Dua Puluh Satu

218 43 8
                                    

       Mina belum berhenti menangis sejak tadi . Entah kenapa rasanya susah membuat air mata nya berhenti . Perempuan itu kemudian bergegas membuka pintu apartement .

Tangan nya bahkan terasa lemah .

Mina kemudian menutup pintu lantas bergegas kekamar . Di kamar tubuh nya langsung merosot ke lantai .

Netra nya tertuju pada sebuah boneka yang ditaruh di atas kasur .

Boneka kesayangannya .

Boneka Pinguin , hadiah pertama yang Woojin berikan setelah mereka menikah .

Mina terduduk lemas di lantai .

'Halo Na ?'

Telpon itu , kenapa Sohye yang mengangkat nya ?

Apa yang sedang dilakukan suami nya bersama gadis itu ?

'Lo gak kepikiran kalo lo itu cuma pelampiasan kan ?'

Mina menatap pantulan diri nya di cermin .

Apa benar diri nya hanya pelampiasan ?

Apa selama ini Woojin menganggap diri nya adalah Sohye ?

Kalau memang begitu , apa Woojin akan meninggalkan nya setelah ini ?

Buktinya Woojin bahkan tidak mengangkat telpon nya dan membiarkan Sohye yang menerima nya .

Hati Mina hancur berkeping-keping .

Melihat Woojin yang menjadi lebih sering memainkan handphone akhir-akhir ini semakin membuat Mina ber negatif thingking . Ditambah semua fakta yang memang ia lihat sendiri akhir-akhir ini .

Bukankah semuanya sudah cukup membuktikan bahwa Woojin memang menjadikan nya sebagai pelampiasan ?

Lalu kenapa pria itu menikahi nya ?

Apakah Woojin ingin membuat Mina merasa menjadi orang yang paling menyedihkan ?

Tatapan Mina berubah kosong . Rasanya terlalu menyedihkan untuk mengingat semua nya .

"Kalo aku mati ? Woojin pasti bahagia sama Sohye kan ?" Gumam nya sambil menatap kosong pantulan diri nya di cermin .

---

      "Makanya kamu tuh , aku udah bilang pake mobil " Jihoon sudah merutuk kesal pada Yoojung yang berjalan di depannya sedangkan diri nya repot membawa semua perlengkapan bayi .

Yoojung menunduk "iya maaf "

Yoojung hanya ingin menikmati langit Seoul karena itu ia memutuskan untuk berjalan kaki bersama Jihoon .

"Yah antri nya panjang banget " Yoojung berujar sambil menatap antrian panjang dari tukang es krim yang tak jauh dari tempat nya berdiri .

"Yaudah gak papa , aku aja yang antri kamu duduk dulu disini " Jihoon tersenyum sambil menaruh belanjaannya di kursi tempat Yoojung duduk .

Jihoon tersenyum melihat tas yang ditenteng Yoojung "sayang banget sih sama gelas nya ?"

Yoojung mengerucutkan bibir nya "yaiyalah ! Kan tadi kita ngelukis bareng , terus ini juga buat WinkDaeng huhu "

Jihoon terkekeh "yaudah , aku kesana dulu inget jangan kemana-mana "

---

       Woojin yang baru selesai melayani pembeli menoleh ke Jinyoung yang sedang asik menyusun gelas-gelas kopi .

"Nyoung , bisa ambilin handphone hyung gak di ruangan "

Jinyoung mengangguk "oke "

Bae Jinyoung kemudian pergi ke ruangan Woojin . Namun pria itu tidak menemukan keberadaan handphone milik kaka sepupu nya itu .

"Gak ada Hyung "

Woojin melotot "hah ? Gak ada ? Masa sih ?" Ujar nya sambil merogoh saku celana dan boomber nya "tapi di hyung juga gak ada "

Jinyoung juga mulai panik "loh ? Tapi tadi beneran gak ada di ruangannya Hyung "

"Yaudah Hyung cari du--"

Handphone Jinyoung berdering "loh Hyung ? Ini nomor nya hyung nelpon "

Woojin mengangguk "angkat angkat"

"Halo ?" Jinyoung mengangkat telpon setelah itu pria itu mengangguk sambil menjawab iya .

Woojin menatap Jinyoung .

"Gimana ? Gimana ?" Woojin langsung bertanya setelah Jinyoung menutup telpon nya .

"Hyung kata nya handphone hyung ketinggalan di restaurant temen nya hyung "

Woojin menepuk jidat nya "astaga iya ! Pasti ketinggalan di tempat Sohye , yaudah hyung kesana dulu ya "

---
      Yoojung yang sedang duduk santai di kursi taman itu sesekali melirik ke arah Jihoon yang masih mengantri diseberang sana .

Perempuan itu terkekeh melihat Jihoon yang akhirnya sudah mendapat gilirannya .

Mata Yoojung kemudian tertuju pada anak kecil yang berlari ke jalan raya . Lantas Yoojung yang panik langsung berlari mengejar .

"AWAS !"

CIIIITTT BRAAK

Jihoon yang kaget karena bunyi mobil menabrak sesuatu dan suara orang yang berteriak langsung menoleh .

Lantas dua cup es krim di tangannya otomatis terjatuh .

Jihoon langsung berlari ke tengah jalan ketika melihat siapa yang tertabrak .

"YOOJUNG ! YOOJUNG-AH !" Jihoon panik setengah mati melihat Yoojung yang sudah kesakitan dengan kaki dipenuhi darah . Kepala Yoojung juga berdarah . Perempuan itu kemudian menangis dan bersuara lemah menahan sakit .

"Ji .. "

"Sayang ! "

Yoojung meremas kemeja putih milik Jihoon "Ji .. Wi..Wink..Da"

"Gak papa ! Gak papa !" Jihoon berusaha menenangkan Yoojung "kita kerumah sakit sekarang "

"Ji.. aku takut " Yoojung sudah menangis ketika Jihoon akhirnya menggendong diri nya dengan tangan bergetar .

Seluruh tubuh Jihoon bergetar . Ketakutan setengah mati , takut terjadi apa-apa pada anak dan istri nya .

Jihoon menggendong Yoojung yang sudah berlumuran darah . Pria itu berlari ke arah rumah sakit padahal warga sudah berteriak menyuruh nya untuk menunggu ambulan .

Jihoon tidak perduli ! Yang penting dia harus membawa istri nya kerumah sakit sekarang .

Jihoon berlari sekuat tenaga kerumah sakit sambil menggendong Yoojung yang mulai melemas .

Yoojung memeluk leher Jihoon erat "Ji .. kalo ada ap..hiks .. apa-apa .. tolong selamatin anak kita .. jangan perduliin aku "

Jihoon mulai menangis . Pria itu menggeleng "jangan pikirin macem-macem !"

Ditengah perjalanan , Yoojung semakin melemah membuat Jihoon semakin panik "Yoojung ! Choi Yoojung !"

Yoojung sudah setengah sadar padahal Jihoon sudah meneriaki namanya .

"Choi Yoojung ! Bangun ! Jangan tidur !"

Jihoon semakin panik "Yoojung ! Sayang ! Jangan tidur ! Aku bilang jangan  !" Jihoon berhenti sebentar untuk mengguncang-guncangkan tubuh istri nya agar Yoojung tetap terjaga "Bangun ! Aku bilang jangan tidur ! Aku bakalan marah kalo kamu tidur !"

Jihoon sudah semakin menangis . Kenapa rasanya rumah sakit menjadi lebih jauh . Jihoon kembali berlari sekuat tenaga .

"Choi Yoojung ! Aku beneran marah kalo kamu tidur !"





TBC
Hai Tridi's ! Makasih ya udah baca , vote dan komen cerita ku ❤

😭😭😭😭

3RD Floor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang