe bedug magrib ya (Peringatan untuk diri sendiri)😁

*Semesta Untuk Peraya*

To Your TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang