Bonus Chapter!

2.7K 199 9
                                    


***

"Lana, gimana? Udah ada yang baru belum nih??? Jomblo jomblo aja perasaan gue hahaha,"

Suara tawa Ara yang berasal dari ponsel Lana itu menguasai satu ruangan tempat gadis itu bekerja. Yang di tertawakan hanya mendengus lalu memutar bola mata malas menatap datar kamera depan ponselnya.

"Tau deh situ punya pacar artis." celetuk Lana dengan nada menyinggung. Dan itu membuat tawa Ara terdengar lagi.

"Jungkook nih masih Setia banget sama lo. Ke sini dong!"

Kamera ponsel Ara tampak goyang. Suara grasak-grusuk keluar dari speaker ponsel Lana. Sepertinya ada yang mengambil ponsel Ara dari tangannya. Dan benar saja, ponsel itu berpindah ke tangan Yun Jae yang kini tersenyum lebar kearah kamera.

"NUNNAAA ANNYEONG!" seru laki-laki bersenyum imut itu sambil melambaikan tangannya.

Lana sontak ikut tersenyum. Ia segera menutup layar laptopnya yang menyala dan fokus kepada ponsel saja.

"Yun Jae-ahhh~ Bogoshiposoooo jeongmal manhi!" ujar Lana terlihat senang bisa bicara dengan Yun Jae.

"Nado, nunna. Sepertinya kau sedang banyak pekerjaan akhir-akhir ini. Setiap ku telepon tidak pernah di angkat." Yun Jae menekuk wajahnya. Keimutan laki-laki itu bertambah 2 kali lipat.

"Iya, novel ku akan terbit bulan ini. Jadi harus merevisi banyak bagian. Mianhae uri dongsaeng."

Lana tampak menyesal karena tidak punya waktu yang banyak untuk mengabari Yun Jae di Korea. Setelah dia mendapat pekerjaan di Indonesia sebagai scriptwritter film, dan tetap melanjutkan hobinya sebagai penulis, Lana jadi cukup sibuk dalam menjalani hari-harinya.

Kehidupan Lana sudah membaik sejak dia pulang dari Korea hari itu.

Sementara, Ara mulai bisa menyesuaikan diri di Korea. Dia bekerja sebagai salah satu creator animasi di sebuah perusahaan yang tidak begitu besar disana. Hidupnya juga membaik, tidak luntang-lantung seperti pertama kali dia datang ke negeri gingseng tersebut.

"Daebak. Kalau novelmu berbahasa Korea, pasti aku akan membacanya!" kata Yun Jae excited. Laki-laki itu tidak berhenti tersenyum di depan kamera.

"Akan ku buat untukmu."

"Jeongmalyo?!"

"Bercanda,"

Yun Jae mendengus membuat Lana tertawa lagi.

"Kau sudah selesai ujian akhir?" tanya Lana lagi, dia tidak berhenti tersenyum saat melihat Ara yang tertangkap kamera sedang menyuap kimchi dengan sumpit kemulutnya. Gadis itu tidak berubah, dia masih jadi Ara yang tidak berhenti makan setelah setengah tahun mereka tidak bertemu.

"Eoh Nunna, aku sudah di terima di perguruan tinggi negeri. Berkat motivasi Ara dan Lana Nunna." jawab Yun Jae sambil tersenyum bangga.

"Oh ya? Prodi apa?"

"Perfilman. Mianhae Nunna, setelah di pikir berulang kali, aku tidak punya bakat di bidang arsitek. Aku tidak bisa mewujudkan impian itu, karena aku tidak benar-benar menginginkannya."

Kamera menangkap raut wajah menyesal Yun Jae yang tampak menggemaskan. Lana menghela nafasnya singkat, lalu berkata,

"Aniyo Yun Jae-ah~. Charaeseoo. Seorang arsitek bukan lagi bagian dari hidupku. Jadi kau tidak perlu menjadi apapun untukku. Yun Jae-ah, perfilman Bagus dan cocok jika disandingkan denganku. Kita bisa collab jika kau sudah jadi seseorang. Belajar lah yang giat. Aku menunggumu."

Senyum Yun Jae makin lebar setelah mendengar perkataan Lana yang tampak begitu tulus. Laki-laki itu senang karena ternyata dia tidak melakukan kesalahan atas langkahnya.

"Ne arasseo Nunna."

Setelah itu ponsel diambil alih lagi oleh Ara. Gadis itu sudah selesai makan. "Lana, Jungkook ngehubungin lo gak?"

"Ha? Ngapain? Nggak lah aku kan ganti nomor." jawab Lana aneh sendiri.

"Dia minta kemarin. Trus gue kasih nomor lo yang baru."

"Masa sih? Kok gak bilang dulu ke aku?"

"Mager."

"Mati aja gih."

Ara nyengir lebar lalu sengaja mengakhiri panggilan video mereka secara sepihak. Hal itu membuat Lana mendengus.

Setelah itu dia segera membuka layar laptopnya lagi. Dan mulai sibuk menulis dengan secangkir kopi yang menemani. Hingga hujan turun membasahi kota Bandung dengan udara yang mulai dingin.

Lana mengubah suhu AC nya menjadi sedikit lebih besar. Gadis itu lanjut menulis dengan tenang hingga layar ponselnya kembali menyala karena sebuah pesan singkat yang datang.

Lana segera membukanya. Karena mungkin saja itu dari editornya yang sibuk meminta agar dia segera mengirim naskah bab berikutnya.

Itu dari Kakaotalk.

Sudah lama dia tidak menggunakan aplikasi itu. Selain untuk berkomunikasi dengan Ara, Hye Won dan Yun Jae.

Jeon: Hallo, sudah lama kita tidak bicara. Lana-ya, aku merindukanmu.

Seperti itulah isinya kira-kira. Itu sudah jelas dari siapa. Lana bukanlah orang awam tentang nama dengan marga Jeon dan foto profil akun yang hanya memperlihatkan mata dan poninya saja. Gadis itu jelas tau kalau itu adalah Jeon Jungkook.

"Coba aja kamu islam, Kook. Coba aja kamu orang Indo. Coba aja tangan tuhan kita sama. Pasti aku gak bakalan kayak gini." lirih Lana, gadis itu menyentakkan kepalanya kebelakang.

Alana : Hallo, Jeon. Aku juga merindukanmu dan member Bangtan lainnya. Ku harap kalian baik-baik saja.

Itu adalah balasan Lana. Dia mengambil jalan tengah untuk tidak membuat Jungkook berharap kembali padanya.

Jeon : Tentu. Ada sesuatu yang akan datang padamu besok sore. Tunggu lah.

Mata Lana melebar sedikit kaget. Gadis itu tidak membalas lagi karena mulai kalut dengan pikiran-pikirannya. Sesuatu macam apa yang akan datang padanya?

Jeon : Kudengar kau sudah tidak lagi dengan Keano? Aku tau ini salah, tapi aku bersyukur:").

Pesan selanjutnya kembali muncul. Lagi-lagi Lana hanya membacanya. Perasaannya campur aduk karena pesan yang dikirim Jungkook. Dia tidak pernah membayangkan jika Jungkook akan menaruh hati padanya sampai seperti ini. Jungkook benar-benar memperjuangkannya meski pernah bilang jika dia menyerah.

Yang ternyata, Jungkook tidak menyerah seperti perkataannya.

Yang ada malah, laki-laki itu berusaha membuat Lana menyerah untuk berpura-pura tidak mencintainya.

***

I Seoul You | JeonJungkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang