Bab 31

841 104 28
                                    


"Apa itu benar?" Kim Sung-Ryung melompat dari atas kursi di ruang tamu rumahnya.

Detektif yang ia sewa menganggukkan kepala. "Itu benar. Gadis itu rupanya sedang sekarat. Dia menderita leukemia akut dan sekarang dia terbaring koma di rumah sakit."

Sung-Ryung spontan bertepuk tangan dengan gembira. "Akhirnya! Gadis itu mendapatkan balasan yang pantas ia dapatkan. Ini adalah berita yang sangat baik. Aku harus segera menelepon suamiku."

Sung-Ryung memutar nomor ponsel suaminya dengan tak sabar. Ia segera menyerocos bercerita mengenai kondisi Yoona dan tanpa malu-malu, keduanya segera merayakan kemalangan gadis yang mereka benci tersebut.

"Jika dia mati, Taehyung tak punya alasan lagi untuk terus menolak pernikahannya dengan Jiwon. Oh, aku sangat berharap gadis itu akan segera mati dengan tenang." Sung-Ryung tak bisa menahan tawanya.

Sore itu Jiwon baru saja pulang ke rumah. Ia berdiri di samping pintu masuk untuk mencopot sepatunya. Ia tak sengaja menguping perkataan sang bibi dengan pamannya melalui telepon.

"Apa kau yakin dia sekarat?" Choi Minsik tak mau merayakan semuanya terlalu dini tanpa adanya bukti-bukti pasti.

"Sangat yakin sekali. Detektif Hong masih ada di sini jika kau ingin konfirmasi darinya."

Siapa yang sekarat? Jiwon mengerutkan dahi. Mengapa bibinya terdengar begitu bahagia di atas kemalangan orang lain?

Sung-Ryung mengakhiri panggilan dengan suaminya. Ia menoleh Detektif Hong. "Seberapa buruk kondisi gadis itu? Apa menurutmu dia masih punya kesempatan untuk bertahan hidup?"

Detektif Hong mengelus-elus dagunya. "Dia sudah berada di stadium akhir penyakitnya. Bahkan dengan semua uang yang Kim Taehyung miliki, sangatlah sulit untuk menyelamatkan nyawa gadis itu. Hanya keajaiban yang bisa membuatnya sembuh. Dan zaman sekarang, apa ada yang namanya keajaiban?"

Sung-Ryung memekik senang. "Bagus! Aku sangat mengharapkan kematian gadis itu." Tak ada lagi rasa kasihan yang tercermin di kedua matanya. Hati Sung-Ryung sudah dibutakan oleh ambisinya sendiri. "Jika saja aku tahu sejak dulu wanita jalang itu tengah meregang nyawa, aku tak perlu menyuruhmu memata-matai apartemennya dan menyebarkan foto-foto bugil serta video mesum mereka. Dia akan mati dengan sendirinya. Dan saat itu semua terjadi, Jiwon akan menjadi satu-satunya pelarian bagi Kim Taehyung. Pernikahan mereka memang sepertinya sudah ditakdirkan untuk terjadi."

"Bibi, siapa yang sedang sekarat?" Jiwon berjalan memasuki ruang tamu rumah paman dan bibinya.

"Ah, Jiwonku sayang!" Sung-Ryung memekik riang. "Perempuan yang telah merusak pertunanganmu dengan Kim Taehyung akhirnya mendapatkan karmanya sendiri."

"Yoona? Apa yang terjadi dengannya?" Jiwon menjadi pucat pasi. Jantungnya berpacu sangat kencang. "Apa... Apa dia baik-baik saja?"

Sung-Ryung melotot pada ponakannya. "Kenapa kau peduli padanya? Perempuan sampah itu tak pantas mendapatkan simpati darimu. Dia telah memisahkanmu dari Taehyung. Kau menderita karena dia. Dan dia juga telah membuat Taehyung meninggalkan kakeknya. Dia adalah seorang wanita licik. Bibi justru berharap agar dia cepat-cepat mati."

"Bibi," Jiwon menatap bibinya dengan kaget. Tenggorokannya tercekat. "Aku sama sekali tak percaya Bibi mengharapkan kematian seseorang. Yoona... Dia temanku." Jiwon menelan ludah getir. "Aku tak mau mendengar Bibi mencacinya. Oh, aku sungguh kecewa pada Bibi." Ia lantas meninggalkan rumah.

"Jiwon! Jiwonie!" Bibinya berteriak memanggil-manggil, tetapi Jiwon tak mau mendengar.

Gadis berhati baik itu menyetir mobil ke SNSD Coffee Shop. Ia sama sekali tak percaya kalau Yoona sekarat. Bibinya pasti salah. Bukankah kemarin siang ia baru saja bertemu dengan Yoona?

Then I Met You (Vyoon ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang