Chapter 5 - Matahari yang bersinar

3.2K 389 3
                                    

~~Tensai Shouyo~~
||Haikyuu||
Warning: cerita gaje, typo, dll.

.
.
.

Shouyo sedang sibuk berkutat dengan laptopnya, sementara teman-temannya yang lain sedang memakan bento di jam istirahat. Tendou dan Aone hanya bisa menatap bingung kelakuan sahabat mereka itu.

"ne... Shou-chan... Kau tidak makan?" kata Tendo sambil memakan sosis berbentuk gurita.

"tidak, aku tidak lapar." jawabnya singkat.

"sebenarnya kau sedang apa sih? Kayaknya seru banget." kata Tendou penasaran.

"kau tak akan mengerti walaupun aku menjelaskannya." kata Shouyo sambil seringaian.

"he... Shou-chan Kakkoī..." kata Tendou dengan girang sementara wajahnya berantakan dengan nasi yang menempel di wajahnya.

"di pipi mu ada nasi Tendou" kata Shouyo sambil mengelap wajah Tendou. Lalu kembali dengan perkerjaannya.

Sebenarnya dia sedang membuat sebuah game yang lalu akan dia jual ke perusahaan Tobio-nii nya. Dia menggunakan nama 'Haikyuu!!!' sebagai samarannya.

Dia sudah mengerjakannya hampir 1 minggu semenjak nii-sannya itu mengajarinya. Dia selalu melakukannya saat Tobio tidak bersamanya.

Menguasai suatu hal bukan lah hal yang sulit untuknya mengingat IQ-nya yang melebihi anak seumurannya, walaupun dia tak ingin terlalu menonjol sehingga di setiap ujian dia hanya membuat agar dia mendapatkan nilai 80 di setiap pelajarannya. Ya 80 di setiap pelajaran! Paling tidak dia masih berada di peringkat 10 besar, pikirnya.

"ah... Yatta! Yatta! Akhirnya selesai!" pekiknya senang.

"eh? Nani? Apa yang selesai?" tanya Tendou penuh tanya.

"hm?" sedangkan Aone hanya berdehem sambil memiringkan kepalanya.

"iie' nande monai..." kata Shouyo sambil tersenyum.

~~||~~

Saat pulang sekolah dia langsung berlari ke gerbang sementara kedua sahabatnya mengikuti di belakang. Tendou yang masih penasaran dan Aone yang memasang wajah tidak mengerti.

"NII-SAANNN!!!" pekik Shouyo sambil melambaikan tangannya kepada Tobio yang menunggunya sembari memainkan ponselnya.

"Shouyo?" katanya tidak percaya dengan suara pekikan semangat yang di dengarnya. Dia menatap adiknya yang ternyata sudah berada di dekatnya.

"Nii-san..." kata Shouyo sambil tersenyum lebar. Tobio yang masih tidak percaya hanya mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya.

"ini kau kan? Apakah kepalamu terbentur?" tanya Tobio sambil mencubit pipi ototonya.

"ini aku baka nii-san!" jawab Shouyo sedikit kesal karena pipinya di cubit.

"ku sangka tadi anak nyasar yang salah panggil orang." Tobio mencoba menggoda adik kecilnya itu.

"BAKA!" kata Shouyo sambil menendang kaki Tobio.

"i-itai! Ma... Ma... Ayo kita pulang tadi paman Keiji menitipkan bakpau daging padaku. Mau?" kata Tobio sambil menunjukkan sebungkus bakpau daging sambil tersenyum licik.

"nii-san..."

"ya?"

"bisa tidak kau tidak tersenyum? Senyumanmu menyeramkan..." kata Shouyo dengan wajah datar.

"urusai! Boge!" kesal Tobio karena di katai Shouyo.

"kau yang boge, baka nii-san!" kata Shouyo sambil menendang kaki Tobio lagi.

"sudah... Sudah... Ayo pulang... Kita lanjutkan lagi di rumah" kata Tobio mengalah. Jika mereka teruskan bisa-bisa sampai malam.

~~||~~

Koutaro lagi-lagi memasang kamera di sekitaran lingkungan Keponakannya itu. Sekarang dia sedang mati-matian menahan tawa saat melihat perkelahian antara kakak beradik Sawamura itu.

"pft... Sial aku tidak tahan melihat tingka mereka... Baru 2 minggu tapi, sudah akrab seperti temab sebaya saja"

"lagi-lagi kau memata-matai mereka?" kata Keiji yang duduk di sofa ruangan kerja sang suami.

"ya... Dan aku medapatkan sesuatu yang menarik tentang Shouyo. Kau lihat ini." kata Koutaro memberikan selembaran rapot Shouyo.

"apa ini? Semua nilainya 80? Dan lagi di setiap semester dan pelajaran?" kata Keiji bingung dengan apa yang di lihatnya.

"ya... Semuanya. Lebih tepatnya semenjak dia berada di kelas 2 tengah semester 2." kata Koutaro mulai serius.

"apa?! Apakah dia sengaja?" kata Keiji terkejut.

"sepertinya iya... Dan aku juga barusan melihat dia menyelesaikan sebuah game buatannya sendiri. Shouyo benar-benar anak yang jenius." kata Koutaro sambil menunjukkan video Shouyo saat makan siang di sekolahnya lagi.

"aku juga sempat merekam dia yang terlihat seperti melihat ke arah kamera beberapa saat..." sambungnya.

Keiji hanya bisa menatap tak percaya. Dia tahu bahwa Shouyo adalah anak yang pintar tapi, dia tak pernah menduga bahwa anaknya itu benar-benar jenius.

"aku... Aku tak bisa berkata apa-apa lagi Koutaro... Dia anak yang luar biasa. Jika Daichi-nii mengetahui bahwa anaknya yang satu ini sangat lah jenius aku yakin dia tak akan membiarkan kita membawa Shouyo." kata Keiji sambil mengusap wajahnya kasar.

"tenang saja aku sudah mengatakannya kepada kakek. 2 hari lagi kakek akan sampai di Miyagi." kata Koutaro sambil menyunggingkan senyumannya.

"bagus lah kalau bagitu, mungkin ini terdengar egois tapi, aku ingin Shouyo menjadi anak kita. Benar-benar milik kita." kata Keiji lirih di akhir.

"tentu saja dia akan menjadi anak kita Keiji..." kata Koutaro sembari mengecup lembut bibir Keiji.

Tensai Shouyo[FANFICTION] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang