chapter 8 - Matahari membalaskan dendamnya

3K 369 29
                                    

~~Tensai Shouyo~~
||Haikyuu||
Warning: typo, cerita gaje, dll.

.
.
.
Hari ini Shouyo ingin pergi menemui mama dan papanya. Dia pergi bersama Tobio seperti biasa. Sekarang Shouyo dan Tobio benar-benar sangat dekat bagaikan satu paket makanan.

Mereka melesat cepat ke arah rumah Koutaro Dan Keiji dengan motor berwarna hitam itu. Shouyo memeluk Tobio dengan erat karena nii-san gilanya ini menggunakan motor sambil ngebut-ngebutan. Rasanya jantungnya akan copot kapan saja jika dia lengah.

Tanpa di sadari Shouyo, mereka sudah sampai di rumah sederhana milik papa dan mamanya. Shouyo masih terdiam di motor sementara Tobio sudah memarkirkan motornya itu di depan rumah kedua pamannya.

"hoi, Shouyo boge. Kita sudah sampai. Jangan berekspresi seakan-akan kau akan mati saat ini juga ayo turun" kata Tobio sambil melepaskan helm adiknya itu.

"gara-gara siapa memangnya? Nii-chan baka!" kesal Shouyo yang turun dari motor Tobio.

Mereka memencet bell rumah Koutaro dan Keiji 3 kali. Terdengar langkah kaki dari balik pintu dan suara khas milik Keiji.

"Shou-chan!!! Mama kangen denganmu..." kata Keiji memeluk tubuh mungil Shouyo.

"Shou-chan.... Anak kuuuu!!!! Ayo sama papa!!!!" kata Koutaro yang baru saja keluar dari rumah dengan perilaku alaynya.

"papa!!!" jawabnya sambil mengulurkan tangannya tanda ingin di peluk.

"ini lah kenapa aku lebih setuju Shouyo bersama kalian." kata Tobio sambil tersenyum tipis.

"terima kasih karena sudah mendukung kami untuk menjadi orang tua Shou-chan Tobio-kun..." kata Keiji mengelus kepala keponakannya itu.

"memangnya pemilihan presiden?" katanya sambil terkekeh.

"papa... Kakek di mana?" kata Shouyo sambil memandangi wajah Koutaro.

"ada di dalam... Ayo kita masuk dulu" kata Koutaro sambil tersenyum lebar.

"hai'..." kata Shouyo dan Tobio berbarengan.

"ah, Tobio ngomong-ngomong bukan kah di foto ini kalian terlihat sangat manis?" kata Keiji yang menahan Tobio sambil menggoda keponakannya itu. Semenyara Koutaro dan Shouyo sudah kabur masuk ke rumah.

"p-pa-paman! Dapat dari mana?!" kata Tobio tergagap karena malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"p-pa-paman! Dapat dari mana?!" kata Tobio tergagap karena malu.

"Shouyo tidak memberi tahunya kepadamu?"

"memberi tahu apa?!"

"ah sudah lah... Jika ku bilang nanti jadi gak seru lagi... Ayo masuk." katanya sambil tersenyum puas dengan reaksi lucu dari keponakannya itu. Sementara Tobio masih mematung tidak percaya bahwa ada yang memfotonya ketika tidur.

'aib ku...' ternyata masalahnya bukan di mana dia tidur dengan Shouyo tapi, aibnya ketika tidur berada di tangan pamannya.

Tobio memasuki ruang tamu setelah dia sudah sadar dari lamunannya. Ikkei yang melihat Tobio masuk, menyuruh Tobio untuk duduk bersamanya.

"nah, Tobio, apa kau tahu siapa orang yang memegang akun ini? Dia berhasil membuat beberapa game dan semuanya berada di peringkat teratas terpopoler hanya dalam waktu beberapa bulan." tanya Ikkei tiba-tiba.

"tidak, aku tidak tahu siapa orang yang memegang akun ini. Tapi, style pembuatan gamenya yang sederhana ini aku seperti pernah melihatnya."

"kau sungguh tidak tahu? Padahal dia adalah muridmu sendiri. Kalian bahkan tinggal satu aparrtemen." kata Ikkei santai.

"pft!!!... APA KAKEK BILANG??!!!" Kageyama menyemburkan kembali teh yang dia minum tadi.

"nii-san, kau jorok sekali baka!" kata Shouyo sambil berjalan menjauh dengan teratur.

"dia adik mu bodoh!" kata Koutaro sambil menepuk punggung Tobio sedikit keras.

"NANI?! Kenapa aku tidak tahu? Shouyo?!" kata Tobio meminta penjelasan.

"karena aku tidak bilang. Kau juga gak bertanya... Jadi untuk apa aku katakan?" katanya datar sambil memakan bakpau daging yang baru saja di bawa Keiji dari dapur.

Ting tong~

Suara bell rumah yang berbunyi menghancurkan suasana di mana orang-orang sedang mempermainkan Tobio saat ini.

"biar aku yang buka." kata Shouyo sambil berjalan ke arah pintu depan. Di lihatnya Hajime dan Tooru. Lalu di belakang mereka ada kedua orang tuanya dan juga Kei yang melambaikan tangan kepadanya.

"masuk lah... Kakek sudah menungu kalian." kata Shouyo dengan wajah dan nada datarnya.

"Chibi-chan... Aku rindu kepadamu..." kata Tooru dengan niat ingin memeluk Shouyo tapi, orangnya sudah menghindar duluan.

"hai, Shouyo kau membuat game yang seru!" kata Hajime sambil memperlihatkan rank game yang di mainkannya.

"oh... Tentu..." katanya sambil tos dengan Hajime.

"hidoi! Chibi-chan! Kau hanya kompak dengan Iwa-chan saja..." kata Tooru sambil mengeluarkan air mata buaya.

"mau kau apakan adikku bajingan?!" kata Tobio kesal dengan suara melengking milik sekretarisnya itu.

"jangan di depan pintu sampah seperti mu hanya menghalangi jalan saja!" kata Tobio sambil menyeret Tooru masuk.

"hidoi!..."

"URUSAI!"

Setelah itu semuanya pun berkumpul di ruang tamu dan Tooru Oikawa sudah di ikat mulutnya dengan lakban oleh Tobio baru lah Ikkei mulai berbicara.

"seperti yang kalian semua tahu. Aku ingin ini selesai tanpa ada pertentangan dari pihak mana pun termasuk pihak orang tua kandung Shouyo yang tak memperdulikannya." kata Ikkei sambil menatap tajam ke arah Daichi.

"sekarang kalian tanda-tangani lah surat ini, dan urusan ini pun kelar." sambungnya sambil mengeluarkan surat dan pulpen.

Koushi hanya bisa menangis karena tak bisa mengurus Shouyo dengan baik. Kei tersenyum sambil mengusap kepala Shouyo lembut. Semantara Pasangan Bokuto menandatangani dengan suasana hati bahagia karena akhirnya mereka bisa seutuhnya menjadi orang tua Shouyo. Berkas itu selanjutnya di tangani oleh Iwazumi Hajime yang juga rekan kerja dari Shouyo secara rahasia.

"nah... Mulai sekarang apakah kau ingin mengganti namamu Shouyo?" tanya Ikkei kepada cucuk kesayangannya itu.

"ya! Biarkan aku menggunakan nama Bokuto Shouyo!" kata Shouyo dengan semangat.

"tentu saja. Hajime masalah surat-surat ini kau lah yang menanganinya dan sekalian akte kelahiran dan namanya juga." kata Ikkei.

"tentu saja Kakek apa yang tidak untuk adik sepupu sekaligus partner kerja ku itu?" katanya sambil tersenyum.

"partner kerja?" kata Koushi meminta penjelasan.

"aku hanya pembuat game amatiran saja. Nama akun ku yang akan segera menjadi nama sebuah perusahaan game adalah 'Haikyuu'" jelas Shouyo sambil tersenyum penuh dengan kepuasan.

Daichi mengepal tangannya, dia tidak tahu bahwa anaknya itu memiliki kelebihan seperti itu. Dia mendengar dari Hajime bahwa anaknya itu bahkan mampu membuat sebuah sistem dari sebuah perusahaan yang memiliki tenaga IT ahli, di buat kerepotan oleh Virus ciptaan anaknya itu.

'Shouyo, jadi selama ini kau menyembunyikannya dari ku?!' batin Daichi sambil menatap anaknya itu yang sedang tersenyum licik.

'maaf Tou-san... Aku tak ingin menjadi bonekamu' kata Shouyo dalam hati sambil tersenyum puas akan apa yang di lihatnya hari ini. Dia berhasil membuat tou-sannya menyesal karena mengabaikannya selama ini.

'terima kasih akan kejadian hari ini tou-san... Aku puas!'

Tensai Shouyo[FANFICTION] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang