SOULMATE.

36 2 0
                                    

Typo bertebaran!

Happy Reading !

"Kak Mahesa ngapain di sini?" Terkejut melihat Mahesa yang sudah stay cool di depan mobilnya.

Cowok itu menebarkan senyum yang mampu melumpuhkan sejuta umat." Mau jemput lo."

Adelia menatap Mahesa bingung." Tapi Saya nggak minta di jemput,lagi pula saya mau naik motor."

Bahu Mahesa meluruh." Yaah,salah ya? Harusnya gue bawa motor tadi! Gue pikir Lo nggak suka kena debu atau apalah."

"Bukan gitu Kak,maksud saya. Saya mau berangkat sendiri naik motor saya."

"Lo bisa naik motor?" Adelia mengangguk.

"Yaudah naik motor lo aja!" Adelia melotot dan langsung menggeleng cepat.

"Nggak Kak! Saya maunya berangkat sendiri!"

"Tapi gue maunya berangkat bareng!" Keukeuh nya.

Adelia berdecak,seniornya yang satu ini memang keras kepala.

Adelia menghela nafasnya sebelum mengangguk pasrah. Sementara itu Mahesa tersenyum senang,Cowok itu mengulurkan tangannya. Adelia menatap Mahesa bingung.

"Mana kunci motor lo?" Adelia pun menyerahkannya.

Mahesa pun menduduki jok motor Adelia,terlihat lucu karena tubuh Mahesa yang terbilang tinggi. Sedangkan motor Adelia hanya cocok untuk orang berada pendek seperti Adelia.

"Mobil Kakak gimana?" Tanya nya.

"Disini aja dulu,ntar gue minta Dion suruh ambil." Adelia pun mengangguk dan menoleh kebelakang kemudian berteriak.

"MANG JAJANG! TITIP MOBIL DI DEPAN YA!" Tak lama sosok lelaki tua pun muncul dari balik gerbang.

"Siap Neng." Mang Jajang mengacungkan jempolnya.

"Lo bisa teriak juga." Kata Mahesa.

"Kenapa emang? Teriak juga manusiawi kali." Balas nya.

"Oh,lo manusia? Gue kira bukan." Adelia menatap Mahesa dengan mata memicing.

"Maksud Kakak apa ya?" Tangannya terlipat di dada.

"Gue kira lo bidadarinya bumi." Adelia memutar bola mata malas.

"Jangan kebanyakan makan micin Kak. Otak nya jadi ginikan." Kemudian Adelia mengambil helm dam memakainya.

"Anjir,gue di katanya bego." Gumamnya.

"Ayo Kak!" Seketika Mahesa pun sadar,lalu menatap Adelia.

Cowok itu membulatkan matanya kala melihat Adelia yang duduk di depan memegang stir. Perasaan  tidak enak menghampirinya. Jangan-jangan ia harus membonceng gadis itu? Ini tidak bisa di biarkan,bisa turun harga diri Mahesa sebagai pangeran Galaksi.

"Lo ngapain di depan? Gue yang nyetir." Adelia menggeleng.

"Nggak mau! Nanti kalo Kakak nabrak gimana? Kalo ngebut gimana? Adelia masih sayang nyawa Kak." Mahesa berdecak.

"Nggak. Lo turun! Duduk di belakang!"

"Nggak mau!"

"Turun!'

"Nggak mau titik."

"Gue cium lo!" Seketika bibir Adelia terkantup.

Mahesa menyeringai. Cowok itu merasa kalau sudah menemukan kelemahan gadis kesayangannya. Dan mungkin Mahesa akan menggunakan ancaman seperti ini untuk beberapa saat tertentu.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang