Bab 16

919 109 0
                                    


"Taehyung ah, kau bisa datang ke SNSD Coffee Shop nanti malam, kan?" Jiwon memutar kursi di kamar tidurnya selagi ia menghubungi Taehyung via telepon.

"SNSD Coffee Shop? Kenapa?" Taehyung menautkan kedua alisnya.

"Ada yang ingin kukatakan padamu. Dan aku tahu kau suka kedai kopi itu, ya kan?" Suara Jiwon terdengar sangat ceria.

Taehyung tersenyum-senyum sendiri. Andai saja Jiwon tahu alasannya menyukai SNSD Coffee Shop. "Oke, aku juga mau bilang sesuatu padamu. Dan kau sudah memilih tempat yang cocok untuk kita bertemu."

"Kalau begitu sampai bertemu di sana. Dan oh, kau tak usah menjemputku. Aku akan menyetir mobil sendiri."

"Terserah kau saja, Nona Kim." Taehyung nyengir.

Jiwon tertawa dan menutup teleponnya. Sudah lebih dari satu bulan ia tak berjumpa dengan Taehyung. Ia baru saja pulang dari Washington tadi pagi. Sejujurnya, yang Jiwon inginkan hanyalah tidur sepanjang hari dan memulihkan diri dari jetlag. Tapi ia harus bertemu Taehyung hari ini. Lelaki itu selalu saja melupakan hari jadi pertunangan mereka.

Jiwon menyisiri rambutnya dan memulas bibirnya dengan sebuah lipstick. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Tampangnya lumayan juga. Jiwon berdiri untuk mengecek semua oleh-oleh yang ia bawa dari Amerika. Beberapa oleh-oleh ia belikan untuk paman dan bibinya. Beberapa untuk kakeknya Taehyung dan juga paman Gong Yoo. Dan satu kantung penuh oleh-oleh sengaja ia belikan untuk tunangannya.

"Huh, mungkin tidak seharusnya aku membelikan apapun untuk si Taehyung. Dia bahkan hampir tak pernah meneleponku selama aku berada di Washington. Tunangan macam apa tuh?" Jiwon menaruh kembali sebuah kotak putih yang dibungkus indah. Ia menjangkau kotak lainnya. Sebuah kotak berbungkus ungu. Hadiah itu ia belikan untuk Yoona.

"Ah, aku lupa. Aku seharusnya menelepon Yoona." Jiwon memutar nomor teman barunya itu. "Hmm, kok Yoona tak mengangkat teleponnya sih?" Jiwon mencoba sekali lagi. Tetapi nomor Yoona malah dialihkan.

"Ah, sudahlah. Aku akan menemuinya sendiri di SNSD Coffee Shop." Jiwon bergegas pergi.

   

......................................................................

"Yoona sedang keluar sebentar. Apa Anda mau menitipkan pesan?" Sunny tersenyum kikuk.

"Tak apa. Aku akan menunggu. Uhm, maaf apa aku bisa meminta sedikit bantuan?" Jiwon mengatupkan kedua telapak tangannya.

"Tentu saja. Apa yang bisa kami bantu?"

"Aku ingin membuat reservasi untuk malam ini. Dan kalau memungkinkan, aku ingin memesan sebuah white cheesecake. Aku tahu permintaanku terlalu menyusahkan, tapi bisakah chef pastry kalian membuatkan kue itu untukku? Aku benar-benar menyukai kue-kue kecil buatannya tempo hari."

"Reservasi dan sebuah white cheesecake untuk malam ini?" Sunny menatap pelanggannya dengan bingung.

"Ya." Jiwon terlihat sangat gembira seolah-olah hari itu adalah hari ulangtahunnya. "Oh, kuharap kalian bisa menyanggupi permintaanku. Pleaseee...."

"Aku akan tanyakan pada managerku dulu. Silahkan duduk."

"Terimakasih. Terimakasih banyak."

Sunny meninggalkan Jiwon untuk melapor pada Yuri di ruang kerjanya. Dan sebelum ia mengetuk pintu, Sunny menoleh sekilas ke arah Jiwon yang tengah duduk sambil membaca sebuah majalah. "Kuharap segalanya akan baik-baik saja untuk Yoona. Entah kenapa aku malah punya firasat buruk."

......................................................................

Taehyung tersenyum lebar saat ia melihat Jiwon melambaikan tangan ke arahnya. Gadis itu terlihat begitu cantik dengan kaus hijau dan sepasang celana putih. "Ahay, lihat siapa yang baru kembali dari Washington! Bawa oleh-oleh apa untukku?" Taehyung duduk di seberang Jiwon.

"Memangnya harus? Apa kau pikir kau berhak mendapatkan sesuatu dariku?" Jiwon menonjok dada Taehyung pelan. "Kau bahkan tak pernah menelponku selama aku di Washington."

"Haha," Taehyung menoleh sekeliling demi mencari sosok Yoona, tapi gadis itu tak kelihatan batang hidungnya. "Aku kan sempat meneleponmu----"

"-----Hanya satu kali. Itupun karena kau ingin menitip oleh-oleh padaku." Jiwon mendengus.

"Harap maklum, aku... belakangan ini benar-benar sibuk." Taehyung berbohong.

"Begitu sibuknya sampai-sampai kau lupa hari apa sekarang?"

"Bukannya sekarang hari Selasa?" Taehyung menggaruk leher.

"Huuh," Jiwon memutar bola matanya ke atas. "Sudah kuduga, kau pasti takkan ingat." Ia menoleh ke belakang punggung Taehyung. Lee Kwangsoo sedang berdiri di muka pintu pantry sambil membawa white cheesecake pesanannya. Jiwon mengangguk kecil pada chef pastry yang jangkung itu.

Kwangsoo membawa kue tart keju itu ke meja Jiwon dan berdiri di samping mereka. Taehyung mengangkat alis heran. "Siapa yang berulang tahun hari ini? Jelas bukan ultahmu. Aku tahu betul."

Jiwon tersenyum, mencoba untuk menutupi rasa jengkelnya pada Taehyung. "Bukan ulangtahun siapa-siapa. Coba terka lagi."

Taehyung merasa kebingungan. "Apa bibimu yang berulangtahun?"

Jiwon mencolek krim kue keju dengan ujung telunjuknya dan menempelkannya di bibir Taehyung. "Kau benar-benar pelupa. Mungkin seharusnya aku meninggalkanmu di sini agar kau bisa mengingat-ingat hari istimewa apa sekarang." Jiwon mengambil tas tangannya dan beranjak pergi.

"Tunggu! Tunggu!" Taehyung bergegas mengejar Jiwon, tapi gadis itu sudah berada di ujung pintu keluar. Taehyung spontan menarik siku Jiwon.

Tiba-tiba saja Jiwon berbalik dan mencium bibir Taehyung.

Kwangsoo hampir saja menjatuhkan kue yang dipegangnya demi melihat pemandangan tadi.

Sunny, Hyoyeon, dan Jessica melongo menatap Taehyung dan Jiwon. Tak ada satupun dari mereka yang menyangka kalau Jiwon akan nekat mencium Taehyung di depan semua orang. Bahkan Taehyung sendiripun tak pernah mengiranya.

Pada saat yang bersamaan, Yoona baru saja tiba di depan kedai kopi SNSD. Ia termangu menyaksikan Jiwon mencium bibir Taehyung dengan mesra. Gadis itu sama sekali tak berkedip. Yoona menarik nafas sedih dan perlahan-lahan berbalik pergi. Ia bisa merasakan sesuatu yang menyakitkan menusuk-nusuk ulu hatinya.[]

   
================================

Then I Met You (Vyoon ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang