SOULMATE.

167 5 0
                                    


                       Happy Reading!

Warning! Part sedikit berbeda dari yang sebelumnya. [Telah di revisi]

●°SOULMATE°●

Langkah kaki sesorang gadis terdengar ke seluruh koridor sekolah, ia melihat sekilas jam tangan hitam putih yang melingkar ditangan. Masih pagi pikirnya.

Adelia Widiyatama atau kerap disapa Adelia Adalah gadis pendek, berwajah imut dan berkulit putih, mungkin orang orang akan berfikiran bahwa Adelia adalah gadis sekolah dasar yang mengenakan seragam SMA. Adelia gadis dengan masa lalu yang kelam di masa SMP itu bertekat untuk mengubah hidupnya dan mengubah padangan orang orang tentangnya.

Dulu,saat Adelia masih SMP gadis itu kerap mendapat bully an dari teman-teman sekolahnya hanya karna gadis itu memiliki sifat pendiam dan bisa di bilang anti-sosial. Hanya ada satu teman yang mau menemaninya,namun sayang Adelia harus menerima kenyataan pahit bahwa teman satu-satunya hanya sekedar memanfaatkan hartanya.

Miris memang,tapi gadis itu sudah mencoba mengikhlaskan semua. Dia yakin bahwa ada saatnya dirinya akan bahagia. Dan kebahagiaan itu akan Adelia mulai di masa SMA nya. Mulai saat ini Adelia bertekat untuk mengubah dirinya,semuanya akan di mulai dari awal. Menjadi gadis ceria,gadis penuh senyum dan tak akan ada bully di kamus hidup seorang Adelia!

Langkah nya terus melangkah hingga tercipta bunyi yang sangat nyaring. Ia melirik sebentar ke arah kelas 10 IPA 1 Hingga pandangan nya terfokus pada seorang Cowok yang sedang tertidur di salah satu meja kelas tersebut dengan wajah di telungkupkan di atas meja.

 Adelia terdiam. Gadis itu berfikir sejenak,Cowok itu berangkat Pagi-pagi buta hanya untuk tidur? Tipe-tipe orang pemalas berkedok anak teladan.

Tiba tiba suara seseorang mengagetinya dari arah belakang.

"DORR"

Adelia terkejut bukan main. Seseorang menepuk bahunya dari belakang dan setelah Adelia lihat ternyata itu adalah sepupunya Cassandra Riana atau kerap di sapa Caca.

Caca terkekeh kala melihat reaksi keterkejutan Adelia yang menurutnya cukup lucu. Merasa di tertawa kan Adelia melepas tangan Caca dan menatapnya kesal. Gadis itu berkacak pinggang.

"Bisa nggak sih nggak udah pake acara ngagetin segala? Untung gue nggak ada riwayat penyakit jantung." Kesalnya pada

Caca meneruskan langkahnya di ikuti Adelia di belakangnya. Gadis itu menyamakan langkahnya.

"Sekolah baru teman baru. Lo mau cari temen lagi? Nggak mungkin kan lo kemana-mana sendiri." Ujar Caca pada Adelia.

"Harus banget ya? Kan ada elo." Jawabnya.

Setelah kejadian di masa lalu Adelia benar-benar tidak ingin mecari teman lagi selain Caca. Ya,hanya Caca yang bisa menerimanya apa adanya,walaupun sikapnya sedikit menyebalkan tetapi Adelia tetap sayang. Dan jangan heran mengapa Adelia memanggil Cassandra dengan sebutan Caca,Karna itu panggilan kesayangan Adelia yang diberikan pada Caca lagi pula nama Cassandra terlalu panjang untuk di ucapkan.

"Ya kali! Masa iya Lo kemana-mana mau bareng gue terus? Kan nggak mungkin tiga tahun kita sekelas mulu Nassss."

"Lo nggak mau jadi temen gue? Atau gue malu-maluin?"

Caca berdecak." Bukan gitu,maksud gue lo nggak mau beradaptasi? Katanya Lo mau berubah."

"Nggak tau ah! Nanti!"

"Jangan nanti-nanti! Gue juga butuh kepastian jangan di gantungan mulu!"

Adelia memutar bola mata malas,Cewek itu jengah dengan sikap sepupunya itu. Namun ada rasa sedikit iri karena Caca memiliki banyak teman berbanding terbalik dengan dirinya. Adelia menghela nafas,langakhnya seketik terhenti. Matanya kemudian tertuju pada Cowok tadi. Laki laki itu terusik,dapat Adelia lihat Cowok itu bangkit dari posisi tidur dan pergi keluar kelas entah pergi kemana si pemalas itu.

●°SOULMATE°●


                 
"Ca,menurut lo gue pantes bahagia nggak sih?" Katanya sembari mengaduk-ngaduk segelas milk shake yang tersisa setengah. Tatapan gadis itu kosong.

Adelia dan Caca kini sedang berada di salah satu mall terbesar di ibukota. Sehabis pulang sekolah,tanpa mengganti pakaian-nya terlebih dahulu kedua gadis itu memutuskan untuk singgah sebentar sambil mengisi perutnya. Berhubung hari ini Adelia membawa motor sendiri,dan tak ada Arsen yang menunggunya,ia pikir tak salah jika mampir untuk menenangkan pikiran. Yang terpenting Adelia sudah meminta Izin kepada Sang Mama,dan di balas persetujuan asalkan tak pulang sampai larut malam.

Caca yang mendengar itu mendongak, mengalihkan pandangan dari gadget. Alisnya berkerut." Kenapa lo nanya gitu?" Tanya nya bingung.

"Gue takut,kehidupan gue yang sekarang akan lebih buruk dari masa lalu." Lirihnya.

Caca menghela nafas nya pelan. Lalu menatap Sepupunya." Lo harus yakin. Semua perubahan butuh proses,ini baru awal Del,gue yakin akan ada saatnya lo bahagia."

"Apa yang harus gue lakuin?" Tanya nya gamblang.

"Lo harus ubah sikap lo yang suka menyendiri. Jadi Adelia yang dulu gue kenal,bukan yang suka tersenyum palsu." Caca berucap sembari mengingat dimana ia tertawa bersama saat masih mengenakan seragam merah putih. Rasa begitu senang melihat tawa Adelia yang sangat tulus,tak ada luka di balik tawanya.

Caca berucap sepeti itu hanya mengutarakan rasa rindunya pada Delia,bukan si pemurung Adelia. Adelia menatap lekat iris mata Caca. Ada raut kesedihan yang ia lihat dari wajah gadis itu. Adelia paham,hanya gadis itulah yang tulus kepadanya. Kecil bersama membuat keduanya sudah saling mengerti sifat masing-masing.

"Bagaimana kalau kebahagiaan itu nggak ada? Atau bahkan nggak pernah ada." Lirihnya di akhir kalimat.

Lagi-lagi Caca harus menghela nafasnya. Kenapa Adelia suka sekali  berfikir pesimis? Padahal tuhan selalu memberikan kebahagian di setiap hidup hamba-Nya,mungkin hanya kita manusia yang tak mengerti apa kata bersyukur.

"Kalo lo baru awal aja udah putus asa! Gimana mau dapet hasil coba? Lo harusnya semangat! Buktikan sama si penghianat! Kalo lo nggak selemah yang di pikir! Jangan kayak gini,letoy!". Caca mengucapkan dengan nada bersungguh-sungguh,bahkan ia sempat menggerakkan meja pelan yang membuat Adelia sedikit tersentak.

Iyakah? Apakah dirinya selemah itu? Adelia pun berfikir. Benar juga yang di katakan Caca,kalo ia terus menerus seperti ini yang ada si penghianat bakalan tertawa di atas penderitaan Adelia.

Sungguh ia berterima kasih pada Caca yang sudah menyadari kan dirinya dari kebodohan nya sendiri. Adelia tersenyum kepada Caca. Kemudian memegang kedua tangan Caca sembari menatapnya.

"Makasih Ca,gara-gara lo gue jadi sadar. Gue nggak boleh keliatan lemah di depan orang itu!" Caca bersorak. Akhirnya si keras kepala ini mau mendengarkannya.

"Iyalah Caca gitu loh!" Ucapnya lalu melepaskan tangan Adelia pelan kemudian ia menepuk-nepuk dada,seolah ia merasa bangga. Adelia mendengus." Karna gue udah bantuin lo,jadi semua ini-" Jari telunjuknya mengarah ke pada semua makan yang mereka pesan. Caca masih belum menghilangkan senyumnya. "Lo yang bayar." Ucapnya enteng.

Benerkan dugaan gue,pantes dari tadi perasaan gue udah nggak enak. Batinya.  Caca tersenyum bahagia namun ia kembali berucap." Tenang. Gue bakal bantuin lo gimana cara nya buat berubah. Oke My Friend?" Caca menaik-naikan alisnya.

Sial! Duit gue!!
     

 May_Lee.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang