"Selamat siang Khun Singto"
Singto menutup laptopnya saat seseorang masuk ke dalam ruang rawat.
"Selamat siang dokter Bella" Dahi Singto berkerut saat melihat dokter yang merawatnya datang lagi karena ia belum lama ini diperiksa.
"Phi Bella saja dan ini Lee Thanat"
Lee tersenyum sembari mengangkat tangannya, sementara Singto hanya memberi wai pada dua orang yang sedang berdiri dihadapannya sekarang.
"Keadaanmu semakin membaik, sepertinya lusa kau sudah bisa pulang"
"Terima kasih Phi"
"Sebenarnya ada yang ingin ku bicarakan dengan mu, ini mengenai Krist"
Singto semakin penasaran saat Bella menyebut nama Krist, ia tahu kekasihnya sangat dekat dengan mereka, apa ini akan menjadi semacam interogasi karena mereka tahu Krist adalah kekasihnya sekarang.
"Duduklah Phi"
Bella mengangguk dan mengambil tempat tepat disebelah pasiennya.
"Aku sebenarnya agak terkejut saat malam itu kau dibawa dalam kondisi tak sadarkan diri dengan banyak luka, tetapi yang membuat ku lebih terkejut saat Krist memohon padaku untuk menyelamatkan mu karena dia bilang bahwa kau adalah kekasihnya"
"Itu benar Phi"
"Bell, biar Krist yang menjelaskan semuanya pada Singto" Sela Lee saat calon istrinya akan membuka suara lagi.
"Ssttt... Kau diam saja, untuk Krist kita, aku harus ikut campur karena aku juga yang merawatnya"
"Merawatnya?" Kerutan di dahi Singto makin dalam.
"Entah anak nakal itu sudah memberi tahu mu atau belum tentang masa lalunya, tetapi aku bukan hanya sekedar kakak perempuan baginya, aku juga dokter pribadinya selama bertahun-tahun, apa kau tahu Krist mantan seorang pecandu?"
"Bell.."
"Aku tahu"
Bella cukup terkejut mendengar pengakuan Singto karena selain dia, Lee dan mantan teman-teman Krist, tidak ada yang tahu masa lalu Krist yang hampir membuat dirinya meregang nyawa.
"Krist cerita padamu?"
"Jauh sebelum itu, aku sudah menyadarinya"
"Karena itu kau mendekatinya? Kau merasa kasihan pada adik ku?"
"Untuk apa aku kasihan pada Krist, dia itu pria dan aku yakin dia tak butuh dikasihani"
"Jadi apa motivasi mu?"
"Bella" Peringatan Lee semakin keras namun tetap diacuhkan karena wanita itu justru semakin menatap sengit lawan bicaranya.
"Tak bisakah kalian berpikir jika aku benar-benar jatuh cinta padanya?"
"Awalnya aku bisa, sampai penyebab kau tak sadarkan diri ternyata bukan hanya masalah pemukulan tetapi juga ada kandungan obat perasang di tubuh mu dengan dosis yang tinggi"
Singto terkejut mendengar pernyataan Bella, tak ada yang memberitahu dirinya tentang apa yang terjadi, yang ia tahu ia pingsan karena dikeroyok banyak orang.
Sementara Lee hanya memijat keningnya, ia tak menyangka semua yang ia ceritakan pada Bella justru akan menjadi bumerang, jika Krist tahu pria itu kemungkinan akan marah besar.
"Apa Krist tahu kondisi ku?"
"Begini Sing, melihat apa yang dilakukan Krist untuk mu kemarin membuat ku sadar akan satu hal, bahwa adik ku sangat mencintai mu jadi jika kau hanya sekedar mengisi kekosongan ku harap kau bisa meninggalkannya sebelum cinta yang dia miliki semakin besar"
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanfictionJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...