Sejak beberapa menit lalu Krist sibuk memasukkan apapun yang bisa ia bawa untuk perjalanannya kali ini dengan Singto. Kepala Newie terasa pegal saat mengikuti pergerakan Krist yang berlebihan, Demi Tuhan bahkan dia tidak tahu akan dibawa pergi kemana, tetapi persiapannya seperti ingin ikut perang.
"Sepupu, tanyakan saja pada Singto kemana dia akan mengajak mu pergi, kau jadi tidak perlu memasukkan semua isi rumah ke dalam tas"
"Nanti tidak surprise"
"Kalau seperti ini, Singto akan terkejut lebih dulu sebelum kalian berangkat"
Krist mengehembuskan nafasnya kasar, ia hanya berjaga-jaga jika tempat yang akan mereka tuju jauh dari apapun.
"Nanti kalau disana ternyata tidak ada apapun bagaimana?"
"Ya Tuhan Krist, kau pikir dengan menggunakan motor kalian bisa pergi sejauh apa? Kau tidak mungkin masuk ke pedalaman Afrika"
"Jadi bagaimana?"
Newie mengangkat tubuhnya dengan malas yang sejak tadi sudah terbaring nyaman di atas sofa, dia harus menghentikan kegilaan Krist sebelum ia memindahkan rumah ke dalam rensel miliknya.
"Apa yang Singto katakan?"
"Membawa jaket tebal"
"Ya sudah bawa itu saja, jaket, tas kecil, dompet, ponsel dan semua selesai"
"Kalau kami kelaparan bagaimana?"
"Kau punya dompet?"
Krist mengangguk.
"Ada uang dan kartu-kartuan yang berisi uang?"
Ia mengangguk sekali lagi.
"Gunakan itu untuk membeli makanan dan mengisi perutmu"
Benar juga, mereka bisa mampir kemanapun untuk makan. Terlalu bersemangat membuatnya tak bisa berpikir lurus. Sejujurnya ini membuat Krist gugup, seumur hidup ia tak pernah merasakan bagaimana berkencan dengan seseorang terlebih dia adalah tunangan mu sendiri.
"Hhhh... Jatuh cinta membuat sepupu ku bodoh" Newie menepuk keningnya tak percaya.
"Diamlah, jika kau jatuh cinta pada seseorang suatu saat nanti, kau akan tahu bagaimana rasanya semua harus tampak sempurna"
"Itupun kalau kau masih punya hati" Lanjut Krist.
Mata Newie menyorot tajam pada Krist, siapa bilang ia tak punya hati, ia hanya belum menggunakan semua komponennya dengan benar.
"Krist, aku bahagia karena sekarang kau bisa menemukan lagi minat mu terhadap sesuatu" Mereka berdiri saling berhadapan, Newie menaruh kedua tangannya di bahu Krist sembari menatap sepupunya.
"Maaf karena disaat terpuruk mu, aku tak
banyak waktu untuk berada di sampingmu dan membiarkan mu diurus oleh orang lain" Newie menyesali itu tetapi ketika Krist mendapat musibah besar, saat itu dirinya sedang sibuk dengan pendidikan akhirnya.Krist memeluk saudara satu-satunya ini, ia mengerti posisi Newie saat itu karena sudah mendapat ancaman dari paman dan bibi harus segera menyelesaikan pendidikan "Kau terlalu banyak bermain dulu, sampai pendidikan mu terabaikan, tetapi aku bangga karena Newie si anak otak pas-pasan ini lulus dengan nilai yang bagus"
"Sialan kau sepupu jelek" Newie mengeratkan pelukannya pada Krist, ia juga menggerakan tubuh mereka brutal. Dan seisi rumah dipenuhi oleh tawa dari keduanya.
"Ehmm.... Episode berpelukan ala teletubies ini akan sampai kapan?"
Newie dan Krist menoleh bersamaan tanpa melepas pelukan mereka "Bagaimana kau bisa masuk?" Tanya Newie penuh selidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanfictionJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...