Bab 33

818 95 10
                                    


Taehyung perlahan-lahan membuka matanya. Pandangannya masih sangat kabur, tapi sedikit-sedikit ia bisa melihat langit-langit di atas kepalanya. Aneh, ia sama sekali tak mengenali kamar siapa yang ditempatinya sekarang ini. Ini bukan kamarnya maupun kamar Yoona

Taehyung spontan bangun begitu teringat akan Yoona. Oh tidak, dimanakah ini? Kenapa dia berada di sini? Taehyung terhuyung-huyung mencoba untuk menggapai pintu. Ia mengguncang-guncang kenop pintu, tapi pintunya tak mau terbuka. Dengan frustasi, ia menggedor-gedor keras. "Keluarkan aku dari sini!!!" Teriaknya.

Taehyung menoleh sekitar untuk mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mendobrak pintu. Kedua matanya terpentang lebar begitu melihat tirai jendela yang tertutup.

Terseok-seok Taehyung menuju jendela dan merenggut tirai dengan kasar. Namun apa yang dilihatnya di luar jendela membuatnya terpekik kaget.

Semua yang dilihatnya hanyalah hamparan putih. Permukaan tanah. Pepohonan. Langit. Bahkan gunung yang berada jauh di depan matanya semua berselimutkan salju putih. Ini bukan Seoul. Jantung Taehyung mendadak berdegup keras bagaikan sebuah bom waktu yang siap meledak sewaktu-waktu. Tiba-tiba saja ia mendengar suara klik dari kenop pintu.

Ia spontan menoleh dan melihat Gong Yoo berdiri di muka pintu.

"Samchon!" Taehyung berseru keras. "Di mana ini? Mengapa kau... Kau...."

Gong Yoo terlihat seperti tengah menyimpan sebuah dosa. "Kita sedang berada di Islandia."

Taehyung melotot horor. "Apa? Apa? Islandia?" Ia menerjang Gong Yoo dan mencengkeram kerah baju lelaki itu. "Apa yang baru saja kau katakan, Paman? Islandia? Lelucon apa ini? Katakan padaku!!!"

Gong Yoo membiarkan saja tubuhnya diguncang-guncang oleh Taehyung. Pemuda itu tengah dibakar oleh amarah dan rasa duka yang tak kepalang pedihnya. Gong Yoo insyaf, Taehyung berhak untuk merasa murka padanya.

"Taehyung ah, cobalah untuk mengerti bahwa kakekmu melakukan ini semua demi kebaikanmu."

Taehyung sudah bisa menebak apa yang terjadi. Ia merasa sangat muak hingga ingin rasanya ia meludahi Gong Yoo. Taehyung melepaskan cengkeramannya. "Aku tak punya waktu untuk meladeni kalian. Aku harus menemui Yoona. Aku harus berada di sisinya. Dia mungkin sudah bangun sekarang dan sangat membutuhkan kehadiranku."

"Kau tak bisa melakukan itu semua, Taehyungie." Gong Yoo menyebut nama kecil Taehyung.

"Jangan pernah memanggilku dengan nama itu!" Bentak Taehyung sakit hati. "Hanya Yoona yang boleh memanggilku seperti itu. Bukan kau." Ia menyodok Gong Yoo ke pinggir.

"Kau tak bisa kembali ke Korea. Paspormu ada padaku."

Taehyung menoleh.

"Mengertilah, Taehyung. Kakekmu melakukan segala yang dia bisa untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan dirimu."

Kedua mata Taehyung dipenuhi amarah, penderitaan, dan rasa nyeri. Ia telah dikhianati oleh Gong Yoo----seseorang yang ia percayai dengan segenap hatinya. "Mengapa kau tega melakukan ini semua padaku, Paman?"

Gong Yoo menjawab datar. "Aku harus melakukannya."

Hening sesaat.

"Paman, apakah kau pernah mencintai seseorang?" Taehyung tahu kalau Gong Yoo tak pernah menikah. Dia bahkan tak pernah memiliki seorang kekasih. "Jika Paman pernah mencintai seseorang, kau pasti akan mengerti bagaimana perasaanku saat ini."

Gong Yoo menyaksikan kepahitan yang tercetak jelas di raut wajah tampan milik Taehyung.

"Namun jika kau tak pernah mencintai siapapun, maka kau takkan mengerti betapa putus asanya aku saat ini."

Then I Met You (Vyoon ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang