(+)Tentang Bakpao

166 32 8
                                    

"Astaga , dia gak sadar apa ya dandan gimana aja tetep gak bakalan bisa nutupin badannya yang gendut itu !"

"Cantikkan juga Arin "

        Bertahun-tahun berlalu setelah kalimat itu aku dengar . Aku masih ingat , malam itu adalah patah hati terbesar ku .

Waktu itu pukul tujuh malam di aula sekolah . Aku yang telat dua puluh menit dalam acara 'Malam keAkraban' waktu itu hanya bisa menundukkan wajah menahan malu karena baju dress berwarna biru laut yang aku kira bisa membuat aku menjadi cantik ternyata malah memperburuk keadaan karena diperjalanan sebuah mobil bus membuat genangan air meloncat kearah ku .

Waktu itu rambutku aku kuncir bulat-bulat di samping kiri dan kanan . Tubuhku yang pendek dan berat badan ku yang tidak bisa dikatakan ideal atau malah kelebihan itu juga ikut memperburuk keadaan . Ditambah make up ala-ala yang memang dilakukan oleh orang tidak profesional seperti ku membuat aku yang waktu itu terlihat seperti beruang hutan semakin lucu seperti beruang karnaval .

Semua orang mentertawakan aku .

Bahkan dengan berani nya orang tak sadar diri ini malah maju ke panggung lantas menyatakan perasaannya pada teman seangkatannya yang dikenal tampan , Mark Lee .

Aku ingat waktu itu Mark langsung pergi sedetik setelah aku menyatakan perasaan ku pada nya . Disusul oleh Arin dan sorak sorai dari teman-teman seangkatan .

Tapi aku tidak menangis , aku hanya menghela nafas lantas turun dari panggung .

Setidak nya aku sudah menyampaikan isi hati ku , agar perasaan yang selama ini aku simpan tidak sia-sia .

Dua tahun berlalu setelah berpisah dari Mark . Aku ingat betapa semangatnya aku dihari pertama melakukan OSPEK .

Bertemu teman-teman baru , lingkungan baru dan aku harap diri ku sendiri bisa menjadi Mina yang baru .

Aku ingat waktu itu kami dibagi menjadi per Tim . Ketika melakukan game , Tim ku masuk ke babak final . Tapi hanya dua yang bertahan .

Itu aku dan seorang pria bergingsul yang tidak aku ketahui nama nya .

"Udah naik aja gak papa kok " kata nya waktu itu ketika aku dengan ragu berdiri di belakang nya yang sedang berjongkok .

"Eumm .. tapi beneran deh , aku berat banget , gimana kalo aku aja yang gendong kamu ?"

Biarpun begini , aku juga sadar diri kalau badan ku itu berat .

Pria itu terkekeh meskipun ada raut wajah kesal yang terlihat di wajah nya karena aku terus-terusan keras kepala . Akhirnya dia menarik tanganku dengan cepat "ayoo buruan nanti kalah loh !"

Aku takjub waktu pertama kali nya dia gendong .

'Oh begini rasanya digendong pria selain ayah ?'

Kebetulan aku sangat merindukan ayah ku .

Untuk kedua kali nya aku merasa takjub ketika dia berlari . Lari nya sangat kencang padahal waktu itu dia sedang menggendong ku dipunggung nya .

Berminggu-minggu berlalu .

Setiap bertemu nya di kantin , aku selalu menyapa dan memberikan sebotol air mineral untuk nya . Bukan maksud apa-apa , tapi yang jelas aku hanya merasa bersalah pada nya .

Aku merasa tidak enak , takut tulang punggung nya mungkin sakit karena menggendong ku . Jadi setiap hari aku membawakan sebotol air mineral untuk nya sampai akhirnya kami menjadi lebih dekat .

Namanya Woojin , Park Woojin .

Woojin selalu bertanya "Na , kok kamu gak pernah keliatan bareng temen-temen kamu sih ?"

Aku bingung harus jujur atau berbohong . Karena jujur saja , sebenarnya aku tidak pernah punya teman . Hanya Woojin , satu-satunya teman ku .

"Oh , ada kok tapi mereka jarang ke kantin hehe "

Suatu hari , Woojin menemui ku . Untuk pertama kali nya aku merasa kaki ku sudah tidak lagi berpijak diatas tanah .

Aku ingat waktu itu rasanya ada jutaan kupu-kupu beterbangan keluar dari perut ku .

Apa ini yang nama nya cinta ?

"Na , mau gak jadi pacar ku ?"

Untuk aku yang sama sekali tidak pernah pacaran ini , jelas itu benar-benar membuat aku terkejut . Terlebih , apa yang menjadi alasan Woojin untuk menjadikan gadis seperti ku sebagai kekasih nya ?

"Kamu serius ?"

Yang aku ingat , waktu itu Woojin mengangguk sambil tersenyum .

"Hey ! Ngelamun terus sih "

Ah , Park Woojin senang sekali membuat istri nya terkejut .

"Loh ? Kamu udah pulang ?"

Woojin mengangguk sambil melepas boomber hitam nya "ngapain sih ? Dari tadi aku panggilin gak nyahut-nyahut ?" Tanya nya sambil mengerucutkan bibir nya .

"Hehe , maaf oh ya kamu mau minum teh atau kopi ?"

Aku berdiri , sudah jadi kebiasaan setiap kali Woojin pulang bekerja aku selalu membuatkan secangkir teh ataupun kopi hangat untuk nya .

Tapi malam ini ada yang berbeda . Woojin malah menarik tangan ku lantas membawa ku kedalam dekapannya .

"Ngapain sih ?" Tanya ku penasaran .

Sedangkan suami ku itu malah semakin mengeratkan pelukannya "Kangen ... hehe "







Hayo ada yang kangen gak nih sama Ujin×Mina ?????

3RD Floor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang