kisah percintaan Ricis dan Atta. ini hanyalah Fanfiksi dan rekaan penulis saja. Doakan mereka benaran berjodoh,karena di dunia wattpad mereka tidak terpisahkan.
RICIS
Dia lelaki yang berarti bagiku, aku sulit melupakannya walaupun dia menyakitiku. k...
Jangan lupa klik gambar bintang sebelum membaca karena menvoting itu gratis... Tuliskan komennya juga ya...semangati aku doooong... Wokey,Enjoyyyyyy!!!
Shasa_Ara 🙏🙏🙏🙏
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kau datang dengan pesonamu Ketika ku ingin melupakanmu Dan pesona itu kembali menghipnotis hatiku.
◇RICIS◇
Aku masih terkesiap membisu menatap sosok pria yang teramat kurindukan itu. Dia dengan tersipu sambil mengusap rambutnya tersenyum ke arah kami dan perlahan berjalan mendekatiku.
"Get well soon, cis..." dia memberikan sebuket bunga mawar yang segar. Aku senang banyak yang memberikan bunga mawar mulai dari Vaso, Dhani dan Atta. Namun bunga yang diberikan Atta memiliki arti tersendiri bagiku. Aku sangat suka jika dia yang selalu memberikan bunga untukku seperti dulu.
"Makasi bang..."
Atta mengambil posisi duduk di dekatku. Namun dia tidak berbicara sedikit katapun, sehingga suasana canggung ini sedikit menyesakkanku, Aqila dan Maria pun jadi ikut tertular rikuh.
"Andra mana, ta?" Maria membuka percakapan.
"Di rumah lagi membantu Egy mengedit."
"Ooo jadi lu kesini sendiri?" Tanyanya lagi.
Atta mengangguk. Lalu suasana kembali hening, Atta menatapku sesekali menunduk memainkan jemarinya.
Sepertinya dia canggung karena ada Aqila dan Maria. Aku memberi isyarat kepada Aqila dan Maria untuk keluar dulu.
Dan Alhamdulillah sepertinya mereka menangkap maksudku. Tapi mereka langsung pamit pulang dan itu membuatku sedih karena aku mengira mereka hanya akan menunggu di luar sebentar sampai Atta pulang tapi ya aku mengerti, dengan dalih mau buat konten youtube mereka cengengesan pamit pulang, yaahh...begitulah sesama youtuber kami memiliki kesibukan masing masing. Alhamdulillah mereka sudah menyempatkan waktu untuk membesukku. Dan itu sudah sangat menghiburku.
Setelah mereka keluar, aku dan Atta saling menatap. Jantungku tiba-tiba berdegup kencang, aku tersenyum kikuk begitu juga dirinya.
"Gimana keadaanmu setelah operasi?"
"Ya begini deh bang..."
"Sakit nggak?"
"Ya lumayan bang..."
"Oh berarti nggak usah terlalu banyak bicara dulu."
Aku mengangguk.
"Istirahatlah dulu.."
Aku terhenyak sendiri. Omongannya lembut tatapannya juga adem. Aduuuh ada apa dengan Atta hari ini?
Dia kemudian sibuk mengetik sesuatu di layar ponselnya.
