Para kru amphiteater Hamdeok membereskan pertunjukan mereka malam itu."Hanya begitu saja? Mereka takkan tampil lagi?" Tanya Yoona.
"Tidak akan, setidaknya sampai tahun depan." Taehyung menyingkir ke pinggir untuk memberi jalan pada pasangan lanjut usia yang berjalan menuruni undakan.
"Kenapa?"
"Mereka punya alasan tersendiri. Menurut apa yang kudengar, mereka sengaja mengadakan pertunjukan di sini untuk mengenang salah seorang rekan mereka yang telah lama wafat. Dahulu, mendiang berperan sebagai puteri bulan." Taehyung menunggu Yoona di bagian teratas undakan.
Yoona memandang Taehyung. "Kau kenal pemilik amphiteater ini?"
"Tidak juga. Tapi aku selalu datang untuk menyaksikan pertunjukan mereka setiap tahunnya." Taehyung tersenyum, "dan aku punya alasan sendiri." sambungnya sebelum Yoona bertanya lebih jauh.
Gadis berparas menawan itu hendak menuruni anak tangga ketika tiba-tiba ia menyadari pemandangan yang luar biasa mempesonanya di depan matanya.
Taehyung mengerling pada Yoona dan tersenyum diam-diam. Ia tahu betul apa yang tengah dipandangi oleh gadis itu.
"Pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah, bukan?" Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan berdiri di samping Yoona.
Yoona hampir-hampir tak mendengarkan kata-kata Taehyung, namun ia mengangguk setuju. A---aku.... Aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya.
Mentari yang berwarna jingga kemerahan perlahan-lahan menarik diri di balik birunya tirai samudera. Jutaan bintang-bintang berkerlap-kerlip menghiasai langit petang itu. Cakrawala belum sepenuhnya berubah gelap dan gabungan warna biru di langit malam serta kilauan oranye yang terpantul di lautan membuat dunia seolah-olah berhenti bernafas selama beberapa saat.
"Uhm, apakah kau tak ingin mengabadikan momen ini dengan kameramu?" Taehyung berbisik lembut di telinga Yoona.
Yoona menoleh dan mendapati sinar terakhir mentari jatuh di atas wajah tampan Kim Taehyung, membuat lelaki itu terlihat bagaikan sebuah lukisan dewata. Yoona begitu terpana. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya dan dengan kikuknya menggeledah tas selempangnya demi menemukan telepon genggamnya.
Taehyung menunggu dengan sabar hingga Yoona beres mengambil semua foto pemandangan cakrawala petang itu.
"Kau harus berterimakasih padaku karena aku telah menunjukkan padamu pemandangan yang spektakuler ini. Kalau aku tak membawamu kemari, kau pasti takkan pernah melihat ini semua." Ia tersenyum simpul.
Yoona meliriknya hangat. "Kau betul. Terimakasih." Ucapnya tulus.
Taehyung tertegun menatap Yoona. Ia sama sekali tak berharap Yoona akan berterimakasih semudah itu padanya. Ia tersenyum-senyum manis sendiri. "Sama-sama." Ujarnya lembut.
Yoona menapaki undakan menuruni bukit Hamdeok. Matahari telah tenggelam di ufuk barat. "Aku harus kembali ke hotel." cetusnya.
"Hmm...." Taehyung menyipitkan mata dengan kedua lengan terkunci di belakang punggungnya. "Aku tak yakin soal itu."
"Apa maksudmu?" Dahi Yoona berkerut bingung.
"Lihatlah ke bawah. Ke arah pantai." Taehyung menunjuk dengan dagunya.
Yoona spontan menoleh ke arah mana Taehyung menunjuk.
Yoona tak menyadari sebelumnya karena sedari tadi kedua matanya hanya fokus ke arah langit, namun kini ia bisa melihat jelas Pantai Hamdeok penuh dihiasi banyak obor dan ada sebuah panggung kecil di tengah-tengah pesisir pantai. 5-6 orang kru sedang menaruh beberapa alat musik di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Then I Met You (Vyoon ff)
FanfictionYoona dan Taehyung bertemu karena sebuah insiden yang membuat keduanya menghabiskan suatu malam yang indah dan romantis di Pulau Jeju. Ketika mereka bertemu lagi untuk yang kedua kalinya di Seoul, kenyataan tentang siapa Taehyung yang sebenarnya su...