SOULMATE

25 3 0
                                    


Happy Reading!

Mahesa terbangun dari alam bawah sadarnya,ia mengerjap-ngerjap beberapa kali. Matanya bergulir keseluruhan ruangan,hal pertama yang Cowok itu lihat adalah punggung seseorang yang tengah duduk di sisi ranjang. Mata kini beralih pada pergelangan tangan nya,ah ternyata usahanya untuk bunuh diri masih belum berhasil. Padahal Mahesa sangat ingin sekali hidupnya berakhir.

Merasa ada pergerakan,Aries membalikan badan dan mendapati Mahesa yang terlihat tengah memegang pelipis nya. Cowok itu terlihat pucat. Aries menatap Mahesa tajam,masih merasa kesal dengan Mahesa. Bukannya takut Mahesa malah melengos lalu mendengus.

"Apa gue sama sekali nggak ada artinya buat lo? Apa susahnya tinggal ngomong kalo lo nggak lagi baik-baik aja?"

Mahesa mendongak." Emang gue baik-baik aja kan?"

"Dengan keadaan kacau kayak gini lo masih bilang lo baik-baik aja? Kenapa nggak sekalian lo berdiri di depan rel aja biar sekalian ketabrak kereta?" Kesal Aries.

"Boleh juga ide lo."

Aries berdecak." Lo bisa serius nggak sih? Gue lagi nggak bercanda. Sebenarnya apa artinya gue buat lo? Gue yang berstatus temenan sama lo lebih lama nggak tau apa-apa tentang lo,sedangkan adik kelas blagu itu tau semua tentang kehidupan lo? Bahkan lo lebih milih ngehubungin Cewek itu dari pada gue sahabat lo sendiri?"

Mahesa terkekeh." Jadi lo cemburu karna gue lebih milih nelpon Adelia dari pada lo?"

Apa cemburu? Yang benar saja? Aries masih normal. Dirinya hanya menghawatirkan temannya yang kini malah menganggap sepele ucapan nya. Yah walau orang-orang melihat seorang Aries adalah manusia yang tak berperasaan,namun untuk orang-orang tertentu Cowok itu akan jadi sedikit sensitif.

Seperti dulu saat Dion kecelakaan di luar kota,Cowok itu langsung menuju tempat di mana Dion kecelakaan pada malam itu juga. Sesampainya disana Aries mencari-cari dimana Dion dan orang-orang sekitar berkata Dion sudah berada di rumah sakit. Tanpa pikir panjang Cowok itu langsung menuju rumah sakit dimana Dion di rawat,sesampainya di sana Cowok malah mendapati Mahesa yang sudah stand by Di ruang inap Dion.

"Gue tadinya mau ngomong kalo Dion udah di rumah sakit,eh malah lo maen pergi aja. Yaudah." Mahesa terkekeh. Aries melengos. Bodoh.

Begitulah ceritanya.

"Terserah lo mau ngomong apa. Sekarang apa yang bakal lo lakuin besok? Kalo Papi lo udah resmi nikah udah pasti dia bakal bawa istrinya kerumah ini dan bakal tinggal serumah sama lo." Terang Aries.

Tiba-tiba kepala Mahesa di paksa untuk kembali memikirkan pernikahan Papi nya dengan perempuan tidak jelas itu. Ah,bukan. Lebih tepatnya calon ibu tiri nya,menyebut nya saja Mahesa sudah geli. Bodoh,Papinya memang bodoh dalam memilih pasangan,terkecuali Maminya. Wanita yang Papinya bawa kerumah mesti perempuan tidak jelas, sebutan jalang rasanya lebih cocok menyebut wanita sialan itu.

Tentu saja Mahesa tau apa niat dan tujuan wanita itu mendekati Papinya. Uang,harta,kekuasaan. Cih menjijikan,Mahesa berjanji tidak akan tinggal diam saat wanita itu memeras seluruh harta Papinya. Enak saja,Papinya telah bekerja keras untuk mendapatkan semua itu untuk kehidupan Mahesa,dengan seenaknya wanita itu akan mengambil alih? Oh tidak.

"Belum lagi kalo wanita itu udah punya anak? Apa lo siap punya saudara?" Tanya Aries. Aries berdiri lalu mengambil air putih di nakas laku menyerahkan nya pada Mahesa,Cowok itu mengadah.

Benar juga,Mahesa belum memikirkan hal itu. Yang pasti cowok itu tidak akan membiarkan orang-orang itu memeras Papinya. Dan satu lagi,Mahesa sama sekali tidak menginginkan saudara. Walau pun hidupnya sangat kesepian tapi Cowok itu tidak akan sudi bersaudara dengan anak jalang itu.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang