Tiga

334 62 3
                                    

        Jihoon menggeliyat di kasur . Dengan rambut acak-acakan dan mata setengah terbuka , pria dengan kaos polos warna hitam itu melirik ke samping kiri nya .

"Astaga ini manusia ... " kata nya sambil menggeleng-gelengkan kepala .

Tiba-tiba sebuah pikiran jahil muncul di kepala nya . Jihoon tersenyum jahil . Perlahan dia mendekat ke arah Yoojung yang masih tertidur . Wajah Jihoon makin menunduk , terus turun mendekati wajah Yoojung .

Ketika bibir nya tepat berhenti di depan telinga istri nya , Jihoon tersenyum kemudian menarik nafas dalam-dalam lalu "YA !" suara berat nya bagai alarm kematian segera masuk ke dalam telinga Yoojung membuat perempuan itu memekik kaget .

Jihoon tertawa terbahak-bahak . Yoojung yang kesal langsung memukuli badan pria itu dengan bantal .

"Ahaha a-aw ampun ampun haha " Jihoon terus mencoba melindungi diri sedangkan Yoojung masih memukuli tubuh nya dengan bantal . Sampai akhirnya Yoojung menyerah dan menaruh bantal itu di atas tubuh Jihoon kemudian berbaring disana .

"Aduuuh berat woy ! " Jihoon mencoba menggeser tubuh istri nya yang seberat karung berisi beras itu .

Yoojung malah melanjutkan tidur nya "Heh ! Jangan tidur kita harus ke kampus hari ini " Jihoon menepuk-nepuk tangan Yoojung sampai akhir nya

"A-a aw !" Yoojung memekik ketika Jihoon mencubit pipi nya "aduuh sakit tau !"

Yoojung akhirnya duduk di depan Jihoon yang masih mencubit pipi nya "makanya bangun dong "

"Sakit huun "

Jihoon malah semakin jahil . Kini diri nya sudah tersenyum kemudian menambah satu tangan nya lagi untuk mencubit pipi sebelah kiri Yoojung "dududu gemes nya sama peliharaan ku ~~ "

Yoojung memukul tangan Jihoon "lepasin ! Lepasin gak ? Lepasin !"

Jihoon segera memeluk Yoojung "jangan galak-galak dong jadi orang !"

"Iiii apaan sih huun ah ! " Yoojung berusaha mendorong tubuh Jihoon agar melepaskan pelukannya "lepasin badan kamu bau tau gak !"

Jihoon yang kesal langsung mengapit wajah Yoojung ke ketiak nya "nih rasain nih nih nih !"

Sementara itu di Apartement nomor 22

"Hari ini kamu selesai kelas jam berapa ?" Tanya Woojin di sela-sela mengunyah makanannya .

Mina yang sedang menuangkan susu ke gelas Woojin menjawab "jam dua deh kayak nya soalnya hari ini cuman ada dua kelas "

"Ooh oke , nanti aku anterin kamu dulu kalo gitu " Woojin menatap Mina sambil menyodorkan roti berselai cokelat .

Mina yang duduk di depan Woojin itu kaget kemudian membuka mulut nya "emang kamu selesai kuliah nya jam berapa ?"

"Jam empat , soalnya hari ini ada tiga mata kuliah "

Mina mengangguk "yaudah aku pulang nya naik bus aja gak papa "

"Jangan "

Mina menatap Woojin "tapi kan jam dua kamu udah masuk kelas ke tiga , mendingan aku pulang sendiri aja soalnya aku sekalian mau ke minimarket "

"Kok gitu ?" Woojin menatap Mina "yaudah aku anterin kamu kemini market aja gimana ?"

"Gak usah mas , aku bisa pulang sendiri kok "

"Yakin ?"

"Iya " Mina tersenyum kemudian meminum susu nya .

Mungkin mereka masih tergolong terlalu muda untuk menikah . Mereka menikah di usia dua puluh dua tahun dan masih berstatus sebagai Mahasiswa jurusan akhir .

Kalau di tanya kenapa Woojin nekad melamar Mina padahal mereka masih berkuliah ? Jawabannya pasti karena Woojin sudah merasa cocok dengan Mina . Dia tidak ingin kehilangan perempuan itu .

Terlebih lagi sebenarnya Woojin juga punya usaha sampingan . Cafè turun temurun dari keluarga nya sekarang sudah berpindah ke tangan nya . Semenjak Woojin memutuskan untuk menikah .

Selain itu , Woojin juga menikahi Mina agar nanti ketika mereka wisuda , Woojin sudah di temani seorang istri .

"Oh Yoojung !" Mina tersenyum cerah ketika diri nya dan Woojin bersiap berangkat ke kampus ternyata Jihoon dan Yoojung juga sudah siap pergi ke kampus .

"Minaaa " Yoojung menghampiri Mina kemudian menggandeng tangan perempuan itu "mau ke kampus yah ?" Tanya nya

Mina tersenyum sambil mengangguk "iya nih , bareng Woojin juga , kalo kalian ? Sama ? "

Yoojung mengangguk "iya tapi Jihoon gak , dia cuma nganterin soal nya dia gak ada kelas hari ini "

"Ooo " Mina tersenyum kemudian kedua nya berjalan beriringan menuju lift . Sedangkan di belakang Woojin dan Jihoon tertinggal .

"Liat tuh , cewek bentar aja udah akrab " ujar Woojin sambil menunjuk Mina dan Yoojung dengan dagu nya .

Jihoon mengangguk "iya , tapi gue saranin si Mina jangan keseringan bergaul sama si boncel deh takutnya nanti dia jadi absurd kayak si boncel "

Woojin menatap Jihoon kemudian terkekeh setelah nya "astaga Hun , istri lo sendiri loh itu "

"Hehe "

"Heh cepetan !" Teriak Yoojung yang sudah berdiri di dalam lift bersama Mina "entar telat nih !"

Kemudian Woojin dan Jihoon bergegas menuju lift .

"Iya bawel !" Balas Jihoon yang sudah masuk ke dalam lift .

Yoojung menatap Jihoon sinis .

"Mina satu kampus sama Woojin ?" Tanya Yoojung sedangkan Mina mengangguk "oh ya ? Jurusan apa ?"

"Pendidikan "jawab Mina

"Oh calon guru nih cerita nya " Yoojung tersenyum .

"Kalo Yoojung ?"

"Dia jurusan wewe gombel mencari mangsa " balas Jihoon

Segera Yoojung menendang kaki Jihoon dari belakang .

"Ugh sialan !" Jihoon mengaduh kesakitan sedangkan Woojin di samping nya tertawa puas .

"Jurusan seni musik teater bareng si Jihoon juga " jawab Yoojung .

Mina terlihat antusias "wah berarti kalian ada kemungkinan duet dong kalo ada acara-acara ?"

"Apaan duet , mereka biasanya jadi saingan Min " jawab Woojin .

Yang dikatakan Woojin memang sepenuh nya benar .

Minggu lalu pasangan suami istri itu sama-sama tampil di event kampus mereka .

Mereka adu voting dance dan berakhir tim Yoojung kalah satu Vote dari tim Jihoon .

"Terus kalau kalian lulus ? " tanya Mina tiba-tiba

"Kalo lulus kita kerja nya bisa jadi guru seni di sekolah , atau mungkin jadi artis gitulah pokok nya " jawab Jihoon

"Oo "

Woojin terkekeh melihat reaksi Mina "kenapa ? Calon guru mau pindah jurusan ?"

Mina menggeleng "eh engga engga hehe "





TBC

Hai Tridi's ! Thanks udah baca , vote dan komen cerita ku ❤

3RD Floor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang