Bab 7

1.2K 131 3
                                    


Yoona sudah datang ke kedai kopi tempatnya bekerja sejak jam tujuh pagi. Ia menyapa Kwangsoo yang juga bekerja di sana sebagai chef pastry dan bergegas pergi menuju ruang ganti karyawan untuk meletakkan tasnya ke dalam loker. Kemudian Yoona beranjak menuju gudang penyimpanan untuk mengecek barang-barang apa saja yang mesti ia beli.

Setelah beres menulis semua keperluan belanja coffee shop, Yoona meninggalkan gudang. Ia hampir saja bertabrakan dengan Sunny dan Hyoyeon yang baru tiba di sana.

"Kukira kau libur hari ini." Sunny menyelipkan smartphonenya ke dalam tas.

"Jessica masih sakit?" Hyoyeon mengemil potongan terakhir biskuit keju yang dibawanya.

Yoona berjalan menuju meja bar. "Ya. Jessica masih demam tinggi. Tapi tak apa. Biarlah dia beristirahat barang sehari-dua hari lagi. Lagipula, temanku akan datang kemari hari ini. Libur atau tidak libur, aku tetap harus datang."

Hyoyeon melirik Sunny dengan senyum penuh rahasia. "Apakah temanmu ini... Uhm... Seseorang yang kau temui di Jeju?"

Yoona mengikat rambutnya dan memakai apron barista. "Kenapa sih kalian begitu terobsesi dengan liburanku di Jeju?"

Hyoyeon segera menangkap umpan yang dilempar oleh Yoona. Ia spontan berlari kecil ke meja bar. "Cepat beritahu kami, apa yang terjadi di Jeju? Apa ada sesuatu yang indah dan romantis di sana?"

Yoona menyalakan tombol pemanas cangkir espresso. Ia menata beberapa cangkir demitasse di atasnya. Yoona memutar tumit dan tersenyum. "Tentu saja. Sekarang kan masih musim semi, semua pemandangan di Pulau Jeju benar-benar sangat indah dan romantis."

Hyoyeon menjentikkan jari dengan gemas. "Kau menghindari pertanyaanku. Apa susahnya sih kau berterus-terang? Katakan saja sejujurnya, apa kau dan pria tampan ini melakukan sesuatu yang hehehehe...." Ia menyeringai tajam.

Tiba-tiba Yoona mendadak merasa lemas----seakan-akan ia baru saja terserang badai panas. "Ti---tidak.... Tak ada yang terjadi." Yoona segera berpegangan ke pinggir meja bar dan memijat keningnya. Kepalanya serasa berputar-putar.

"Kalau kau tak mau membocorkan rahasia kecilmu itu, ya sudahlah." Hyoyeon nyengir, "kau tak perlu sampai berlagak mau pingsan begitu." ia cekikikan. "Tapi aku bertekad, lain kali aku pasti akan berhasil mengorek rahasia kotormu itu dan kau takkan bisa berpura-pura lagi."

Hyoyeon meninggalkan Yoona setelah merasa yakin cepat atau lambat temannya tadi akan membocorkan sendiri rahasianya.

Yoona menghela nafas panjang. Ia bergerak meraih sebuah bangku dan duduk di atasnya. Kepalanya menyender ke belakang. Ia merasa sungguh lelah. Hanya Yoona sendiri yang tahu perasaan apa yang sesungguhnya ia simpan sendiri sejak malam romantis di Jeju tempo hari yang terpaksa mesti ia tinggalkan.

Sesungguhnya, aku tak pernah ingin pergi.... Tapi aku harus. Bagaimanapun juga.... Yoona berbisik sendiri.

Tak ada yang tahu, sebenarnya Yoona memang sedang menyimpan sebuah rahasia besar seorang diri. Dan begitu ia memandang keramaian jalan di luar kedai kopi, hatinya mulai merasa begitu sepi.
   
   
......................................................................

Siang harinya, telepon genggam Yoona berbunyi. Isinya hanya sebuah pesan pendek.

Aku sudah sampai di depan SNSD Coffee Shop.

Yoona tersenyum dan menyelipkan kembali telepon genggamnya ke dalam saku celana. Ia merapikan ikatan rambutnya dan memeriksa pantulan dirinya di depan cermin coffee shop.

"Aih, lihatlah tingkah si Yoona! Aku berani bertaruh kalau pacar rahasianya ada di sini sekarang." Hyoyeon cepat-cepat menowel Sunny yang lantas memutar kaki untuk melihat apa yang tengah dilakukan oleh barista kesayangan mereka di depan cermin.

Then I Met You (Vyoon ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang