Siang hari dengan langit birunya yang cerah. Angin musim panas yang berhembus menerbangkan dedaunan hijau yang jatuh.
'hari ini ya? Ya... Hari ini. Karena gugup rasanya aku jadi sulit bernafas.'
"Tadashi... Bisakah kau tolong aku mengangkat kardus-kardus ini?"
"ah! Shimada-san tentu." kata Yamaguchi segera berjalan ke bagian belakang Shimada Mart untuk membantu gurunya itu.
"daijobuka? Sepertinya akhir-akhir ini kau punya banyak fikiran. Apakah murid-muridmu bandel semua?" kata Shimada yang meneliti anak didiknya itu sembari mengangkat beberapa kardus.
"ie' mereka anak-anak yang sangat berbakat. Mungkin lain kali Shimada-san harus bertemu dengan mereka dan melihatnya sendiri." kata Yamaguchi sembari tersenyum.
"ah... Begitu... Lalu apa yang kau fikirkan?" kata Shimada.
"hm... Ini tentang temanku dulu, Shimada-san tau kan? Sawamura Kei... Aku bertemu dengan adiknya, dan adiknya memintaku untuk menemui Kei." kata Yamaguchi sembari menggaruk tengkuk kepalanya.
"hah... Tadashi, sebaiknya kau temui saja, jika kau terlalu lama memendap perasaan mu bukan kah nanti kau sendiri yang akan menyesal?" kata Shimada sembari mengetuk jidat Yamaguchi.
"ite'... Tapi, bagaimana kalau dia tidak menyukaiku? Bahkan ketika dia masuk rumah sakit saat SMA dia tidak mengabariku sama-sekali." kata Yamaguchi.
"hah.... Tadashi... Bisakah kesalah pahaman kalian itu harus segera di selesaikan. Lagi pula kalian sudah dewasa bukan?" Yamaguchi hanya terdiam.
"hai'... Lagi pula aku juga sudah janji akan bertemu dengannya malam ini." kata Yamaguchi.
"nah... Bagus lah." kata Shimada sembari tersenyum kepada muridnya itu.
'walau begitu aku tetap merasa gugup.' batin Yamaguchi.
.
.
.
.
.
Seorang remaja dengan surai gelap serta jas berwarna hitam rapi membuatnya terlihat berkarisma.Sudah hampir beberapa minggu keadaan di perusahaannya terasa sangat damai sehingga dia merasa akan kedatangan orang yang selalu membuatnya jengkel.
'hm... Paling tidak dia sudah tak mengganggu ku lagi. Dia masih sangat menyebalkan.' kata Shouyo dalam hati.
Shouyo menatapi kertas-kertas dokumen yang jumlahnya tak terlalu banyak tersusun rapi di mejanya. Semua dokumen itu telah selesai ia kerjakan dan sekarang dia tak tahu harus melakukan apa.
Di bukanya ponsel pintarnya dan melihat tanggal yang tertera di bawah jam di layar ponselnya.
'hm... Hari ini ya... Aku harus memastikan bahwa mereka benar-benar bertemu dan mari kita lihat apa yang akan di lakukan Tou-san kepadaku.' batinnya masih sembari menatapi layar ponsel.
Tok! Tok! Tok!
Pintu kaca ruangan presdir itu di ketuk. Dengan segera Shouyo mengenakan topeng miliknya dan mempersilahkan orang di luar pintu untuk masuk.
"papa! Ada apa datang ke sini?" kata Shouyo kemudian melepas topengnya.
"tidak ada, aku hanya bosan di gedung dinas olahraga, tak ada lagi yang bisa ku kerjakan." jawab Koutaro sembari memasuki ruangan anaknya.
"apakah papa kelelahan? Perlukah ku panggil Yachi-san untuk menyiapkan camilan?" tanya Shouyo sembari tersenyum.
"tidak perlu, Shou-can. Apakah akhir-akhir ini nii-chan merencanakan sesuatu lagi?" Tanya Koutaro tiba-tiba.
"Ya, begitu lah, entah cara kotor macam apa yang akan di lakukannya kali ini." Kata Shouyo sembari berjalan mendekati Papanya.
"Hah.... Daichi-nii... Tidak pernah berubah. Sepertinya kali ini aku akan membuatnya benar-benar terdiam." Kata Koutaro geram karena lagi-lagi anak semata wayangnya ingin di rebut oleh nii-sannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tensai Shouyo[FANFICTION] (END)
RandomShouyo, anak bungsu dari klan Karasuno. Anak yang terabaikan di keluarganya. Dia tahu bahwa apapun yang di lakukannya tak akan membuat ayahnya melihatnya. Dia memilih untuk menyembunyikan kejeniusannya itu. 'jangan harap kalian bisa memanfaatkanku...