SOULMATE

21 4 0
                                    

Happy Reading 😙

09:28

Bukan Angkasa namanya jika bersikap acuh tak acuh. Terbukti sudah beberapa kali panggilan masuk ke dalam ponselnya namun belum kunjung memiliki untuk  mengangkat. Dirinya terlalu malas. Lagipula Cowok itu terlalu asik bermain PS di rumahnya. Tanpa Menghirau kan seseorang yang benar-benar kesal.

Karna terlalu ke selalu medengarkan bising bunyi telfon akhirnya Cowok itu men-silence ponselnya. Kemudian kembali terfokus pada layar yang terpampang sebuah game. Sampai pada akhirnya sang Bunda meneriaki nya dari bawah. Angkasa berdecak. Bundanya ini selalu mengganggu kesenangannya.

"IYA BENTAR BUN."Cowok berdecak sebal kemudian bangkit dari karpet berbulu. Meninggalkan ponselnya yang terus menampak-kan profil wajah seseorang.

Angkasa menghampiri sang Bunda dengan malas. Yah,inilah yang dilakukan seorang Angkasa ketika sekolah sedang libur,terlalu malas untuk melakukan sesuatu. Tapi emang dasarnya Angkasa memang Cowok pemalas,bukan hanya di rumah saja,tetapi juga di sekolah. Cowok itu mengacak rambut sebelum bertanya pada sang Bunda. Melihat putra tunggalnya yang datang dengan wajah malas,dengan cepat sang Bunda berucap.

"Kamu yaa,kalo nggak main ps ya tidur. Gituuu aja kerjaan nya. Sekali-kali Bunda liat kamu keluar kek,atau jalan-jalan kek. Biar ngga jenuh liat muka kamu di rumah terus." Ucap sang Bunda pada putranya yang kini duduk bersila di depan TV sembari memakan cemilan.

Angkasa memutar bola mata malas." Bunda. Anak dirumah terus harus nya seneng dong gimana sih." Cowok itu berucap tanpa mengalihkan pandangannya pada layar TV.

"Ini nih. Yang bikin kamu nggak punya temen. Kerjaannya cuma di dalem rumah. Makan tidur makan tidur." Angkasa menatap jengah sang Bunda,kesal di buatnya.

Dimana-mana. Anak di rumah harusnya seneng,ini malah nyuruh anaknya keluar. Beruntung Angkasa tipe anak baik-baik,jadi tidak kemakan pergaulan bebas. Daripada keluar rumah mending tidur. Itulah pemikiran seseorang Angkasa. Tidur adalah segalanya.

Bunda menghampiri Angkasa kemudian duduk di sebelah Cowok itu. Angkasa hanya melirik sebentar sebelum kembali terfokus pada layar TV. Melihat kelakuan sang anak Bunda berdecak sebal. Sifat anaknya benar-benar menuruni Sang Ayah menyebalkan.

"Bunda kadang iri sama Brian yang tiap minggu aja pacarnya kerumah." Katanya terlihat nada kesal.

Brian adalah tetangga dekat mereka yang kerap bertegur sapa dengan Sang Bunda. Kadang Angkasa kesal denga Brian karna sikapnya yang terlalu ramah. Bilang saja Angkasa aneh,tapi itu memang kebenarannya. Apalagi Bundanya yang selalu membanding-bandingkan denga dirinya. Anak mana yang suka di banding-bandingkan oleh ibunya sendirinya. Sangking kesal dengan sikap ramahnya Angkasa selalu bersikap ketus pada tetangganya itu. Namun apa yang terjadi? Cowok yang setahun lebih tua dengannya selalu menebarkan senyumnya.

"Kenapa? Bunda cemburu sama mereka? Inget Bun,masih ada Ayah." Bunda melotot. Mengapa sang anak selalu membuat nya naik darah.

Pukulan keras si layangkan oleh perempuan yang masih terlihat muda di usia yang mulai menua. Angkasa mengusap kepalanya yang terasa nyut-nyutan. Memang Bundanya ini benar-benar tak punya perasaan,suka sekali berbuat kekerasan pada anaknya sendiri.

"Bunda tuh nyindir kamu tau! Sekali-sekali kamu bawa temen atau pacar kerumah kek! Setelah kepergian Rev-"

Cepat-cepat Angkasa memotong." Bunda brisik deh kayak knalpot bajaj. Panas kuping Angkasa nih dengerin Bunda ngomong terus!"

"Kamu sebenarnya kenapa sih nggak punya punya temen? Apa Jangan-jangan kamu nakal ya di sekolah?" Tuduh Sang Bunda yang mendapatkan respon guliran manik mata Cowok itu.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang