Bab 32

795 97 3
                                    

Taehyung menolak siapapun yang menasihatinya untuk meninggalkan sisi Yoona barang sejenak saja. Meskipun ia tak seharusnya berada di dalam ruang ICU, tapi Taehyung sama sekali tak peduli. Ia bahkan tak beranjak satu sentipun dari tempatnya duduk. Beruntung direktur rumah sakit mengenali Taehyung sebagai pemilik Lotte Corporation, ia menginstruksikan semua staf rumah sakit untuk membiarkan pemuda itu tinggal di dalam ruang ICU menemani kekasihnya.

Ayah Yoona memandang puterinya dari kejauhan. Saat mendengar kabar mengenai kondisi Yoona, ia merasa setengah jiwanya juga ikut jatuh koma. Pria malang itu mengutuki hidup yang dijalaninya. Mengapa Tuhan begitu kejam padanya? Apakah Tuhan begitu membencinya? Apakah dosa-dosanya di kehidupan sebelumnya sungguh tak terampuni? Mengapa Tuhan seakan menghukumnya tiada henti? Tidakkah cukup Tuhan telah mengambil istrinya tercinta... Mengapa kini Dia ingin mengambil puterinya juga?

Diam-diam Tuan Im menyeka airmata yang sarat oleh kesedihan dan rasa sepi. Memandangi Taehyung yang dengan setia berada di sisi Yoona, ia bisa mengerti rasa sakit apa yang tengah dirasakan oleh pemuda tampan itu. Ia sendiri merasa ikut mati ketika beberapa tahun silam ia menatapi tubuh istrinya yang tergolek lemah di atas ranjang rumah sakit-----berjuang mempertahankan nafas terakhirnya .

"Tuan Im,"

Ayah Yoona menoleh. Di hadapannya berdiri seorang pria yang terlihat jauh lebih tua darinya. Melihat sosoknya yang begitu berwibawa dan kereng, ayah Yoona merasa pria itu pastilah seseorang yang sangat penting. Wajah dingin si pria sedikit mengingatkannya pada seseorang.

"Ya?" Ayah Yoona menjawab.

"Aku adalah kakeknya Taehyung." Kakek Kim memperkenalkan diri.

"Oh," ayah Yoona mengangguk. Ia memberi hormat sekedarnya.

"Aku turut prihatin mendengar tentang kondisi puterimu."

"Terimakasih."

"Itulah sebabnya aku ingin menawarkan sejumlah uang agar puterimu bisa mendapatkan pengobatan dan perawatan medis yang lebih baik lagi." Kakek Kim tak membuang-buang waktu untuk berbasa-basi.

Ayah Yoona menatap Kakek Kim. "Anda sungguh baik sekali. Tetapi saya tak bisa menerima kebaikan Anda. Yoona adalah puteriku, dia tanggung jawabku."

"Mohon Im ssi jangan salah paham atas maksud kedatanganku. Puterimu sangat membutuhkan perawatan medis yang jauh lebih baik dari yang sekarang didapatkan olehnya. Aku sudah tahu tentang penyakitnya. Menurut pendapatku, Amerika Serikat atau negara-negara maju di Eropa memiliki fasilitas dan dokter-dokter yang lebih mumpuni ketimbang Korea Selatan. Mereka menawarkan peluang lebih besar dalam penyembuhan penyakit kanker."

Ayah Yoona tersenyum muram, "Anda sangat baik sekali pada puteriku. Tak heran Yoona sangat mencintai cucu Anda. Anda orang baik, maka cucu Andapun tumbuh besar menjadi lelaki yang berhati baik pula. Dia benar-benar seorang pria yang luar biasa. Aku tidak pernah melihat cinta seperti cinta yang dimiliki oleh cucu Anda. Taehyung membuatku merasa malu atas diriku yang dahulu. Aku sungguh berharap bisa memiliki ketulusan dan kejujuran seperti yang Taehyung miliki...." Ayah Yoona memandang ke dalam ruang ICU.

Kakek Kim menarik nafas. "Dan itulah yang sebenarnya ingin aku bicarakan denganmu."

Ayah Yoona mengerutkan kening, "aku tak mengerti."

"Aku ingin kau membawa puterimu berobat ke luar negeri. Kau boleh memilih negara mana saja yang kau mau selama puterimu berada jauh-jauh dari cucuku."

Ayah Yoona berdiri kaku hampir seperempat menit lamanya. Ia merasa sulit untuk mencerna apa yang barusan didengarnya. "Anda ingin puteriku berada jauh dari cucumu? Dari Taehyung?"

Then I Met You (Vyoon ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang