Sudah selayaknya yang bertemu akan berpisah. Maka ungkapkanlah yang belum sempat di ungkapkan. Maka beritahulah apa yang belum sempat di beritahukan. Karena waktu sesingkat itu untuk memangkas jarak.
***
Malam itu, Namjoon dengan penyamarannya yang sempurna sudah berdiri di depan toko roti tempat Ara bekerja. laki-laki itu sudah merasa cukup dengan apa yang dia pikirkan lebih dari semingguan ini.
Dia perlu memperjuangkan Ara. Bukannya Namjoon plin-plan atau apa, tetapi kalian harus tahu untuk seseorang seperti Namjoon, semuanya harus di pertimbangkan sebaik mungkin agar tidak melukai orang lain dan juga membebani orang lain.
Namjoon harus bertindak hati-hati, hingga dia pun berani sekarang. Menunggu Ara pulang kerja di luar toko roti.
Tidak butuh waktu lama, karena ini sudah jam pulang Ara, gadis itu keluar dengan wajah lelahnya. Langkahnya tampak terseret dan matanya tampak sayu. Dan itu langsung di notice Namjoon dengan sangat baik.
"Ara-ya," panggil Namjoon sambil menahan tangan gadis itu saat Ara hampir melewatinya begitu saja.
Ara menoleh, wajahnya tanpa ekspresi menatap Namjoon dari atas sampai bawah. "Oppa?" dan begitulah Ara, sangat peka dengan perawakan laki-laki itu walau wajahnya tertutup total.
"Eoh, aku disini." ucap Namjoon tanpa membuka maskernya. Ara hanya menatapnya datar menuju bingung mengapa laki-laki itu kemari.
"Ada apa?" tanya Ara. Dia tidak mau banyak berbasa-basi seperti dulu dengan Namjoon saat kejadian waktu itu.
"Aku mau bicara." Namjoon meraih lengan Ara. Menarik pelan gadis itu untuk mengikutinya ke suatu tempat. Dan tibalah mereka di sebuah taman yang cukup sepi.
Yang setidaknya aman untuk Namjoon.
"Bicaralah." kata Ara to the point.
Namjoon menghela nafasnya, sikap Ara memang sudah benar-benar berubah pada dirinya. Ara bukan lagi gadis yang gugup menyambut dirinya, bukan lagi gadis yang punya senyum hangat saat berbicara dengannya dan bukan lagi gadis yang punya aura kebahagiaan yang selalu tersalurkan untuknya.
Ara yang sekarang hanyalah gadis yang sudah dia lukai. Dengan cara yang benar-benar tidak bisa di terima.
"Deiteuhaja uri." ucap Namjoon dalam satu tarikan nafas. Matanya terpejam dengan ringisan kecil keluar dari mulutnya. (Ayo kita berkencan).
Lain dengan Namjoon yang cemas, Ara malah melotot tak percaya. Sesekali dia menampar kecil pipinya mengira ini semua adalah mimpi.
"Jeongmalyo oppa?! Wuaaa jinjja, pasti aku sedang bermimpi." Ara tergelak.
"Aku serius. Aku menyukai- ani, aku mencintaimu. Bukankah seharusnya kita menjalin hubungan dengan perasaan seperti itu?"
"Hya~ kemarin saja sudah cukup kau bilang selamat tinggal padaku. Lalu kenapa sekarang kembali?" tanya Ara sambil terkekeh.
"Aku pergi untuk berfikir. Dan kembali untuk mengambil keputusan. Aku hanya takut hal buruk yang menimpa Lana terjadi padamu. Aku takut Army marah besar jika kita berhubungan. Aku harus mejaga perasaan kalian berdua. Army dan Ara. Dua-duanya penting bagiku." Namjoon dengan tenang menjabarkan alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Seoul You | JeonJungkook ✔
Fiksi Penggemar"BANGTANNNN!" "NAMJOONIE!" "SEOK JIN OPPAAA!" "HOSEOK-AHH!" Lana tidak tau apa yang sedang terjadi saat dia dan Ara baru saja check-out dari Incheon airport. Mereka menatap heran melihat lobby bandara yang dipadati begitu banyak orang terutama para...