Park Hyungsik melamun. Ia menatap rekam medis Yoona yang dipegang olehnya, namun otaknya tak bisa memproses apa-apa.
"Dokter Park," suara Yoona menyadarkannya.
"Ya, ada apa Yoona?" Hyungsik tersenyum menolehnya. "Apa yang kau rasakan sekarang? Ada yang sakit?"
Gadis itu masih terlihat lemah. Yoona masih butuh bantuan mesin ventilator untuk membantunya bernafas dengan lebih mudah. Sebenarnya Yoona beruntung bisa terbangun dari koma. Tapi itu bukan berarti kondisinya menjadi stabil. Malaikat maut bisa saja masih berada di sana, mengintainya dan bersiap-siap untuk membawa gadis itu pergi dari dunia yang penuh tipu muslihat ini.
"Bisakah aku mendapatkan perawatan medis di tempat lain?"
Hyungsik menaikkan alisnya. "Mengapa kau ingin dirawat di tempat lain?"
"Aku tak mau Taehyung menemukanku di sini." Yoona memandang kepingan-kepingan salju yang mulai jatuh di luar jendela rumah sakit. Jiwon telah menceritakan apa yang terjadi pada Taehyung. Bibi Jiwon berkata bahwa Kakek Kim sengaja menculik Taehyung dalam keadaan tak sadarkan diri ke sebuah negeri yang jauh. Kakek Kim nekat berbuat seperti itu hanya untuk memisahkan cucunya dari Yoona. Dari seorang perempuan yang sekarat seperti dirinya. Agar Taehyung tak perlu menderita lebih lama lagi.
"Apa kau tak lagi mencintai Taehyung?"
Yoona tersenyum lemah. "Aku tak boleh mengacaukan hidup Taehyung. Hyungsik ssi pernah berkata padaku bahwa aku hanya punya 20% kemungkinan untuk benar-benar sembuh. Dan jika aku tak bisa bertahan hidup lebih lama lagi, aku tak mau Taehyung menyaksikan kematianku."
Hyungsik meremas pulpen dalam genggamannya. "Kau pasti bisa sembuh, Yoona. Sudah ada banyak contoh di mana penyakit leukimia bisa disembuhkan secara total."
Yoona menggeleng lemah. "Seandainya, Dokter... Seandainya aku tak bisa bertahan lama...."
"Dan bagaimana jika ternyata kau bisa bertahan dan disembuhkan?" Hyungsik menggigit bibir bawahnya, "apa kau akan kembali pada Taehyung? Tidakkah kau akan menyesal telah meninggalkannya?"
Yoona memalingkan wajahnya untuk kembali menatap salju yang jatuh ke atas ranting pohon di luar kamarnya. "Mungkin pada saat itu Taehyung sudah melupakanku...." Jauh di lubuk hatinya, Yoona sendiri meragukan kata-katanya. Ia hafal benar betapa keras kepalanya Taehyung. Lelaki itu takkan mudah berganti hati. Tapi Yoona berharap, perasaan Taehyung padanya akan berubah. Ia tak mau lagi dicintai oleh Taehyung jika cintanya hanya membuat pemuda itu hancur.
Dr. Park Hyungsik berdiri kaku di samping ranjang Yoona. Selama beberapa saat, keduanya diselimuti oleh keheningan dan rasa sepi.
"Yoona," akhirnya Hyungsik memberanikan diri untuk mengatakan apa yang selama ini ingin ia sampaikan pada gadis itu, "aku berencana untuk melanjutkan studiku di Jerman... Maukah kau ikut denganku? Aku berjanji akan menjamin seluruh perawatan medismu di sana. Tapi kalau kau khawatir akan merepotkanku atau berhutang budi padaku, kau tak usah cemas. Rumah sakit universitas yang akan kutuju menawarkan perawatan gratis untukmu. Aku sudah bicara pada profesor di sana. Mereka setuju untuk membiayaimu. Negeri Jerman memiliki teknologi yang jauh lebih maju dalam pengobatan penyakit kanker ketimbang negara kita. Ikutlah bersamaku. Kau pasti akan sembuh."
Yoona memandang Hyungsik. Setelah beberapa saat, gadis itu tersenyum dan mengangguk.
......................................................................
Ketika Taehyung kembali ke rumah sakit, ranjang dan kamar Yoona sudah bersih kosong. Ia segera berlari ke meja suster dengan pikiran kalut. Ia berdoa dan berharap tak ada apapun yang terjadi pada kekasihnya. Seorang suster mengatakan bahwa Yoona sudah sadar dari koma dan sudah keluar dari rumah sakit. Taehyung tak malu-malu menangis gembira begitu mendengar kabar baik tersebut. Airmatanya jatuh bercucuran tanpa bisa ia kendalikan. Ia sangat bersyukur karena ternyata Tuhan sudi mendengar doanya selama ini.
Namun hati Taehyung menjadi hancur berkeping-keping begitu ia tak bisa menemukan Yoona di manapun. Apartemen mereka kosong melompong. Yoona tak mengambil barang-barangnya satupun. Dia bahkan tidak meninggalkan pesan apa-apa untuk Taehyung.
Ketika ia tak menemukan Yoona di SNSD Coffe Shop dan teman-teman mereka tak ada yang tak tahu kemana Yoona pergi, Taehyung terpaksa kembali ke rumah sakit untuk menemui Park Hyungsik. Dokter muda itu pasti tahu di mana keberadaan Yoona saat ini. Namun seorang suster mengatakan padanya bahwa dokter Park sudah tidak lagi bekerja di sana. Dia telah mengundurkan diri secara resmi.
Dengan harapan yang kian menipis, Taehyung mendatangi rumah ayah Yoona di Busan. Namun usaha terakhirnya ini juga terhempas begitu saja saat tetangga-tetangga di sana berkata bahwa Tuan Im sudah pindah untuk tinggal menemani puterinya yang tengah sakit keras. Dan tak ada satupun dari mereka yang tahu ke mana Yoona dan ayahnya pindah.[]
================================
.
.
.Hai, guys!
Kodok Ijo di sini. Terimakasih untuk semua yang sudah membaca ff Vyoon ini sampai sejauh ini, terutama untuk kalian yang selalu rajin memberi komentar. Kadang saya penasaran apa ada yang suka ff ini atau tidak. (ʘ‿ʘ)
Oh ya, ff ini akan segera berakhir dalam beberapa bab lagi. Mungkin pada update-an berikutnya saya akan memuat keempat bab sisanya sekaligus
Secara pribadi, saya suka kisah ini. Tapi saya ingin mendengar feedback dari kalian semua. Jadi kalau kalian ada sedikit waktu, silahkan tinggalkan komentar kalian untuk saya. Saya akan sangat berterimakasih atas semua waktu kalian.
Sampai jumpa besok (atau besok-besoknya lagi)
( ╹▽╹ )/
Ttd,
~Kodok Ijo~
================================
KAMU SEDANG MEMBACA
Then I Met You (Vyoon ff)
FanfictionYoona dan Taehyung bertemu karena sebuah insiden yang membuat keduanya menghabiskan suatu malam yang indah dan romantis di Pulau Jeju. Ketika mereka bertemu lagi untuk yang kedua kalinya di Seoul, kenyataan tentang siapa Taehyung yang sebenarnya su...