"Kenapa kau tidak langsung menerima lamaran ku?"
"Oh.. Wow.. Rest in peace sopan santun di tempat ini"
Singto masuk begitu saja ke ruang kerja Krist dan bertolak pinggang menghadap kekasihnya, pria itu memang sudah lama ia tunggu muncul di Cafe. Setelah Krist datang Singto bergegas
menemuinya menerobos ruang kerja begitu saja."Aku sedang kesal"
"Karena?"
"Ditolak oleh mu lah"
"Siapa yang menolak?"
"Jadi kau menerima lamaran ku?"
"Tidak juga"
Singto memejamkan mata sembari mengepalkam kedua tangannya, Ya Lord apa hukuman mu harus semenyakitkan ini.
"Duduklah"
Krist menuntun Singto untuk duduk di sofa ruang kerjanya.
"Kau ini kenapa hah? Datang ke kantor orang tanpa permisi dan langsung marah-marah"
"Aku ingin menikah dengan mu" Kepala Singto jatuh dipundak Krist, kesempatan tak boleh disia-siakan meski sedang marah.
"Memang kita harus menikah?"
Tubuhnya menegang seketika saat kalimat tak terduga keluar begitu saja dari kekasihnya.
"Apa aku melakukan kesalahan lagi? Apa aku menyakiti mu lagi?"
"Pertanyaan macam apa itu?"
"Apa yang salah dengan ikatan pernikahan?"
Krist menghembuskan nafasnya berat, ia hanya terkejut dengan lamaran Singto yang tiba-tiba, mereka bahkan belum banyak bicara setelah masalah bertubi-tubi kemarin.
"Kemarilah" Krist merentangkan kedua tangannya agar Singto merapatkan tubuhnya "Aku bukan tidak ingin menikah sayang, aku hanya belum terpikir kita akan sejauh itu. Masalah diantara kita baru saja selesai, untuk sekarang sepertinya yang kita butuhkan adalah saling mendekatkan diri dulu"
"Menikah juga membuat kita semakin dekat"
"Aku tahu tapi kita akan sibuk menyiapkan semua yang diperlukan dan pada akhirnya fokus kita terbagi"
"Jadi kita tidak akan menikah?" Singto melepaskan diri dari pelukan mereka.
"Suatu hari nanti akan ada moment seperti itu diantara kita, tapi ku rasa tidak sekarang"
"Aku hanya ingin menjalani hubungan yang lebih serius dengan mu"
"Kita serius"
"Tetapi tidak legal"
"Tentu saja legal"
Kening Singto berkerut dalam, ia semakin tidak paham dengan apa yang diinginkan oleh kekasihnya.
"Kau lihat" Krist menunjukan jari manisnya yang sudah tersemat dengan cincin pemberian Singto.
"Ini pertanda bahwa hubungan kita legal"
"Aku tidak mengerti"
"Hhhhh.... Kemarikan tangan mu" Titah Krist pada Singto.
Karena tidak mendapat respon, Krist mengambil sendiri tangan kiri pria itu. Krist mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya, ia memasangkan benda yang kemarin ia siapkan di jari manis Singto.
"My Fiance" Ucap Krist sembari menunjuk tepat di dada sebelah kiri kekasihnya.
"Darl..." Mata Singto terbuka sempurna karena salah satu jarinya tersemat sebuah cincin yang ukurannya sangat pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Taste
FanfictionJinxTattoo Parlour adalah sebuah kebanggaan, identitas, dan wujud dari rasa cintanya pada seni merajah tubuh yang sudah ia geluti belasan tahun lalu, part time job yang pada akhirnya membuat Singto semakin menggilai profesinya sebagai tattoo artist...