Chapter 20- Ayah Gagak

1.9K 219 20
                                    


"

Shou-channn!!!! Aone!!!!" suara cempreng milik Tendou menggema di sepanjang lorong. Shouyo dan Aone tersentak mendengar nama mereka berdua yang di panggil secara heboh oleh Tendou.

"nani? Tendou, apakah ada hal menarik yang terjadi sampai-sampai kau memekik di lorong begini?" kata Shouyo menatap temannya itu datar.

"ne... Ne... Tadi ada pria yang menyeramkan mencarimu, Shou-chan! Dia seperti mau membunuh orang saja!" kata Tendou.

"hah? Pria menyeramkan? Siapa?" Shouyo mengangkat sebelah alisnya bingung.

"em... Etto... Dia bilang dia tou-san mu. Tapi, bukan kah kau sudah tak ada hubungan lagi dengannya?"

"tou-san? Ah... Apa lagi maunya?" Shouyo mengedutkan keningnya sambil mengusap kasar wajahnya.

"dimana dia?"

"tadi dia berjalan menuju kelasmu."

"oke, aku akan ke sana. Trims Tendou" Shouyo pun berlari meninggalkan kedua sahabatnya itu.

"he.... Matteo... Shou-chan!!!! Ikut dong!!!" Tendou menyusul Shouyo yang berlari dengan kencang di ikuti Aone di belakangnya.

~~||~~

Daichi berjalan di lorong mengeluarkan aura kuat dan seram membuat para siswa siswi yang berlalu lalang di lorong itu bergidik ngeri. Dia berhenti di depan pintu kelas 1-1.

Terlihat seorang pria dengan surai gelap yang di potong rapi sedang mencari-cari seseorang. Shouyo mengeratkan tinjunya, untuk apa tou-sannya yang tak pernah memperhatikannya tiba-tiba mencarinya? Itu membuatnya merasa kesal. Aone dan Tendou merinding saat melihat aura gelap yang berada di sekeliling temannya itu.

"S-Shou-Chan? Daijoubu?" tanya Tendou agak ragu sambil menepuk pundak Shouyo pelan.

"Tendou, Aone kembali lah ke kelas kalian, nanti akan ku jelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara aku dengan pria itu." masih setia dengan tatapan tajam dan menusuknya kepada Daichi.

Daichi yang merasakan tatapan seseorang sontak menoleh ke arah shouyo, wajahnya melembut dan terlihat cerah. Entah apa yang di pikirkannya Shouyo tak peduli, dia membenci Tou-sannya.

"Shou-chan... Tou-chan dari tadi mencarimu." kata Daichi sambil ingin mengusap kepala Shouyo tapi, segera di tepi oleh orang yang bersangkutan.

"jangan sentuh aku, siapa kau ini? Tiba-tiba berbuat seenaknya dan memanggilku dengan akhiran -Chan seperti sudah akrab saja. Jangan panggil aku Shouyo. Kau bukan Tou-san, Tou-san itu tak akan perhan menoleh ke arahku walau apa pun yang aku lakukan." katanya dengan nada dingin lengkap dengan tatapan tajam yang sangat menusuk hati Daichi. Sebesar itukan kebencian Shouyo kepadanya?

Daichi menatap mata honey milik Shouyo yang menatapnya tak suka. Dia membuang nafasnya kasar. Ini salahnya karena terlalu memusatkan seluruh perhatiannya kepada Kei.

"tidak, ini aku Shouyo. Aku Tou-sanmu. Ayo, kembali kepada kami." kata Daichi. Dia berencana untuk mewariskan perusahaannya kepada Shouyo dan menjodohkannya kepada anak dari perusahaan lain. Tentu saja ada yang harus di korbankan oleh Shouyo.

"tou-san? Ini beneran tou-san?" tatapan Shouyo sedikit melembut. Lalu kembali menatap Daichi tajam.

"HUZAKENNA!!! Kau ingin aku berkata seperti itu? Kau kira aku tak tahu jalan pikirmu tou-san~?  Kau hanya ingin memperalatku. Kau kira dengan cara memprofokasiku seperti itu akan berhasil? Tentu saja tidak." katanya masih dengan ekspresi dingin nan menusuk.

"kau kira aku anak SD yang mudah kau bohongi? Maaf tapi, berkatmu aku bisa keluar dari rumah itu dengan mulus dan tinggal bersama mama dan papa yang sangat menyayangiku." kali ini dia sedikit menyelipkan sebuah seringaiannya.

Shouyo tahu ada yang tidak beres dengan Daichi. Orang yang hanya peduli pada hal yang bisa menguntungkannya tak akan mencarinya kalau tidak menginginkan sesuatu. Di tatapnya Daichi lalu dia berjalan menjauhi pria bersurai gelap itu.

"jika kau berfikir aku bisa kau manfaatkan, jangan harap akan berjalan dengan mulus, otou-san~ ja... Aku ada kegiatan ekskul setelah ini." kata Shouyo lalu berjalan masuk ke kelas untuk mengambil tasnya lalu keluar lagi untuk berjalan ke loker sepatu.

"woi! Shou-chan!!!! Matteo!!!! Aone, ayo kita susul!" kata Tendou segera mengejar Shouyo. Aone menatap kelakuan teman merahnya itu lalu berjalan mendekat ke arah Daichi. Di tatapnya Daichi lalu dia membungkuk.

"paman, aku tak tahu apa hubungan dan masalah mu dengan Shouyo tapi, ku harap kau tidak membuatnya marah." kata Aone dengan wajah tanpa ekspresi lalu berjalan menjauh untuk mengambil tasnya dan menyusul kedua sahabatnya.

Daichi hanya terdiam dengan wajah tertunduk. 'Shouyo! Aku akan membuatmu kembali kepadaku, akan ku buat kau menjadi pewaris perusahaan yang sempurna!' Daichi menggeram lalu berjalan meninggalkan lorong kelas 1-1.

~~||~~

Berjalan dengan santainya sambil menatapi jalanan yang di penuhi orang yang berlalu lalang, pria dengan tubuh yang tinggi serta senyuman manis terlukis di wajahnya yang tampan. Memasuki gerbang sekolah dan berjalan ke gedung olahraga yang di penuhi suara decitan sepatu dan suara dentuman dari bola yang membentur lantai.

"hai'! Hai... Para pemain voli, mulai hari ini aku kan menjadi pelatih kalian!" katanya sambil membuka pintu gedung olahraga.

Shouyo menatap pria itu dengan tatapan meneliti. Dia seperti pernah melihat pria itu di suatu tempat tapi, dia lupa. 'dare? Apakah aku pernah melihatnya? Etto... Dare?!' batinnya sambil mengingat-ngingat.

"Nande Shou-chan? Apakah kau mengenalnya?" kata Tendou.

"sepertinya? Entahlah aku lupa." jawab Shouyo sambil menggaruk tengkuknya yang tidak lah gatal.

Tensai Shouyo[FANFICTION] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang