SOULMATE.

16 3 0
                                    

Happy Reading!

Typo bertebaran!

"Saya mohon Kakak jauhin saya."

Mahesa mengangkat kedua alisnya bingung. Rasanya baru kemarin gadis itu mengizinkannya untuk kembali berjuang,tapi mengapa sekarang berubah?

"Lo becanda ya? Kemarin lo bilang gue boleh berjuang,tapi kenapa sekarang berubah?" Katanya heran.

Adelai menghela nafas nya,berharap mwmgurangi rasa gugupnya. Jujur Adelia maih merasa sedikit takut dengan Kakak kelasnya itu,mungkin karena sikap mengerikan sudah melekat pada diri Mahesa.

"Bukan gitu Kak. Saya udah putusin buat fokus sama hubungan saya dan Angkasa,dan mungkin kami akan menjalin hubungan yang semestinya."

Mahesa tersenyum miring. Rupa-rupa nya gadis itu menckba mempermainkan perasaannya. Tentu saja Mahesa tidak akan tinggal diam,ia akan berusah semampu mungkin agar mendapatkan apa yamg ia mau walupun dmegan cara kotor. Persis seperti prinsip hidupnya.

Nggak ada yang nggak bisa seorang Mahesa Mahaputra dapat.

"Angkasa yang ngomong gitu sama lo?" Gadis itu mengangguk sebagai jawaban." Jadi ceritanya dia udah mulai suka sama lo?"

Adelia menatap Mahesa ragu. Entahlah,Adelia pun tidak yakin dnegan perasaan Angkasa. Tapi bagaimana pun perasaan Angkasa,perasaan Adelia akan tetap sama walaupun tak terbalas. Cukup mendengar Angkasa sayang padanya itu sudah cukup baginya.

Matanya terpejam sejenak,lalu menatap Kakak kelas di depannya yakin." Iya! Angkasa bilang di sayang sama saya."

Cowok itu tertawa. Bukan,bukan tertawa bahagia melainkan tertawa remeh. Hei! Semua irang juga tidak akan percaya jika Angkasa menyukai gadis itu. Dilihat dari sikap Cowok itu pada Adelia pun sudah terlihat Angkasa sama sekali tidak tertarik.

Adelia menatap Mahesa kesal." Kakak kenapa ketawa?! Apa nya yang lucu!"

Mahesa melambaikan tangannya." Sorry sorry. Omongan lo lucu sih,jadi pengen ketawa kan." Adelia melotot." Coba deh lo pikir,Angkasa yang dulu nya nggak suka banget sama lo tiba-tiba jadi sayang sama lo. Itu apa nggak lucu? Orang lewat juga bakal ngomongin lo bego!"

"Tau apa lo?" Seseorang menyita perhatian mereka.

Mahesa tersenyum miring." Angkasa? Wah! Apa kabar brother? Lama nih nggak ketemu sama udik kesayang gue."

Basa-basi taik.

"Ayo pulang!" Cowok itu menggenggam tangan Adelia erat.

Mahesa menggeram,wajah Cowok itu memerah menahan amarah. Bisa-bisa nya adik kelasnya yang satu itu membuat nya terbakar api cemburu. Dari dulu tak pernah ada seorang pun yang berani membuat nya terbakar emosi,walau itu Dion sekalipun. Adik kelas udik itu benar-benar ingin bermain api rupanya. Lihat saja,bukan Mahesa namanya kalau ia mudah menyerah.

Tangannya merogoh saku celana nya mencari sebuah ponsel,menekan-nekan untuk mencari sebuah kontak.

"Lo dimana?"

"Apaan? Gak usah basa-basi."

Mahesa terkekeh. "Buset lo,lagi ngapain sih lo? Sensi amat. Lagi nganu ya lo?"

"Gak guna. Gue matiin."

"Eh-bentar. Lo tuh ya lama-lama makin ngeselin. Gue butuh batuan lo."

Halah taik. Gue udah tau,gak usah khawatir semua nya bakal beres. Gue mau tidur. Bye!"

"Lo emang temen terbaik gue Ries. Kok lo udah tau sih? Jangan-jangan kita kembar lagi. Asik bener punya kembaran kaya hahahaha."

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang