Yoona dan Taehyung berbaring berdua di atas ranjang. Mereka saling bertatapan. Seperti biasa, Taehyung menempelkan keningnya ke kening Yoona.
Yoona membelai pipi Taehyung dan tersenyum. Ia masih tak dapat percaya bahwa kini ia telah menjadi Nyonya Kim yang sah. Mereka telah resmi menikah selama beberapa waktu, mungkin hampir tiga tahun. Ia membelai lembut wajah suaminya yang sangat tampan.
Taehyung memegangi tangan Yoona dan tersenyum. Istrinya itu terlihat jauh lebih lemah dan lebih rapuh dari tahun-tahun sebelumnya, namun kecantikannya sama sekali tak memudar atau tertandingi oleh gadis lain. Yoona masih tetap wanita paling cantik dan paling memesona di hidup Taehyung.
"Katakan padaku, apa aku membuatmu bahagia?" Tanya Taehyung.
Yoona melemparkan senyumannya yang paling indah. Ia mengangguk perlahan. "Kau membuatku menjadi wanita yang paling bahagia di seluruh jagad raya ini, Taehyungie."
"Itu karena kau yang membuatku lebih bahagia, Yoona. Kau menyempurnakan hidupku...."
Yoona membasahi bibirnya yang kering. Ia merasa sangat kelelahan. Beberapa hari ini ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk di kebun rumah mereka sambil menulis sesuatu. Pernah suatu ketika, Taehyung bertanya apa yang sedang ditulis oleh istrinya, namun Yoona cepat-cepat menutupi kertas putih yang tengah ditulisinya. "Akan kuberikan padamu kalau aku sudah beres menulis semuanya." Jawab Yoona.
Taehyung mencoba sebisanya untuk menjadi suami terbaik bagi istrinya. Tak sekalipun ia membantah maupun menolak apapun yang terlontar dari bibir Yoona. Meskipun ada satu saat di mana Taehyung ingin sekali berkata tidak pada istrinya.
"Aku ingin memberikanmu seorang anak." Bisik Yoona padanya suatu hari. Pada saat itu, hidup bersama Yoona sudah lebih dari cukup bagi Taehyung. Ia tak menginginkan hal yang lain. Tetapi Yoona bersikeras menginginkan seorang anak. Dengan kondisi kesehatannya saat ini, hampir tak mungkin mereka bisa mempunyai momongan. Taehyung tak berani mempertaruhkan nyawa Yoona. Berulang kali ia membujuk istrinya untuk melupakan angan-angan indah yang satu itu. Ia bahkan mengusulkan untuk mengadopsi anak jika Yoona memang menghendaki seorang bayi. Tapi istrinya itu hanya tersenyum dan mengusap wajah Taehyung tanpa menjawab apa-apa.
Dan sore tadi, Yoona mengajak suaminya berjalan-jalan di sekitar Hamdeok dan menyaksikan lautan berwarna biru zamrud meskipun Yoona hampir tak kuat berjalan.
"Taehyung ah," Yoona menoleh padanya. "Maukah kau menggendongku di punggungmu?"
"Tentu saja. Kau pasti kelelahan." Taehyung segera berjongkok agar Yoona bisa segera naik ke atas punggungnya. Tiba-tiba saja ia tertawa kecil menyadari bahwa ia belum pernah mempondong Yoona di punggungnya.
"Apa aku berat, Tae?" Yoona melingkarkan kedua lengannya sedikit di bawah leher Taehyung.
"Tidak sama sekali, kau seringan bulu ayam, Yoona ssi." Taehyung menggoda istrinya. Dan tiba-tiba saja lelaki itu teringat memori dari beberapa belas tahun silam. "Kau tahu, sayang? Ibumu juga pernah bertanya hal yang sama padaku ketika dahulu aku menggendongnya di punggung. Aigoo, ibu dan anak ternyata sama saja."
Yoona tersenyum sambil menyenderkan dagunya di pundak Taehyung. "Mungkin nanti puterimu juga akan menanyakan pertanyaan yang sama, Taehyungie."
Taehyung tertawa senang. "Kalau dia sampai bertanya begitu, aku tahu darimana dia mendapatkan bakat tersebut, sudah pasti dari keluarga ibunya. Ah, kalau begitu... Aku pernah menggendong semua perempuan di keluarga Im." Ia tersenyum dan merasa pasir pantai yang bergeser tersentuh air laut di bawah kakinya membuat telapak kakinya kegelian.
"Taehyungie,"
"Hmm?"
"Dahulu ibuku meminta satu hal padaku, yakni agar aku mau mencarimu. Kau tahu mengapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Then I Met You (Vyoon ff)
FanfictionYoona dan Taehyung bertemu karena sebuah insiden yang membuat keduanya menghabiskan suatu malam yang indah dan romantis di Pulau Jeju. Ketika mereka bertemu lagi untuk yang kedua kalinya di Seoul, kenyataan tentang siapa Taehyung yang sebenarnya su...