Aria berdiri canggung mencoba menutupi kimono yang dikenakannya. Gadis itu yakin bahwa Megumi melihatnya datang bersama Asahi. Sedikit ia tolehkan wajah mencari keberadaan Asahi di kerumunan orang. Saat wanita paruh baya itu sampai beberapa langkah di depannya, Aria tertegun. Wanita itu masih saja memiliki aura yang tidak bisa Aria biarkan. Seakan dua mata itu menembakkan sinar laser dari atas hingga ujung kakinya. Memindai apakah dia layak berada di pesta itu atau tidak. Sama seperti Asahi, wanita itu memegangi kipas lipat sehingga Aria semakin terintimidasi dibuatnya.
Kata orang tatapan tajam bisa membunuhmu dan Aria bisa merasakannya saat ini. Aria merasa tercekik ditatap sedemikian rupa. Jantungnya berdetak sangat cepat sampai beberapa kali ia harus menghembuskan nafas melalui mulut untuk merilekskan otot-ototnya yang kaku.
"Kamu bagaimana kabarnya?" tanya Megumi tak mengangkat matanya masih meneliti pakaian yang Aria kenakan.
"Baik, tante," jawab Aria sopan. Mata wanita itu berkilat langsung menghujam ke arah manik mata Aria membuat Aria memundurkan langkah tanpa disadarinya.
"Oh."
Setelah itu jatuhlah sebuah kesunyian membuat Aria mau tidak mau harus membuka mulutnya. "Tante sendiri bagaimana? bagaimana kabarnya?" tanya Aria.
"Baik. Sangat-sangat baik. Kamu sekarang sudah jadi apa?"
Ah, entah kenapa Ari kesal mendengar pertanyaan ini. Tapi ia kembali mengingatkan dirinya bahwa segala sesuatu tidak perlu berakhir adu mulut seperti masa lampau. Dewasa ini Aria bisa lebih stabil mejaga emosinya. Aria masih menarik bibirnya dalam sebuah bentuk senyuman. "Aku sekarang masak, Tante."
"Jadi Koki? Dimana?"
Dimana aja, Tante. Jadi please jangan banyak tanya deh. jawab Aria dalam batinnya. "Di salah satu restonya Chef Iskandar."
Terima kasih kepada nama besar gurunya tersebut. Megumi mengangguk seakan mengapresiasi pekerjaan yang diambilnya. Mungkin kalau saja Aria bilang ia kerja memasak di restoran antah berantah kini dirinya mendapatkan tatapan mengejek lagi. Aria tidak begitu terkejut dengan sifat mantan mama mertuanya ini. Beliau adalah orang dengan standar tinggi.
"Ok, have fun," katanya sambil meninggalkan Aria sendirian. Aria melihat bagaimana sapuan kimono indah wanita itu menyapu lantai saat wanita tersebut berbalik meninggalkannya. Sangat elegan pikirnya.
Aria segera mengalihkan pandangannya saat Megumi kembali melihat ke arahnya. Mencoba mencari pemandangan dari luar jendela. Aria sudah tidak punya lagi nafsu untuk makan mencicipi kue di tangannya. Semua nafsu makan ikut pergi bersama kepergian mantan mama mertuanya.
Kali ini ia pilih memunggungi pesta yang baru dimulai. Ia tidak memedulikan pengisi acara yang begitu semangat malam itu. Yang diinginkannya adalah Asahi segera kembali dari kamar mandi dan ia ingin izin untuk mendahului pulang. Dia punya firasat tak enak setelah kehadiran Megumi tadi. Di ujung tergelap kepalanya ada satu ide kemungkinan yang tak ingin terjadi. Jika mamanya berada di pesta ini ada kemungkinan sang anak juga ada. Tapi Asahi sendiri berjanji bahwa pria itu tidak akan datang ke pesta ini. Gelombang kegugupan mendera Aria semakin menjadi-jadi.
Tanpa ia sadari, kakinya melangkah menjauhi pesta. Ia sendiri tidak memedulikan antusias yang dipancarkan oleh setiap orang di aula besar itu. Aria memilih berdiri sendirian di ujung ruang melihat mobil sedan hitam yang ditumpanginya tadi berhenti di depan lobi.
Saat Aria ingin mendekat sebuah panggilan membuat ponselnya bergetar. Segera Aria buka tasnya dan nomor milik Asahi tertera di depan layar.
"Asahi? Kamu dimana?" tanya Aria sedikit gugup melihat mobil milik Asahi yang terparkir di depan lobi. Jantungnya semakin tak karuan melihat pria itu keluar dari lobi kemudian melambai ke arahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Call It Fate, Call It Karma (Complete)
RomancePemenang Wattys 2021 kategori New Adult [Cerita ini akan tersedia gratis pada 17 April 2023] Di hari bahagia sang kakak, Aria yang masih berstatus mahasiswa semester akhir justru harus menggantikan posisi Annalise sebagai pengantin saat kakaknya kab...