Aria menyiapkan sekaleng kue kering buatannya. Toples berukuran sedang itu telah terisi penuh. Damar memberikan dua jempol sebagai tanda jika kue buatan Aria sangatlah enak. Kini Aria menumpang pada Damar menuju rumah lamanya. Dia tahu jika mamanya sedang tidak berada di rumah. Entah apa kesibukan wanita itu sampai rumahnya kini mulai bersarang. Papa sendiri sibuk dengan bisnisnya.
Aria segera menuju kamar lamanya yang terasa pengap. Kegelapan juga lembab seperti sama sekali tak tersentuh oleh sinar matahari. Keluarga palsunya ternyata tidak pernah memikirkan dirinya. Sprei berdebu, sarang laba-laba di ujung ruang seperti menjadi dekorasi baru. Gadis itu melihat sebuah bingkai foto kecil di atas nakas yang menelungkup.
Jantungnya berdegup cepat melihat lipatan kertas. Setelah hari pernikahannya dengan Mahesa, Aria tidak pernah lagi menyentuh kamarnya sendiri. Kini setelah berbulan-bulan dia berbalik arah, Aria baru tersadar terdapat secarik kertas yang diletakkan pada bingkai fotonya yang terbalik.
Tulisan itu sangat Aria kenal. Hanya saja tulisan itu terlihat dibuat dalam keadaan tergesa. Beberapa guratan kesalahan tulis pun tak luput dari karakter sang penulis yang Aria kenal sebagai orang yang memiliki tulisan rapi. Melihat namanya yang tertuang pada secarik kertas itu meneteslah air matanya.
Ariaku tersayang, Ariaku terkasih.
Jangan sedih, kakak baik-baik saja. Tolong sekali jangan cari kakak. Kakak hanya butuh beristirahat dan berbahagia. Kamu juga harus bahagia, ya! Ayo senyum, hapus air matanya!
Gadis itu terkekeh mengusap air mata dipipinya dengan kasar. Seperti seorang cenayang, Annalise dengan mudah mengetahui kondisi adiknya saat ini.
Kakak boleh minta sesuatu, nggak? Tolong sampaikan maaf kakak ke Mahesa. Jang-
Aria membalik kertasnya mencoba mencari kelanjutan dari pesan terputus dari kakaknya. coretan panjang dari tinta menandakan Annalise benar-benar diburu oleh waktu. Aria memeluk secarik kertas itu dengan erat. Dilihatnya buku nikah milik Annalise nanar. Keraguan kembali memenuhi hatinya.
Apapun alasan Annalise meninggalkannya dengan Mahesa tapi rasanya masih ada kejanggalan. Bukankah setidaknya mereka meminta izin terlebih dahulu? Atau setidaknya mengetahui alasan mengapa Annalise pergi? Keteguhannya mulai luntur setiap detiknya. Meskipun dia bukanlah anak kandung dari keluarga ini tapi apa perlu dia membalas air susu dengan air tuba?
Dia masihlah seorang adik. Kebaikan Annalise tak kuasa Aria balas dengan ini semua. Apapun yang terjadi, hati nuraniya menginginkan sebuah izin. Tapi kemana Aria pergi untuk meminta izin? Surat tak selesai dari Annalise pun tak memberikannya petunjuk apapun. Sebuah pesan singkat dari Mahesa muncul di layar gawainya.
Aria menahan teriak frustasi. Dia benar-benar tidak terbiasa dengan dunia dewasa dan segala macam problematikannya!
Dengan kasar Aria mengambil buku nikah milik Annalise kemudian menutup pintu kamarnya sekali lagi. Mencoba menjadi adik yang egois barang sekali saja. Biarlah dia dikutuk nantinya. Biarlah dia mendapatkan karma di esok hari. Aria menulikan diri akan permintaan hati kecilnyanya. Mencoba mencari berbagai alasan untuk menjustifikasi bahwa apa yang telah dilakukannya adalah tindakan yang benar.
Aria dan Mahesa saling mencintai. Kak Annalise meninggalkan mereka begitu saja. Berkali-kali Aria menggumamkan hal yang sama memanipulasi alam sadarnya untuk tidak memunculkan rasa bersalah.
Diletakkannya toples berisikan kue di atas meja tamu agar kedua orang tua angkatnya bisa melihat. Sebuah buah tangan yang mungkin saja tak akan mereka sentuh.
Alis gadis itu terangkat melihat sebuah map cokelat yang segelnya telah terbuka. Sebenarnya Aria sendiri bukanlah orang yang mudah kepo. Hanya saja yang menarik perhatiannya adalah alamat yang tertera. Sebuah rumah sakit di Singapura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call It Fate, Call It Karma (Complete)
RomancePemenang Wattys 2021 kategori New Adult [Cerita ini akan tersedia gratis pada 17 April 2023] Di hari bahagia sang kakak, Aria yang masih berstatus mahasiswa semester akhir justru harus menggantikan posisi Annalise sebagai pengantin saat kakaknya kab...