~~Tensai Shouyo~~
||Haikyuu||
Warning: Typo, shounen-ai, cerita gaje..
.
.
Shouyo baru saja keluar dari kelasnya. Dia sekarang sedang berjalan ke arah gerbang sekolah untuk pulang. Dia keluar di temani oleh 2 temannya yang terbilang tak ada yang normal. Ada anak dengan wajah dan tatapan menyeramkan bertubuh kurus tinggi dengan rambut merah yang selalu tersenyum, yang satunya lagi anak dengan rambut putih tanpa alis dengan tubuh besar yang irit bicara."ne... Ne... Shou-chan... Siapa nii-san yang mengantarmu pagi tadi?" tanya Tendou penasaran.
"dia Tobio-nii, dia hanya mengantarku saja." jawab Shouyo malas.
"wooo!!!! Jadi dia nii-san mu? Bukankah dia terlihat keren?dia terlihat seperti cowok sejati! Benar bukan? Aone?"
"hm..." jawab Aone singkat.
"entah lah... Dia tiba-tiba berubah sikapnya. Aku jadi curiga dengan perubahan sikapnya."
"he... Tapi, Shou-chan, apakah kau tidak terlalu curiga?"
"justru rasa curiga ku ini lah yang membuatku bisa bertahan sampai sekarang di lingkungan seperti itu." jawabnya dengan santai.
"wooo... Kau tetap keren seperti biasa Shou-chan!"
"ah..." Aone tiba-tiba berhenti dan membuat kedua sahabatnya itu terheran-heran.
"nani? Aone... Woooo!!!! Shou-chan! Ada nii-san mu!" seru Tendou bersemangat. Ternyata Tobio sudah menunggunya di depan gerbang sekolahnya. Shouyo hanya merasa sedikit kaget karena selama ini tak ada orang yang ingin menjempitnya.
"hai! Shouyo... Aku menjemputmu sesuai janjiku. Apakah kalian berdua temannya? Terima kasih karena sudah menjaga adikku siapa nama kalian?" kata Tobio sambil tersenyum.
"jangan berkata seolah-olah aku pembuat masalah nii-san." kesal Shouyo.
'Sepertinya aku salah bicara' batin Tobio sambil memasang ekspresi ragu.
"iie' Shou-chan tidak pernah berbuat nakal! Dia selalu menjaga kami berdua! Shou-chan itu benar-benar keren! Dia seperti Super hero!" kata Tendo lagi dengan penuh semangat.
"hmm..." dan seperti biasa Aone hanya memberi deheman.
"aku Tendou dan dia Aone! Kami adalah sahabat Shou-chan! Kami akan ikut kemana pun Shou-chan pergi!" katanya lagi.
Tobio yang mendengar perkataan Tendou yang penuh semangat dan sangat polos lalu melihat adiknya sendiri yang terlihat seperti kebalikannya. Adiknya ini sangat lah dewasa sampai-sampai dia merasa bahwa adiknya tak bisa merasakan manjadi anak kecil.
"bagus lah kalau begitu... Ku harap kalian selalu bersama Shouyo... Baik lah... Kalau begitu, kami pulang dulu..." kata Tobio sambil menggandeng tangan kecil adiknya yang terasa sedikit kasar.
'kenapa tangannya begitu kasar?' batin Tobio yang menatap adiknya heran.
~~||~~
Mereka sudah sampai di apartemen Tobio. Shouyo hanya menatap heran kenapa nii-sannya mengantarnya ke tempat yang asing baginya dan bukan ke rumah orang tuanya.
"ini apartemenku, aku sudah menyuruh orang untuk mengambil barang mu tenang saja." katanya sambil tersenyum.
"a-anoo... Nii-san... Apakah tou-san tidak marah?" tanya Shouyo ragu-ragu.
"ya... awalnya dia bertanya kenapa aku ingin tinggal bersamamu. Aku sampai membentaknya karena terbawa emosi." kata Tobio sambil tersenyum miris.
"padahal tidak perlu sampai segitunya jugak... Tapi, terima kasih karena sudah melakukannya." kata Shouyo dengan senyuman yang sangat-sangat tipis, tapi masih bisa di lihat oleh Tobio.
"kau tadi tersenyum kan?!"
"gak"
"iya kau tersenyum!"
"dibilangin enggak."
Dan begitulah kelakuan mereka sampai mereka sampai di dalam apartemen milik Tobio yang berada di lantai 16. Orang-orang yang juga tinggal bertetangga dengan Tobio terheran-heran dengan kelakuan kakak beradik itu.
~~||~~
Di tempat lain ada seseorang yang sedang kepikiran dengan kata-kata anak ke 3 nya. Dia masih tidak mengerti apa yang di maksud 'jika okaa-san melihat ekspresinya semalam, okaa-san juga mungkin akan memiliki pendapat yang sama denganku.' kalimat itu terus tergiang di kepala Koushi.
'memangnya ekspresi apa yang kau lihat dari Shouyo, Tobio? Adikmu yang satu itu tidak pernah lagi tersenyum semenjak dia berusia 3 tahun...' sesak, dadanya sesak ketika membayangkan ekspresi si bungsu yang tiba-tiba seperti mayat hidup. Shouyo terlihat seperti kehilangan semangat hidup.
Berbeda dengan Daichi yang hanya memperhatikan Kei. Koushi memperhatikan semua anaknya tapi, apa ini? Apakah ada yang dia lewatkan?
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu dari pintu depan. Kei yang berada di ruang tamu segera membukakan pintu untuk orang yang mengetuk pintu tadi.
"hai'... Ah, paman Keiji!" kata Kei sedikit terkejut.
"hai, Kei. Apakah okaa-san mu ada?" kata Akaashi dengan wajah datarnya seperti biasa.
"aku di sini Akaashi. Ada apa kau ke mari? Bukan kah kau dan Koutaro seharusnya ada di Tokyo?" kata Koushi yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Kei.
"ya... Ada yang ingin aku bicarakan. Ini tentang Shou-chan." Koushi menatap curiga ke arah adik iparnya itu.
"masuk lah dulu. Kei masuk lah ke kamarmu dulu okaa-san ingin bicara dengan pamanmu." kata Koushi mempersilakan Keiji masuk.
"hai' okaa-san..."
Mereka duduk di ruang tamu dalam diam. Keiji hanya menyeruput tehnya dengan santai, sementara Koushi menatapnya dengan tatapan tajam.
'kenapa suasananya begini dah...' batin Keiji dalam hati.
"apa yang ingin kau bicarakan denganku?" kata Koushi memecahkan keheningan.
"aku dan suamiku ingin mengadopsi Shou-chan sebagai anak kami." jawab Keiji tanpa basa-basi. Koushi yang mendengarnya langsung menggigit bibir bawahnya, menahan emosi.
"apa maksudmu, Keiji?! Shouyo adalah anakku dan kau tahu hal itu!!" kata Koushi dengan nada meninggi di akhir.
"ya... Dia anak kalian nii-san. Tapi, kalian tidak pernah memperhatikannya. Bisa di lihat dari ekspresinya saat bersama kalian yang seperti tak memiliki tujuan hidup dan tatapan kosongnya. Kalian sendiri bukankah sudah menyadarinya?" kata Keiji sambil memberikan tatapan tajam.
"Damare!!! Tahu apa.... Tahu apa kau tentang kami?!" kata Koushi yang mulai tak bisa mengontrol emosinya.
"aku memang tak tahu detailnya tapi, aku tahu garis besarnya perlakuan kalian yang membedakan antara Kei dan Shou-chan." kata Akaashi dengan tetap tenang.
Sementara itu di sebelah ruang tamu ada Kei yang sedang menguping pembicaraan okaa-sannya dan pamannya sambil duduk memeluk lututnya. Dia merasa sedikit bersalah kepada adiknya.
'aku tahu bahwa mereka membedakan aku dan Shouyo, aku tahu...'
'aku benci diriku yang pengecut ini...'
'aku iri kepada Tobio-nii yang berani membentak otou-san untuk Shouyo... Aku ini tak pantas menjadi kakaknya' batin Kei yang kesal pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tensai Shouyo[FANFICTION] (END)
RandomShouyo, anak bungsu dari klan Karasuno. Anak yang terabaikan di keluarganya. Dia tahu bahwa apapun yang di lakukannya tak akan membuat ayahnya melihatnya. Dia memilih untuk menyembunyikan kejeniusannya itu. 'jangan harap kalian bisa memanfaatkanku...